Sinopsis Ashoka Samrat episode 211 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, Bindusara masih berdiskusi dengan Chanakya “Samrat, Ashoka tidak mungkin bisa membunuh orang yang tidak bersalah, aku merasa ada seseorang yang menyamar sebagai Agraduta dan membunuh orang orang yang tidak bersalah itu, karena sepanjang yang aku tahu tentang Ashoka, Ashoka tidak pernah serakah pada kekayaan” ujar Chanakya “Tapi Subhadrangi mengatakan padaku kalau Ashoka mengingingkan kekuasaan dan dia merasa tidak aman dengan adanya Sushima, dia meminta aku untuk menjadikan Ashoka sebagai putra mahkota dan mentasbihnya sebagai Samrat penerusku, aku tidak percaya dengan semua yang terjadi ini, kamu bilang agar aku tetap mempertahankan Sushima disini dan mengirimkan Ashoka pergi tapi apa yang akan terjadi setelah itu ?” Bindusara merasa gelisah “Aku merasa Ashoka seharusnya lebih dekat dengan kam u, dengan begitu kamu akan tahu bagaimana tanggungjawabnnya dan juga bisa belajar sesuatu dari kamu, di lain sisi Sushima juga seharusnya diberi tanggungjawab, sehingga dia bisa belajar tentang tugasnya dan memenuhinya” Bindusara mendengarkan dengan seksama saran dari Chanakya “Aku tidak bisa mengerti tentang ini semua, guru”, “Tenang dan sabarlah, semuanya akan pulih tapi kita tetap harus memberikan Ashoka keadilan, Ashoka tidak menyerang Sushima, itu sudah pasti” ujar Chanakya “Ashoka akan di bebaskan segera dan Ahenkara yang menyerang Sushima, itu karena dia tidak memiliki pilihan yang lain lagi, aku akan memaafkan dia juga” ujar Bindusara kemudian berlalu meninggalkan ruangan itu, sepeninggal Bindusara, Chanakya berkata pada dirinya sendiri “Aku harus tahu apa yang terjadi pada Rani Dharma sebelum hubungan Samrat Bindusara dengan Rani Dharma dan Ashoka jadi berantakan, aku harus mencari tahu alasan dibalik perubahan perilaku Rani Dharma” ujar Chanakya
Di tempat Dastan, Dastan mendapat sebuah surat, Noor yang melihatnya mulai berfikir kalau selama ini Helena belum mengirimkan surat lagi padanya, Noor tidak tahu tentang kondisi yang terjadi di istana saat ini, tak lama kemudian Dastan memberikan surat itu ke Noor, Noor segera membaca surat itu yang berisi “kita harus segera membunuh musuh musuh kita” Noor langsung berfikir kalau itu artinya Asoka dan Shusima selamat dan mereka harus segera menyerang sekarang “Kenapa Rajmata Helena mengirimkan surat buat kamu ?” tanya Dastan penuh selidik “Helena itu adalah sekutu kita”, “Orang Yunani tidak bisa bergabung bersama kita ! Orang Yunani telah membunuh adikku, Harsh, aku tidak bisa mempercayai mereka !” ujar Dastan marah “Percayalah padaku, Dastan ,,, Helena tidak akan menyingkirkan kita”, “Kenapa kamu begitu percaya padanya Noor ?” Noor teringat ketika dirinya bersama sama Helena berjabat tangan hanya karena untuk Siamak “Kamu akan tahu segalanya setelah Bindusara mati”, “Aku tidak akan menyerang Magadha !” ujar Dastan kemudian “Kamu tidak bisa menyingkirkan aku begitu saja seperti ini, Dastan” ujar Noor dengan nada memelas “Aku tidak akan menarik kata kataku kembali, aku akan mendapatkan Bindusara tapi dengan caraku, bersiaplah !”
