Sinopsis Gangaa episode 81 by Meysha Lestari. Gangaa dengan bersemangat memberitahu Sagar kaalau dirinya akan melakukan apapun yang di suruh tuan, “suatu hari aku akan memiliki segalanya, seperti yang kau miliki dan teman-temanmu miliki.” Mendengar itu, Sagar keluar dari kamar dengan gusar.
Gangaa berjalan mondar-mandir sambil bertanya-tanya, “benarkan tuan akan mengirimku kesekolah jika aku menulis karangan? Tuan tak pernah bohong!” Gangaa ingat bagaimana dia melihat anak-anak bermain di sekolah Sagar dan bagaimana mereka menertawakannya ketika dia berbicara Hindi padanya. Gangaa bertekad, “aku akan menulisnya. Aku akan belajar giat. Aku akan mulai bicara bahasa ingris yang fasih seperti Sagar dan teman-temannya. AKu akan bermain permainan baru. AKu akan menjadi puteri dalam drama dan aku akan selalu menang. AKu harus menulis karangan sebelum tuan kembali.”
Gangaa berada di dapur, Dia berpikir dan menulis, “aku hanya punya seorang ayah tapi dia juga pergi meninggalkan aku. Lalu aku bertemu banyak orang. Tuan, Nyonya, Kak Pulkit, nenek…” Gangaa sadar kalau dia juga harus menuliskan nama Sagar juga. Gangaa menggantinya dengan nama Maharaj Ji. Maharaj Ji menoleh kearah Gangaa. Maharaj berpikir Gangaa memanggilnya tapi jelas dia melihat kalau Gangaa sedang fokus menulis karangan. Gangaa menatap Maharaj dan berkata, “kau juga keluargaku.” Maharaj terharu, “kau pikir aku juga keluargamu?” Gangaa mengangguk, “jika ayahku punya kakak dia pasti seusia dengan anda.” Nenek memanggil Maharaj, “Koki, Prabha ada di sini, bawakan serbat untuknya.” Maharaj dengan penasaran bertanya apakah Gangaa akan menulis tentang Prabha juga? Gangaa mengangguk, “aku akan mneulis tentang dia yang setiap kali datang selalu memingta sesuatu untuk di makan atau di minum.” Maharaj tersenyum geli, “jangan menulisnya, nanti dia memarahimu!” Setelah berkata begitu, Maharaj segera pergi mengantar serbat untuk Prabha.
Omkar hendak pergi ke Gazipur untuk membawa perhiasan dari Suman untuk Babli. Omkar berpamitan pada nenek, “mereka adalah restu untuk Babli. AKu akan memberikannya pada Babli di waktu yang tepat. Aku akan kembali sore hari.” Nenek mendoakan Omkar agar selamat di perjalanan. Omkar kemudian pergi.
Nenek kesal melihat Prabha mengunyah buah-buahan. rata melihat itu dan hendak bangkit memberitahu Prabha. Tapi nenek mencegahnya, “biarkan saja, dia seperti berada di rumah sendiri.” Yash pergi ke dapur karena lapar. Dia melihat gangaa yang sedang menulis dan bertanya, “apa yang kau lakukan di sini?” Gangaa balik bertanya. Yash merebut buku catatan Gangaa dan membacanya… ~nenek sangat disiplin tapi manis. Tuan sangat sederhana…~” Yash menertawakan Gangaa dan mengatainya gila. “kau tak tahu apa-apa.” Yash mengatakan kalau dirinya tahu segalanya, “ayo, biar aku yang menuliskan.” Gangaa menolak, “tuan memintaku untuk menulis karangan tentang keluargaku.” Yash memberi alasan kalau keluarga hanya menyukai anggota keluarganya saja, “cari tahu tentang mereka dulu baru menulisnya.”
Prabha sedang bicara dengan nenek tentang Gangaa, “bagaimana kalau gadis itu mati? kalian semua pasti akan mendapat masalah besar! Gadis itu memakan semuanya tanpa berpikir. Dia aselamat kali ini, tapi bagaimana kalu dia mencobanya lagi? Apa yang akan kalian katakan pada polisi tentang dia dan hubungannya dengan kalian?” Madhvi menyela. Nenek juga sedang memikirkan hal yang sama. Prabha menyarankan agar mereka mengusir Gangaa dari rumah, “mengapa menanggung masalah?” Nenek setuju, “aku akanbicara pada Niru begitu dia kemabli dari Allahabad. Ini benar, tak seorangpun merasa tenang sejak dia datang kesini.” Gangaa mendengar percakapan mereka dari balik pilar. Yash mengingatkan Gangaa kalau apa yang dia katakan benar, “cari tahu apa yang mereka pikirkan tentangmu. Sekarang kau harus menulis karangan. Orang-orang sedang berbicara tentang membuangmu keluar dari rumah dan bibi Madhvi mendengarkan saja dengan diam-diam.” Gangaa berkata, “nyonya dapat mengatakan sesuatu. Apa perlunya diam begitu? Mengapa dia hanya berdiri diam?”
