Sinopsis Gangaa episode 39 by @MeyshaLestari (23 April 2015/19-12-2015). Niranjan menasehati Madhvi agar setelah ini berhati-hati, “apapun yang datang kerumah atas namaku, ahrus segera sampai padaku, kapan saja.” madhvi mengangguk. Gangaa menatap semua itu dari jauh. Niranjan dan Raghav Ji kemudian masuk kedalam. Nenek merasa Niranjan aneh, Gangaa yang berbuat salah tapi dia malah marah pada yang lainnya. Semua orang segera bubar untuk melakukan pekerjaanya. Gangaa memeluk pilar dengan kuat, coba menyembunyikan diri dinelakangnya. Nenek melihat kearahnya tapi tak melakukan apa-apa, dia beranjak pergi. Sagar juga melihat Gangaa, tapi dia malah pergi ke arah yang berlawanan.
Sagar pergi kedapur untuk menemui ibunya, “apakah papa akan memaafkan Gangaa? bagaimana bisa gadis malang itu tahu betapa pentingnya dokumen itu? AKu akan mengatakan semuanya pada papa.” Madhvi melarangnya, “papamu sedang banyak masalah, jangan menambah masalah lagi.” Gangaa mendengar percakapan itu.
Maharaj Ji membawa teh dan snack ke ruangan Niranjan, tapi Sagar menghentikannya, “jangan pergi kesana sekarang ini. Kau datang terlambat di pengadilan, papa pasti marah padamu.” Maharaj merasa kalau kata-kata Sagar benar dan memberikan nampan padanya. Sebagai gantinya, Sagar memberikan nampan pada Gangaa dan menyuruhnya mengantarkannya pada Niranjan, “katakan semuanya pada papa dan jangan lupa minta maaf juga.” Gangaa mengangguk.
Raghav Ji meminta Niranjan agar tidak khawatir, “setidaknya kita sudah siap untuk sidang selanjutnya.” Niranjan setuju, “aku berteriak pada Madhvi tanpa alasan.” Gangaa masuk sambil membawa nampan. Raghav Ji mengambil nampan itu dari Gangaaa. Niranjan dan Gangaa saling pandang. Gangaa meminta maaf padanya, “pekerjaan anda terhampat karena kesalahanku.” Niranjan mengoreksi kata-kata Gangaa, “bukan terhambat, hanya di tunda untuk sementara waktu. Tidak apa-apa.” Gangaa terlihat lega dan kagum. Niranjan tersenyum danmenepuk pipi Gangaa penuh kasih. Niranjan menasehati Gangaa agar lain kali kalau ada dokumen seperti itu segera di berikan padanya, karen aitu dokumen penting seperti yang tertera di sampulnya. Gangaa mengatakan kalau dirinya tidak bsia membaca. Niranjan terkejut. Gangaa memberitahu Niranjan kalau dia bisa membaca tapi sangat sedikit. Niranjan bertanya apakah Gangaa pernah pergi ke sekolah?” Gangaa menggeleng, “bapak telah mendaftarkan namaku di sekolah desa, tapi….” Niranjan megajak Ragjav pergi dengan dirinya sekarang juga. Raghav menurut. Gangaa melihat saja dengan tatapan tak mengerti…
Malamnya, nenek sedang mendidihkan susu. Gangaa datang. Nenek memarahinya karena telah menciptakan banyak masalah di rumah, “Niru bisa kalah dalam kasus ini karena dirimu.” Gangaa hendak pergi untuk mencuci peralatan puja ketika Niranjan menghentikannya, “aku harus bicara denganmu tentang sesuatu, ayo duduk sini!” Gangaa menurut, dia duduk didepan Niranjan. Niranjan menatap Gangaa dan bekata, “aku telah pergu keluar besama Raghav Ji untuk mengatur agar kau bisa belajar juga.” Nenek kaget dan bertanya dengan ketus, “kau punya uang lebih hingga mau menghabiskan untuknya? Siapa yang akan mengerjakan pekerjaanku kalau dia sekolah? Seorang janda tidak ada hubungannya dengan sekolah. Beritahu pendeta untuk mengajarinya membaca kitab suci. Itu akan lebih baik!” Nirajan berkata, “itu akan terjadi kemudian. Tapi Gangaaa harus belajar dulu. Saat ini, pendidikan sama pentingnya seperti makanan untuk bertahan hidup. Gangaa harus pergi belajar.” Nenek menentang keputusan Niranjan, “Gangaa bagaimanapun juga selalu punya pemikiran yang berbeda. Belajar seperti itu akan semakin membuatnya tambah berbeda. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku tidak akan membiarkan kau melakukan sesuatu sesukamu!” Nirajan tetap pada keputusannya, “tak ada yang bisa menghentikan aku kali ini. Aku tidak akan mendengarkan siapapun dalam masalah ini. Gangaa akan pergi sekolah!” Nenek terhenyak kaget, “kau mengancamku?” Niranjan menyangkal, “ini bukan peringatan, ini pendapatku!”
