Empat orang budak sedang berdiri dan mengipaasi ratu tua yang tertidur di atas singgasananya. Ia mendengkur. Di atas pangkuannya terbaring seekor kucing yang mendengur dan memandang malas pada budak-budak itu.
Budak pertama berkata, “Jelek benar Ratu tua ini selagi tidur. Lihat mulutnya yang kisut, dan nafasnya… seperti di cekik setan dia..”
Kucing menggeram dan menyahut, “Tapi engkau budak, walaupun terjaga, dua kali lebih jelek dari dia.”
Budak kedua berkata, “Dia kira, tidurnya dapat menghaluskan kerut-merut di mukanya, tapi sebenarnya maalaah jutru membuatnya wajahnya bertambah kisut. Pasti dia sedang mimpi buruk..”
Kucing mendengus tidak senang, “Engkau boleh tidur juga, budak. Dan memimpikan kebebasanmu.”
Budak ketiga berkata, “Barangkali ia sedang menonton arak-arakan manusia yang telah di bantainya..”
Kucing menggeram kesal, “Ah, dia hanya menonton arak-arakan nenek moyangmu dan keturunanmu..”
Budak ke empat berkata, “Memang menyenangkan membicarakan dia, tapi itu tidak mengurangi kelelahanku karena berdiri dan mengipasinya..”
Kucing mendengus lagi, “engkau perlu mengipasi apa yaang kekal, baik yang ada di bumi ataupun yang ada di surga..”
Lalu kepala si ratu tua tergolek, hingga mahkota di kepalanya terjatuh. Salah satu budak tersentak kaget, “ini pertanda buruk!”
Kucingn menggeram, “pertanda buruk bagi seseorang berarti pertanda baik bagi orang lain..”
Budak kedua menyahut, “bagaimana jika dia terjaga dan mengetahui kalau mahkotanya jatuh? Tentu dia akan membunuh kita..”
Budak ketiga menyela, “Betu;, Dia pasti akan membantai kita dan menyebutnya sebagai korban untuk dewa-dewa..”
Kucing mendengus, “hanya orang-orang lemah yang di korbankan untuk dewa-dewa..”
Budak ke empat menyuruh ketiganya diam. Dengan tenang dia memunggut mahkota yang terjatuh itu dan meletakkannya kembali ke kepala ratu tua.
Kucing berkata, “hanya budak saja yang memasangkaan kembali mahkota yang jatuh..”
Sesaat kemudian sang Ratu terjaga. Smabil menguap, dia memandang budak-budaknya dan berkata, “kukira aku tdai berminpi. AKu melihat 4 elat di buru oleh kelajengking di sebatang kayuk Ek tua. Sunggu memuakkan mimpi itu..” Setelah berkata begitu, Ratu tua tertidur kembali.
Kucing menyahut sembari mendengus, “kipas terus, kipas terus Goblok!! Engkau mengipasi api yang kelak akan menjilatimu sampai habis…”
Kahli Gibran dalam Sang Pralambang