Sinopsis Ashoka Samrat episode 180 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, Dharma sedang berdoa di Mandir (kuil), tiba tiba Sushima datang menghampirinya dan memadamkan api di Havan dengan menyiramkan air ke atasnya, Dharma tertegun tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Sushima “Ada apa ini, pangeran Sushima ?” dengan santai Sushima menjawab “Kami tidak bisa menyelamatkannya, Ashoka sudah tidak ada lagi, Rani Dharma” Aakramak merasa sedih dan berkata “Aku melihat Ashoka jatuh dari tebing, dia jatuh dari ketinggian yang seperti itu rasanya tidak mungkin baginya untuk hidup selamat, Rani Dharma” Dharma panik dan terkejut “Tidak ! Ini tidak mungkin terjadi !” Dharma sangat yakin kalau anaknya masih hidup “Ini sudah terjadi, Rani Dharma !” Sushima merasa kesal melihat tingkah Dharma “Ini bohong !” ujar Dharma ketus dan segera berlalu dari sana dengan perasaan yang tidak menentu, Sushima segera memerintahkan untuk menyiapkan upacara pemakaman terakhir untuk Ashoka, tak lama kemudian Charumitra dan Helena menghampiri Sushima, mereka berdua tersenyum senang ke arah Sushima yang telah melenyapkan Ashoka
Ahenkara mendatangi teras istana dimana Dharma sedang menanti kedatangan Ashoka dengan cemas, Ahenkara mulai menangis, sedangkan di ruang pribadi Samrat, Sushima sedang berbincang bincang dengan Khalatak “Aku tidak tahu, apakah aku bisa melakukan ritual pemakaman terakhir untuk Ashoka” sementara itu Dharma masih berada di teras bersama Ahenkara “Ahenkara, kamu tahu kan kalau Ashoka pasti akan kembali untukku, jangan menangis, nak” Dharma berusaha menenangkan Ahenkara yang mulai menangisi kepergian Ashoka, ditempat Sushima, Sushima sedang membakar beberapa kayu seraya berkata “Aku sudah tidak sabar ingin membakar mayatnya itu, aku selalu merasa tidak aman dengan kehadiran Ashoka, seseorang yang seharusnya menjadi Samrat sekarang telah tiada” Sushima tertawa terbahak bahak tepat pada saat itu Ashoka memasuki istana Magadha, Khalatak dan Sushima sangat terkejut melihat kemunculan Ashoka yang masih hidup, lagu Ashoka he Ashoka ha pun mulai terdengar.
Radhagupta segera menemui Dharma dan mengabarkan padanya kalau Ashoka telah kembali, Dharma sangat senang sekali mendengarnya, tak lama kemudian Ashoka muncul di ruang sidang Magadha, Dharma segera menghampirinya dan merasa bahagia melihat kondisi anak semata wayangnya itu baik baik saja “Samrat Sushima, para prajurit telah membunuh rakyat untuk merebut tanah mereka dengan paksa” Sushima bergumam ke arah Khalatak untuk mengurus Ashoka “Dia seharusnya tidak tahu kalau kita terlibat dengan ini semua” Sushima mulai merasa cemas “Bukan seperti itu, Ashoka ,,, ini tidak terjadi di semua kota, aku merasa kamu telah membuat sebuah cerita palsu, karena kami tidak mempunyai catatan apapun tentang hal itu” Khalatak mulai buka suara “Katakan dengan jelas apa yang ingin kamu katakan, Ashoka ?” semua orang menatap kearah Ashoka “Aku merasa Ashoka telah melakukan penculikan pada dirinya sendiri, mungkin dia menginginkan uang, itulah mengapa dia membuat rencana dengan teman temannya untuk melakukan penculikan terhadap dirinya sendiri” Ashoka merasa geram dengan ucapan Khalatak
“Meskipun aku membutuhkan uang, aku tidak akan merendakan diriku seperti itu” Ashoka mulai buka suara “Aku tidak bisa percaya padamu, kenapa kamu melakukan ini semua ? Apakah kamu ingin memperlihatkan pada yang lain kalau aku ini bukan Samrat yang baik ? Selama ini aku berusaha untuk menerima kamu sebagai saudaraku” ujar Sushima sambil melirik ke arah Dharma dan berkata “Aku tidak pernah membedakan antara dia dengan saudara saudaraku yang lain, aku selalu merasa kalau dia memiliki darah yang sama denganku tapi Ashoka selalu membuktikan kalau dia itu berasal dari dunia lain, dia selalu meragukan perdana menteri Khalatak yang jelas jelas telah ditunjuk oleh Samrat Bindusara karena dia memang berkompenten dalam hal itu” Sushima berusaha mencari cari kesalahan Ashoka “Jika kamu tidak percaya padaku maka ikutlah denganku dan lihatlah apa yang terjadi di kota ! Kalau Samrat Sushima tidak mempunyai waktu untuk pergi dan mengecek setiap rumah, maka perdana menterilah yang bisa mengecek semuanya tapi kamu pasti tidak akan membiarkan aku untuk mempercayai dia juga, perdana menteri Khalatak telah melayani Samrat Bindusara selama bertahun tahun, aku tidak bisa meragukannya, aku harus mempercayainya, aku tidak akan menentangnya, aku tidak boleh meragukannya dengan menentangnya” semua orang menatap kearah Ashoka “Baiklah, aku akan membawa bukti ketidakadilan ini ! Setelah itu kita bisa kembali membicarakan hal ini” ujar Ashoka kemudian berlalu dari sana “Pangeran Sushima, kita harus menghentikan Ashoka karena kita berdua tahu siapa yang memerintahkan ini semua agar terjadi” Khalatak mulai merasa cemas
