Sinopsis Ashoka Samrat episode 221 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 221 by Sally Diandra. Di dalam hutan, akhirnya setelah bertarung satu sama lain dengan sekuat tenaga dan penuh perjuangan yang keras, Ashoka berhasil membunuh Dastan, sementara itu Dharma yang terus menerus berdoa pada Dewa sambil membunyikan lonceng, tiba tiba jatuh pingsan. Keesokan harinya, Bindusara menunggu Ashok “Ini sudah hampir terlambat, Samrat ,,, kita seharusnya tidak menunggu dia lagi, sudah banyak orang yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir untuk Chanakya, jadi akan sangat salah kalau kita membiarkan mereka tetap menunggu tanpa kepastian seperti ini, lagipula nanti jenazah Chanakya akan sangat buruk bila dibakar” Bindusara akhirnya menyetujui ucapan Khalatak “Buatlah persiapan untuk upacara kremasinya yang terakhir” ujar Bindusara, tepat pada saat itu, Bindusara melihat Ashoka sedang menuju ke istana dengan kudanya, Bindusara dan semua orang merasa senang begitu melihat kedatangan Ashoka. Ashoka segera meleparkan mayat Dastan ke tanah, Bindusara sangat bangga pada anaknya ini, mereka kemudian saling berpelukan, dari kejauhan Dharma juga sangat bangga melihat Ashoka “Lalu bagaimana dengan Mir ?” Helena menyela kebahagiaan mereka “Semalam Dastan tidak bersama Mir, dia sendirian, rupanya mereka berpisah setelah keluar dari sungai” ujar Ashoka, Helena langsung berkata dalam hati “Mungkin saja Mir memilih jalan yang lain atau mungkin malah dia masih berada di Magadha dan merencanakan persekongkolan lagi” namun sebenarnya Mir telah mati dibunuh oleh Dastan

Akhirnya semua orang keluar dan berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal dan memberikan penghormatan terakhir untuk Chanakya, Dharma, Bindusara, Ashoka dan Radhagupta menangis melepas kepergian Chanakya, semua orang memberikan bunga pada jenazah Chanakya satu per satu, Bindusara mengumumkan kalau dirinya tidak membiarkan pengorbanan Chanakya berakhir dengan sia sia “Musuh mungkin saja membunuh dirinya tapi ideologinya akan selalu diingat sepanjang masa, dia telah mempersembahkan nyawanya untuk satu impian, impiannya adalah menyatukan negeri India, kita tidak akan pernah menghancurkannya” para prajurit langsung memberikan penghormatan untuk Chanakya “Aku juga sangat menginginkan itu, semakin besar dan bersatunya negeri India maka semakin besar kekuasaan Siamak ashoka cover122nanti” bathin Helena dalam hati, namun Charumitra berfikiran lain “Aku tetap akan membuat Sushima menjadi Samrat yang bisa menguasai negeri India, meskipun Bindusara menentangnya” sementara itu Dharma berterima kasih pada Chanakya “Aku akan selalu berhutang budi padamu untuk semuanya yang telah kamu lakukan hingga akhir nafasku nanti, kamu menyatukan seorang ayah dengan anaknya, kamu telah melakukan banyak hal untuk Ashoka, aku akan melakukan yang terbaik kedepannya nanti” ujar Dharma

Semua orang kemudian menarik gerobak dimana jenazah Chanakya berada, tiba tiba gerobak itu terjebak masuk ke dalam lubang, Ashoka segera mendekat dan mengeluarkan gerobak tersebut dari dalam lubang, semua persiapan kremasi terakhir Chanakya telah dibuat, Bindusara, Sushima dan Ashoka menyimpan potongan kayu yang digunakan untuk membakar jenazah Chanakya, Ashoka menangis sambil melipat tangannya, Khalatak dan Radhagupta menyesuaikan keadaan, Pundit Ji meminta BIndusara untuk melakukan kremasi terakhir Chanakya tapi Bindusara meminta Ashoka untuk melakukannya “Guru Chanakya pasti juga menginginkan hal itu” Radhagupta juga mengangguk ke arah Ashoka membenarkan ucapan Bindusara, kemudian Ashoka mengambil kendi yang berisi air dari tangan ayahnya, Ashoka melakukan ritual terakhir untuk kremasi Chanakya sambil teringat ketika dirinya membunuh Dastan, Dastan mengatakan pada Ashoka kalau dirinya datang kesana untuk membantu kekasihnya “Musuhmu itu ada di dalam istanamu, mereka yang menyayangi kamu, mereka itu lebih bahaya dan pintar dari pada aku”, “Siapa namanya ?” belum juga sempat Dastan menyebutkan namanya, Dastan telah mati ditangan Ashoka “Aku berjanji padamu, guru ,,, aku tidak akan duduk dengan damai sampai aku membalas dendam kematianmu, aku akan menemukan para pembunuh ini, aku pasti akan memberikan kamu gelar Guru Dakshina, aku akan menjadi Samrat, Samrat Ashok ! Ini adalah janji seorang murid pada gurunya” bathin Ashoka dalam hati sambil memanggul kendi berisi air dan memutari jenazah Chanakya beberapa kali, tak lama kemudian tumpukan kayu itupun dibakar sebagai upacara kremasi pemakaman Chanakya yang terakhir kali

Ashoka masih berdiri di dekat tumpukan kayu tersebut hingga semua kayu dan jenazah Chanakya terbakar habis, Radhagupta menghampiri Ashoka sambil memegang bahunya, mereka berdua menatap abu Chanakya “Hari ini aku telah kehilangan arah, guruku telah meninggalkan aku” Radhagupta menolak ucapan Ashoka “Seorang guru tidak pernah meninggalkan muridnya, dia tahu kalau kematiannya akan segera tiba, untuk itulah dia meninggalkan sebuah surat untuk kamu, dia telah memberikan instruksi yang sangat jelas padaku, jika sesuatu terjadi pada dirinya maka aku harus memberikannya padamu” Radhagupta kemudian memberikan surat itu pada Ashoka, Ashoka segera membacanya “Aku telah menemukan seorang anak, cucu dan murid dalam dirimu, seorang guru tidak pernah membedakan muridnya tapi kamu berbeda dari yang lainnya, jika surat ini sampai ditanganmu maka itu berarti aku telah tiada, ingat ! Orang orang ini menginginkan aku dibunuh, kamu harus mengerti bahwa musuh Magadha itu lebih licik dan kejam, kamu harus berada selangkah di depan mereka” Ashoka benar benar penasaran siapa sebenarnya musuh musuh ini “Guru Chanakya biasanya menyebut kalau musuh musuh ini berada didalam istana, kita tidak tahu siapa mereka” sela Radhagupta, kemudian Ashoka kembali membaca surat Chanakya “Motoku adalah membuat masa depan Magadha aman, untuk itulah aku membawamu kemari, karmamu akan menentukan keberhasilanku” tiba tiba surat itu lepas dari tangan Ashoka dan ikut terbakar di tumpukan kayu yang masih tersisa, Radhagupta menyarankan pada Ashoka untuk tetap menjaga nilai nilai kehidupan Chanakya di dalam hatinya “Kita akan segera menemukan musuh musuh ini dan mengikuti jalan yang benar, aku akan bersamamu, Ashoka” kemudian Radhagupta memberikan Ashoka tilak, menggunakan abu Chanakya .. Sinopsis Ashoka Samrat episode 222 by Sally Diandra