Sinopsis Ashoka Samrat episode 174 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 174 by Sally Diandra. Dalam perjalanan menuju ke tempat peribadatan mereka, Bindusara dan Chanakya berhenti sebentar untuk istirahat “Chanakya, hubungan ayah dan anak itu memang menyenangkan, tapi aku lebih suka pada Ashoka, aku seharusnya tidak mengatakan hal seperti ini tapi pada kenyataannya aku sangat dekat dengan Ashoka dari pada anak anakku yang lain, mungkin karena selama ini aku menjauh dari mereka”, “Siapa yang kamu fikir lebih pantas untuk duduk di tahta kerajaan, Samrat ,,, Ashoka atau Sushima ?” tanya Chanakya “Mereka berdua itu memiliki kemampuan, kita harus melakukan observasi lebih jauh lagi” ujar Bindusara “Siapa yang kamu pikir lebih mampu, Chanakya ?” ujar Bindusara lagi “Maksudmu, kamu ingin mengatakan bahwa aku mendukung Ashoka ?” ujar Chanakya “Kamu adalah orang yang hebat yang telah menciptakan kerajaan Maurya jadi seseorang yang kamu pilih adalah orang yang terbaik” ujar Bindusara “Kamu tahu bagaimana pilihanku, Samrat” keduanya kemudian tersenyum dan melanjutkan perjalanan mereka, dari kejauhan ada seorang gadis mengawasi mereka berdua dari balik semak semak

Di kerajaan Magadha, dikamar Sushima, Sushima mengenakan pakaian kerajaan yang baru sambil berkata “Warna hitam itu terkenal dengan kekuatan dan mulai dari sekarang warna ini akan mencirikan diriku” ujar Sushima sombong “Ahenkara, kamu kelihatannya tidak bahagia dengan kemenanganku ini ?” Ahenkara yang menemani Sushima berdandan nampak gelisah dan canggung “Tidak ! Bukan seperti itu, aku benar benar bahagia dengan kemenanganmu” ujar Ahenkara cemas, kemudian Sushima menyuruh Ahenkara untuk membantunya mengenakan sendal, Ahenkara melakukannya, pada saat yang bersamaan Ahenkara melihat ada seekor burung merpati masuk ke kamar Sushima, Ahenkara tersenyum senang sambil memperhatikan burung merpati itu, Sushima penasaran dan berbalik melihat burung merpati tersebut “Kamu sepertinya menyukai dia ? karena kamu langsung tersenyum begitu melihatnya, aku akan membawakannya untuk kamu” ujar Sushima sambil berbalik menuju ke arah burung merpati dan memegangnya “Tidak ! Itu tidak perlu, pangeran” ujar Ahenkara cemas “Aku akan memutuskan apa yang kamu inginkan dan apa yang tidak” Sushima segera memegang burung merpati itu dan meminta Ahenkara untuk memegangnya juga, ketika Ahenkara hendak memegang burung merpati itu, Sushima menghalaunya, Ahenkara ketakutan “Kamu tidak memegangnya kalau begitu sekarang dia akan mati karena kamu” Ahenkara semakin gelisah “Biarkan dia pergi, pangeran” pinta Ahenkara cemas “Dia ini telah melakukan sebuah kejahatan dengan membuatmu tersenyum dan seorang penjahat seharusnya di hukum” ujar Sushima sambil mencekik burung merpati itu dengan tangannya sendiri, burung merpati itupun mati “Ingat ! Jangan perlihatkan senyum di wajahmu lagi ! Pergilah !” ancam Sushima, Ahenkara bergegas meninggalkan tempat tersebut dengan perasaan sedih, pada saat yang bersamaan Charumitra dan Khalatak memasuki kamar Sushima, Sushima segera menyentuh kaki ibunya “Kamu sekarang selalu melakukan apa yang sering Ashoka lakukan untuk ibunya, sekarang ibu lihat respekmu untuk menjadi seorang Samrat semakin meningkat” Sushima hanya tersenyum “Ibu ingin kamu tetap menjaga rasa hormatmu ke ibu selama beberapa hari, kamu harus membuktikan pada Chanakya kalau dia itu salah kalau hal ini hanya sementara saja, kamu harus menjadi Samrat selama lamanya” ujar Charumitra “Aku akan selalu berada di sebelah pangeran Sushima, Maharani Charumitra ,,, aku akan tetap mengontrol Ashoka” sela Khalatak “Tidak ! Aku yang akan melakukan hal itu, perdana menteri ! Mari sekarang kita ke ruang sidang !” ketika mereka berbalik hendak menuju ke ruang sidang, tiba tiba Dharma sudah ada didepan mereka, mereka bertiga kaget, Dharma segera menghampiri Sushima dan berkata “Ini adalah hari pertamamu jadi aku datang untuk memberikan manisan ini untukmu” ujar Dharma sambil hendak menyuapkan manisan itu ke Sushima, namun Sushima menolak dan berkata “Samrat itu adalah Dewa dan Dewa tidak membutuhkan semua ini !” ujar Sushima sombong kemudian berlalu meninggalkan Dharma, diikuti oleh Khalatak dan Charumitra yang tersenyum sinis padanya, Dharma nampak gelisah

