Sinopsis Gangaa episode 145 by Meysha Lestari. Pulkit minta maaf pada ayahnya, “ayah harus menghadapi banyak masalah karena diriku. Terima kasih karena sudah mendukungku!” Niru mengucapkan Saloni karena telah menarik pernyataanya kembali. Mereka melihat Gangaa berdiri disana. Niru dan sagar pergi mendekatinya dan bertanya, “apa yang kau lakukan di sini?” Saloni meminta maaf pada Pulkit atas apa yang sudah terjadi.
Gangaa memberitahu Niru kalau preman-preman itu merebut CD darinya dan kabur. Gangaa lalu menceritakan apa yang baru saja terjadi. Niru memarahi Gangaa karena keluar dengan membawa CD itu, “apa perlunya membawa CD itu kesini dan bicara dengan orang sembarangan? Apakah kau tahu apa yang sudah kau lakukan?” Gangaa mengatakan kalau dirinya hanya ingin membantu Pulkit, “aku tak ingin ada kasus baru. Hal buruk akan terjadi pada kalian semua kalau tuan menghukum mereka yang telah membunuh ayahku. AKu tak menginginkannya. AKu datang untuk memberikan CD itu dan memintamu meninggalkan kasus itu.” Niru bertanya apakah semua itu terjadi karena keinginannya, “banyak orang mati dalam kecel;akaan itu. Banyak rumah hancur. Apakah mereka tidak menginginkan keadilan? Katakan pada mereka sekarang kalau meeka tidak menginginkan keadilan. Jangan gunakan otakmu kalau kau tidak mengerti sesuatu. kau melakukan kesalahan besar karena sifat kekanakanmu. Kita punya bukti penting tapi kita kehilangannya sekarang. Semua karena dirimu. Kita kembali ke jalan buntu!”
Ratan coba untuk menghubungi no Nru tapi tidak bisa tersambung. Semua yang di rumah mencemaskan Niru. Nenek ngomel, “Ganga kembali dan mulai menangis. Sekarang dia sudah berubah jadi batu! Niru tidak bisa di jangkau!” Niru datang. Madhvi bertanya padanya tentang Pulkit, “di mana dia? Aku sudah bilang agar mendengar kata-kata nenek tapi kau tidak mau menedngar. Katakan padaku, di mana anak ku?” Pulkit masuk dan menyahut, “aku baik-baik saja, bu.” Semua orang menghampirinya. Madhvi melihat luka Pulkit. Dia sangat mencemaskan Pulkit tapi meyakinkan semua orang kalau anak nya tidak apa-apa. Sagar memberitahu semua orang kalau preman MLA memukulinya. Seluruh keluarga terkejut. Madhvi menghampiri Niru danberkata, “kau dengar apa yang di lakukan MLA pada Pulkit sebelum menyerahkan dia ke kantor polisi? Apakah kau masih tak mau melepaskan kasus ini?” Prabha bilang kalau itu tak akan terjadi, “aku dan kaluargaku akan pergi sekarang. Aku tak akan membahayakan hidupku agar orang lain bisa mendapat keadilan.” Madhvi setuju dengan pendapat Prabha, “apa gunanya berjuang untuk sesuatu yang bisa menghancurkan orang lain? Gangaa tidak akan mendapatkan apa yang sudah hilang, tapi akankah kau membahayakan seluruh nyawa anggota keluargamu?” Niru akhirnya setuju, “aku tidak punya bukti sekarang karena Gangaa. Tak ada gunanya melawan kasus ini sekarang.” Niru beranjak pergi.
Gangaa duduk di sudut kamar dengan sedih. Dia teringat saat-saat pertama ketika di amasuk kerumah Chaturvedi dan sekarang Niranjan marah padanya, “maafkan aku tuan! AKu telah menciptakan masalah besar untukmu. Aku hanya ingin menyelamatkan kak Pulkit tapi aku malah menghancurkan semuanya. Aku telah membuat kesalahan besar!”
MLA sangat marah pada Saloni karena menandatangani peryataan yang mendukung Pulkit, “aku tidak suka orang itu sama sekali.” Saloni menentang MLA, “aku tahu semuanya. Ayah melakukan kejahatan. Ayah punya masalah dengan ayah Pulkit bukan dengan dia. Ayah memasukan Pulkit ke penjara agar paman Niru tidak bisa melawan kasus itu. AKu tidak menyangkah kaalau ayahku bisa melakukan hal serendah itu!” MLA menampar Saloni dan mengurungnya dalam kamar. Chandan coba meminta ayahnya agar membebaskan kakakknya. MLA menyuruh Chandan masuk ekakamranya. MLA memberitahu Saloni kalau pintu kamarnya akan terbuka setelah dia bsia memasukan Saloni ke sekolah asrama. Saloni menolak untuk pergi kemana saja. MLA melangkah ke ruang tamu saat dia melihat anak buahnya, “beraninya kau datang kesini sekarang?” Preman memberikan CD pada MLA. MLA melihat Cd itu dan terlihat gembira. Dia memuji anak buahnya karena telah melakukan pekerjaan yang baik, “sekarang kasus ini sudah berakhir. Niru yanng malang!”