Ashoka sedang bersiap siap untuk pergi, Dharma dan Radhagupta menemuinya “Ashoka, kamu mau pergi kemana ?”, “Aku pergi untuk menolong orang miskin, ibu ,,, dan membela hak mereka” Dharma terlihat sedih mendengar keputusan Ashoka “Ini adalah permasalahan yang sangat besar, ibu fikir ada baiknya kalau kamu menunggu sampai ayah kamu kembali nanti maka kamu bisa menceritakan semuanya padanya” Ashoka teringat bagaimana orang orang sekarat karena kelaparan “Ibu, pemandangan yang aku lihat disana adalah sebuah pemandangan ketidakadilan, kejahatan yang harus aku hadapi disana, aku tidak bisa menunggu barang sedetik saja setelah melihat semua itu, aku akan menolong mereka, ibu” Ashoka tidak tahan melihat penderitaan rakyatnya “Ashoka, aku bisa membantu kamu” Radhagupta mulai buka suara “Radhagupta, jika seseorang di minta tanahnya dan pemerintah memberikan uang sebagai gantinya, maka dia pasti akan diminta untuk memberikan cap sidik jari tangannya sebagai bukti kalau dia telah memberikan tanahnya, bukan ?” Radhagupta menganggukkan kepalanya “Ya, itu benar !”, “Aku harus mengecek cap sidik jari itu”
Tak lama kemudian, Ashoka dan Radhagupta mendatangi kantor pusat pencatat data, Ashoka bertanya pada orang orang yang berada disana kalau dirinya ingin melihat catatan orang orang yang telah memberikan tanah mereka tapi tidak ada seorangpun yang menggubrisnya, Ashoka sangat marah dan langsung berteriak bahwa dirinya adalah pangeran Magadha “Aku adalan pangeran Magadha, anak Samrat Bindusara ingin melihat catatan orang orang yang telah memberikan tanah mereka ke pemerintahan ! Aku ingin melihat tanda cap sidik jari Shtrujeet !” salah seorang laki laki menghampirinya dan berkata “Kami minta maaf, karena hanya penguasa Magadha yang mempunyai hak untuk melihatnya, bukan seseorang yang mencuci kaki sang penguasa, kamu ini seorang pangeran yang baru jadi kamu tidak tahu kalau semua itu tidaklah mungkin” tiba tiba saja Sushima mendatangi mereka dan langsung menampar laki laki itu “Apakah kamu tidak tahu bagaimana caranya berbicara pada seorang pangeran ? Pangeran Ashoka mempunyai hak untuk mengetahui semuanya, berikan padanya semua catatan !” Sushima membentak pegawai pencatat data itu “Jangan khawatir, Ashoka ,,, mereka akan menemukannya, ketika kamu meninggalkan ruang sidang, aku fikir apa yang kamu katakan itu benar maka kita harus melihat semua permasalahan ini karena persoalan ini sangat serius, kita tidak bisa menunggu hingga ayah kembali” tak lama kemudian semua pegawai pencatat data mulai mengecek catatan catatan itu dan berkata “Kami tidak menemukan catatan apapun tentang Shtrujeet”, “Aku tahu kalau temanku tidak bohong padaku, mereka telah di paksa untuk meninggalkan tanah mereka” tiba tiba salah seorang pegawai menghampiri mereka dengan membawa tanda cap sidik jari Shtrujeet “Hanya ini yang kita punyai” Ashoka berusaha mencocokkan kedua tanda cap sidik jari Shtrujeet itu “Yaa, ini tanda cap sidik jari Shtrujeet” Sushima tersenyum senang
“Ashoka, aku ini sangat khawatir dengan bangsaku tapi kamu kenapa kamu tidak peduli dengan ayahmu sendiri, orang orang jadi menyalahkan ayahmu dan saudaramu, kamu malah mendukung mereka, aku jadi ragu ragu jika kamu ini keturunan Maurya atau bukan ? Aku hanya ingin mengatakan kamu adalah saudaraku dan aku telah menerima kamu, maka demi perbaikan kerajaan Magadha, aku umumkan kalau Ashoka ini adalah seorang Rajvanshi pembohong, dia adalah seseorang yang terus menerus suka berbohong, dia telah memalsukan penculikannya sendiri dan mencoba untuk memprovokasi rakyat, dia ingin agar semua rakyat membenci aku, aku telah membungkuk di depan semua orang, aku tahu kamu melakukan ini semua karena kamu inign menjadi Samrat sementara bukan ? Sekarang dia mencoba mengatakan kalau aku telah membuat beberapa kesalahan sehingga dia bisa merenggut tahta kerajaan dariku, dia ini tidak mengerti bahwa dengan begitu dia bisa melukai perasaan rakyat Magadha dan menghancurkan pemerintahan demi kepentingannya sendiri” Ashoka hanya terdiam mendengarkan ocehan Sushima “Aku adalah Samrat sementara Samrat Sushima mengumumkan bahwa aku merebut hak Ashoka sebagai pangeran, sampai aku menjadi Samrat, Ashoka tidak akan di ijinkan untuk terlibat dalam semua permasalahan pemerintahan, dia tidak boleh mengecek catatan apapun karena aku meragukan niatnya, notulen, catat semua pernyataanku ini !” notulen segera mencatat semua yang diucapkan oleh Sushima “Ketika Samrat Bindusara kembali, aku akan menunjukkan padanya dan menceritakan padanya apa yang sudah dilakukan oleh anak barunya ini di belakangnya” ujar Sushima kemudian pergi meninggalkan kantor pusat pencatat data itu, sementara itu Ashoka sangat terluka dan sedih ketika melihat tanda cap sidik jari Shtrujeet ada disana… Sinopsis Ashoka Samrat episode 181 by Sally Diandra