Gangaa pergi ke balkon dengan wajah sedih. Yash menghasut Gangaa kalau dirinya benar, “mereka tidak seperti yang kau pikirkan. Mereka akan membuangmu keluar dari rumah suatu hari. Aku akan membantumu menulis. Kau seharusnya menulis seperi ini… ~nenek sangat mudah marah dan sagar juga bukan orang baik. Bibi Madhvi tidak perduli dengan ]orang lain. Kak Pulkit sudah dewasa tapi dia hanya perduli pada dirinya sendiri. Paman Niru tidak sering berada di rumah. Dia menerima apapun yang di akatakan nenek.” Gangaa menggeleng mendengar itu. Tapi Yash menghasutnya terus dengan mengatakan kalau Niranjan sangat suka dengan orang yang jujur, “dia akan suka kalau kau menulisnya.” Yash berpesan agar Gangaa melanjutkan sendiri lalu pergi meninggalkannya. Gangaa menemukan kebenaran di baris terakhir. Dia ingin memperbaikinya, “apa yang seharusnya akau tulis? Apa yang aku pikirkan atau apa yang Yash katakan? AKu mendengar percakapan nenek dan nyonya. Tapi nyonya diam saja. Aku tidak mengerti semuanya…”
Madhvi mengatakan menu apa yangharus di masak untuk makan malam. Ratan ingin pamit pulang, tapi Prabha menahannya. Omkar dengan kembali dengan wajah sedih, nenek melihatnya. Omkar mulai memainkan dramanya, “aku telah kehilangan segalanya. Semuanya telah berakhir. Babli tidak akanbisa menikah sekarang. Rekan kerjaku mencuri semua perhiasan Suman dan melarikan diri. Dia tidak meninggalkan apa-apa. SUdah berahir!” Semua orang terhenyak. Omkar melanjutkan, “kami bekerja sama. Kami semua punya kunci locker. AKu tidak tahu meeka akan mengkhianati kepercayanku. Pertunangannya besok, semua tamu akan ada di sini. bagaimana aku akan menghadapi mereka? Tidak..tidak! AKu tidak akan membiarkan hal ini terjadi. AKu akanbicara terus terang pada mereka. Pernikahan ini tak akan terjadi.” Nenek ingin mencarikan jalan keluar, tapi Omkar tetap pada keputusannya, “kita tidak akan bisa melakukan apa-apa sekarang. Peraampok itu tidak akan menyerahkannya kembali. Benda itu adalah restu dari ibu Babli dan kehormatanku. Bagaimana aku bisa menajalani semua ini sekarang? Lebih baik memutuskan hubungan ini atau kita akan kehilangan kehormatan di depan calon mertua Babli.” Nenek menyarankan agar Madhvi memberikan beberpa perhiasannya, “ini kan cuma tentang perhiasan.” Prabha ingin mengatakans esuatu, tapi Ratan melarangnya. Omkar bertanya apakah nenek akanmemberikan perhiasan menantunya pada anaknya, “ini tidak boleh terjadi.” nenek memaksa, “sudah kewajiban menantu untuk membantu keluarga saat dalam masalah. Ini hanya perhiasan. Jika pertunanagn terputus maka ini akan menjadi aib bagi Babli. Madhvi akan memberikan perhiasannya, jangan kahwatir!” Omkar dengan wajah pura-pura sedih mengucapkan terima kasih. Madhvi menatapnya dengan marah. nenek menyuruh Madhvi mengambil perhiasannya sehingga Omkar bisa memilih untuk di berikan pada Babli. madhvi menurut dengan enggan. Nenek mengikutinya.
Niranjan pulang. Dia bertemu Gangaa yang berdiri di sudut sambil memegang buku catatan. Niranjan memanggilnya. Gangaa dengan lugu bertanya, “mengapa tuan pulang lebih awal?” Niranjan bertanya sambil tersenyum, “apakah kau tidak senang melihatku?..Oh kau belum menyelesaikan tugas yang kuberikan padamu ya? tak masalah, aku akan memberimu lebih banyak waktu. AKu pulang awal karena ingin mendengar karanganmu malam ini. Pergi dan lengkapi.” Niranjan menepuk kepala Gangaa penuh kasih sayang lalu pergi. Gangaa masih berpikir apa yang akan dia tulis, “tuan ingin mendengarnya malam ini…” Sinopsis Gangaa episode 82 by Meysha Lestari