Niru duduk diam sambil minum teh. Nenek senang karena CD itu sudah tidak ada di dalam rumah, “untungnya..Pulkit juga sudah kembali.” Prabha menunjukan kecemasan palsu. Nenek menyebut itu sebagai kehendak tuhan maka CD itu bisa keluar dari rumah, “kalau tidaak akan membawa masalah bagi kita semua. Memang bagus membantu orang lain tapi kau juga harus menjaga keluargamu sendiri. Kerja sosial seperi tidak akan memberimu apa-apa.” Niru beranak keatas tanpa bicara apa-apa. Sagar melihat segalanya. Madhvi menyuruh Sagar makan. Sagar bertanya pada Madhvi, “apakah papa marah Gangaa?” Madhvi tidak menjawab.
Sagar berjalan ke pintu sambil memikirkan tentang reaksi ayahnya pada Gangaa, “aku juga akan melakukan hal yang sama jika aki ada dalam posisinya. Gangaa tidak melakukan itu dengan sengaja.” Seorang pria tua dengan koran di tangan menghampiri Sagar. Ada foto Gangaa di koran itu. Sagar menatap foto itu lalu memandang pria itu. Dia adalah ayah mertua Gangaa. Dia memperkenalkan dirinya pada Sagar, “aku ayah mertua Gangaa. Di amenikah dengan anakku, tapi anakku sudah mati dalam kerusuhan di Ghaat. Aku meninggalkan dia waktu itu tapi sekarang aku ingin membawanya pulang.” Sagar berpikir tentang ayahnya dan neneknya yang sedang marah pada Gangaa, “jika mereka tahu tentang ini, mereka pasti akan mengirim Gangaa pergi. Itu tidak boleh terjadi.” Sagar memberitahu ayah mertua Gangaa kalau Gangaa tidak tinggal di rumahnya, “nenek ku juga janda. Di amengenakan saree putih. Gadis ini tidak tinggal di sini.” Sagar mengambil surat kabar dan meminta no telp ayah mertua Gangaa, ‘aku akan memberitahu anda kalau ada info tentang dia.” Ayah mertua gangaa setuju dan peri dari sana. Sagar berpikir keras, “bagaimana kalau dia datang lagi dan melihat gangaa? Ini akan jadi masalah besar!”
Prabha dan Yash henak kembali ke rumahnya. Prabha berteriak keras sekali agar seseorang menahannya. Tapi nenek malah menyuruh Maharaj Ji memanggilkan becak karena Prabha ingin pulang. Maharaj Ji menaawarkan diri untuk mengantarnya sampai depan dimana dia bisa menapatkan becak. Mehri malah menyarankan maharaj agar mengantarnya sampai rumah. Madhvi juga berkata agar Prabha menelponya begitu tiba di rumah. Dengan sedih Prabha meninggalkan rumah Chaturvedi.
Sagar menunjukan foto Gangaa di koran pada nenek, “aku tidak menang kompetisi, maka fotomu tidak ada di surat kabar. Sekarang dia akan semakin somboing. Aku tidaak menyukainya sama sekali, Aku tak mau dia ada di sini!” Nenek dan Madhvi coba menenangkan Sagar. Sagar bilang di atak mau teman-teman mengejeknya di perayaan ulang tahunnya, “kirim dia kaman saja selama beberapa hari ini. Dia juga telah memberikan CD yang penting pada preman-preman itu. Ku mohon nenek, suruh dia pergi dari sini.” Madhvi coba membuat Sagar mengerti, tapi nenek membela Sagar. Nenek setuju untuk mengabulkan permintaan Sagar, “itu ulang tahunmu maka kau boleh memutuskan apapun yang kau inginkan. Kita akan mengirimnya ke suatu tempat selama beberapa hari. Aku akan memikirkan itu.” Sagar berpikir bahwa sekarang ayah mertua Gangaa pasti tidak akan bisa membawa gangaa pergi denganya karena dia tidak akan ada di rumah… Sinopsis Gangaa episode 146 by Meysha Lestari