Nenek memanggil Madhvi sambil keluar kamar. Dia memprotes cara Niranjan bicara padanya. Semua orang keluar mendengarkan. Kata nenek, “kalau anakku sendiri tidak mau mendengarkan aku lalau mengapa orang lain mau mematuhi kata-kataku?” Nenek berteriak keras sekali. Niranjan memberitahunya tapi sia-sia. Mereka sama-sama bersikeras dengan pendapat masing-masing. Niranjan memberitahu nenek pentingnya pendidikan sedang nenek melarang Gangaa belajar selain kitab suci, “kau menyamakan gadis ini dengan cucu ku?” Niranjan beralasan kalau semua anak mempunyai hak yang sama untuk belajar, “aku tidak akan setuju denganmu apapun yang terjadi, Gangaa harus peri sekolah!” Nenek mengancam tidak mau makan dan minum jika Niranjan tidak setuju denganya, “aku akan berpuasa mulai sekarang.” Niranjan membiarkan nenek memilih sendiri, “akhirnya akan seperti biasa, tapi kali ini aku tidak akan terperangkap dengan pemerasan dengan perasaanmu, bu.” Niranjan segera beranjak pergi. madhvi mengikutinya dan coba untuk bicara padanya. Nenek menyalahkan Gangaa karena telah menciptakan begitu banyak gangguan dalam rumah mereka, “aku sudah meramalkan ini dulu. Tapi aku hanya akan menanggung dosa semua orang.” Nenek menatap Gangaa dengan tajam.
Madhvi mencoba membuat Niranjan mengerti kalau bicara begitu pada ibunya tidak benar, “nenek pasti terluka. Kita juga pasti akan merasakan hal yang sama kalau Sagar atau Pulkit mengaatakan hal yang sama dan kita berada pada posisi nenek.” Niranjan mengatakan kalau dirinya juga tidak menyukainya tapi dia tahu kalau dirinya benar. Madhvi memberitahu Niranjan kalau nenek butuh waktu untuk mencerna segalanya, idenya memang agak kolot.” Niranjan berkata kalau dirinya tdiak bsia menunggu sampai mental nenek berubah dan membiarkan Gangaa diam di rumah hingga saat itu, “bagaimana kalau dia menanyakan hal ini ketika dia dewasa nanti?” madhvi meminta Niranjan agar lebih lembut dan sopan pada nenek, “kalian berdua sama-sama kesal dan tidak mau saling mengeri. kau tahu betapa keras kepalanya dia? Aku khawatir kalau dia mungkin akan memenuhi ancamannya. Dia sudah tua. Tubuhnya tidak kuat lagi. bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?” Niranjan terlihat berpikir.
Pulkit menjelaskan alasan dibalik kata-kata nenek pada Sagar dan Gangaa, “ini akan menjadi puasa tanpa batas.” Sagar tahu kalau papanya sangat ketat dalam hal pelajaran, dia tidak akan mendengarkan orang lain dalam masalah ini, “dia bahkan tidak akan mendengarkan nenek. Lalu apa yang akan terjadi nanti?” Gangaa tiba-tiba keluar dari kamar ..
Niranjan memutuskan akan bicara pada nenek besok pagi, “aku akan mencoba lebih tenang danlembut saat bicara padanya.” Gangaa masuk dan menghampiri Niranjan, “kenapa anda bertengkar dengan nenek karena saya? nenek benar. Siapa yang akan membantu nenek kalau saya sekolah? Biayanya pasti sangat mahal, kan? Biarkan saja.” Niranjan meminta Gangaa agar tidak menghawatirkan biaya, “ini tugasku.” Gangaa tidak mau Niranjan melakukan sesuatu yang membuat nenek marah, “sudah kewajibanku untuk membantunya.” Niranjan meyakinkan Gangaa kalau dirinya akan bicara pada nenek besok pagi. Gangaa meminta Nirajan agar melupakannya, “dan lagi tidak penting bagiku untuk belajar.” Niranjan dengan tatapan meyelidikbertanya, “apakah ada alasan lain sehingga kau mengatakan itu?” Gangaa diam sebentar lalu berkata, “nenek akan tidak mau makan dan bisa jatuh sakit. Saya tidak menyukainya.” Madhvi berkata kalau nenek sedang marah saat mengatakan semua itu. Kita tidak akan duduk diam dan melihatnya dengan diam kalau dia melakukan hal seperti itu.” Niranjan juga meyakinkan Gangaa kalau semuanya akan baik-baik saja besok pagi. Gangaa bersikeras tidak mau pergi kesekolah. Niranjan menghentikannya, “semua harus sekolah. Kau juga harus sekolah seperti Sagar dan Pulkit. bapakmu telah mendaftarkan namamu disekolah jadi mengapa kau tak mau pergi? Katakan padaku alasannya?” Gangaa menjawab kalau dirinya tidak benar-benar ingin belajar… Sinopsis Gangaa episode 40 by MeyshaLestari