Di ruang sidang, Ahenkara menghadap pada Bindusara “Ahenkara, aku telah berjanji pada ayahmu untuk melindungi kamu, aku minta maaf kalau aku tidak bisa memenuhi janjiku, tidak ada seorang perempuanpun yang di perlakukan dengan tidak hormat, tidak ada ketidakadilan yang seharusnya terjadi pada kalian, jika seorang anak tidak bisa menghargai seorang perempuan maka dia itu memalukan orangtuanya, lingkungan masyarakat yang tidak menghargai perempuan maka tidak akan bisa sukses” Ahenkara hanya terdiam mendengarkan ucapan Bindusara “Sekarang kamu bebas, aku mengambil kembali keputusanku untuk menikahkan kamu dengan Sushima, rencana pernikahanmu dengan Sushima dibatalkan, kami akan membangun sebuah istana yang kecil buat kamu di Patliputra dimana kamu bisa hidup dengan damai bersama adikmu, kami tidak bisa mengobati luka lukamu, aku mewakili seluruh keluargaku meminta maaf padamu” ujar Bindusara kemudian beralih menatap ke Sushima “Sushima, ayah tahu meskipun kamu tidak bersalah atas apa yang telah kamu lakukan, tapi minta maaflah pada Ahenkara di depan seluruh orang di ruang sidang ini” Sushima segera menuruti perintah ayahnya dengan mendekati Ahenkara dan mengatupkan kedua tangannya didepan dada seraya berkata “Maafkanlah aku” Ahenkara melirik ke arah Bindusara kemudian menganggukkan kepalanya pada Sushima, tak lama kemudian Bindusara meninggalkan ruang sidang, sepeninggal Bindusara, Sushima menatap ke arah Ahenkara tajam kemudian meninggalkan ruangan itu, yang lainnya juga segera berlalu dari sana
Ahenkara kemudian mendekati Ashoka “Lupakan semuanya dan mulailah langkah yang baru dalam kehidupanmu” ujar Ashoka “Aku bisa melupakan semuanya tapi aku tidak bisa melupakan kamu, aku akan tetap mencari kamu, Ashoka ,,, dimanapun dalam kehidupanku dan kamu tidak bisa menghentikan aku untuk melakukan hal ini” dari kejauhan Sushima mendengar semua pembicaraan mereka dengan perasaan marah, kemudian Ahenkara berlalu meninggalkan Ashoka
Charumitra menghampiri Sushima dan berkata “Ini semua adalah perkara yang sepele, jangan buang waktu untuk hal seperti ini, yang paling penting adalah bagaimana untuk mengembalikan anggapan tentang dirimu di depan ayahmu” sementara itu Ashoka menemui gurunya, Chanakya “Ashoka, kamu telah bebas hari ini jadi makanlah manisan ini” Ashoka kemudian memakan manisan pemberian Chanakya “Lebah madu adalah binatang yang luar biasa, kita ini malah memakan makanan mereka, kamu tahu kalau diluar sana terdapat banyak lebah didalam sarang lebah tapi hanya ada satu ratu yang mengatur mereka, dia juga menunjukkan jalan pada mereka, tapi kadang kadang dia ini berbahaya juga” Ashoka mendengarkan pelajaran yang coba diberikan oleh Chanakya “Ratu lebah memastikan kalau madunya diproduksi dengan baik, aku mengatakan semua ini untuk menjaga keutuhan semua orang, seorang pemimpin sangat dibutuhkan, seseorang yang mempunyai kemampuan memimpin, yang bisa menjaga keutuhan rakyatnya dalam sebuah negara, jujur ,,, aku bangga karena kamu telah melakukan itu semua, seseorang yang seperti kamu yang seharusnya duduk di tahta kerajaan” Ashoka hanya tersenyum dan berkata “Terima kasih untuk pujianmu, guru ,,, tapi apapun yang aku lakukan, semua itu bukan untuk duduk di tahta singgasana kerajaan dan aku tidak pernah lupa pada janjiku ke Siamak” Chanakya tertegun mendengar ucapan Ashoka “Tapi ayahmu bilang kalau ibumu memintanya untuk menjadikan kamu sebagai putra mahkota” Ashoka ikut tertegun … Sinopsis Ashoka Samrat episode 212 by Sally Diandra