ashoka cover122Sushima memasuki ruang sidang bersama Khalatak, kemudian dia duduk di singgasana dan bertanya “Kenapa kalian semua berdiri ?” tanya Sushima “Karena sesuai dengan peraturan, mereka akan duduk kalau kamu telah memerintahkan mereka untuk duduk” jelas Khalatak, kemudian Sushima menyuruh semua orang duduk, semua yang hadir di sidang itupun akhirnya duduk, Sushima mulai membuka sesi sidang, salah seorang prajurit mnegabarkan padanya ”Beberapa orang telah datang dengan permasalahan mereka” kemudian datanglah orang orang tersebut dan berkata “Anak anak kami kelaparan, kami tidak mempunyai apapun untuk dimakan, kami telah datang kesini dengan sebuah harapan, Samrat” ujar salah satu rakyat “Kenapa kamu membuang buang waktuku hanya untuk permasalahan sekecil itu ? Apakah permasalahan terbesar kerajaan Magadha adalah beberapa orang yang mati sekarat ? Tidak ada seorangpun yang diijinkan untuk bertemu denganku hanya untuk permasalahan sepele seperti itu !” ujar Sushima lantang, tiba tiba Ashoka berdiri dan berkata “Seorang Samrat seharusnya bisa memastikan kalau permasalahan seperti ini sudah di selesaikan terlebih dahulu sebelum sampai di telinganya” ujar Ashoka, Sushima tidak suka dengan ucapan Ashoka “Pangeran Ashoka, pergilah dari sini dan ambilah pakaian yang baru dari Maharani Charumitra !” Ashoka yang tidak bisa berbuat banyak akhirnya meninggalkan ruang sidang tersebut dengan perasaan kesal “Samrat, aku minta maaf, seharusnya aku yang menolong mereka” sela Khalatak “Apa yang mereka inginkan ? Berikan pada mereka beberapa roti !” ujar Sushima “Akan sangat baik kalau kamu yang menolong mereka walaupun sedikit, Samrat” ujar Kahalatak lagi “Kalau begitu berikan mereka roti yang banyak !” bentak Sushima, Khalatak tertegun kemudian Sushima pergi dari ruang sidang

Di koridor istana, ketika rakyat miskin yang meminta makan tadi hendak pergi meninggalkan istana, tiba tiba Ashoka memanggilnya sambil membawa bungkusan yang berisi pakaian untuk mereka “Ini semua untuk kalian, masalah kalian adalah kalian tidak harus mengambil di daerah kalian sendiri, jual pakaian ini dan kalian akan mendapatkan uang, masalah kalian akan segera terselesaikan” ujar Ashoka, orang miskin itu bingung dan bertanya “Siapa kamu sebenarnya ?”, “Namaku Ashoka” mereka langsung mengerti kalau yang di depannya kali ini adalah pangeran Ashoka, mereka semua langsung mengelu elukan nama Ashoka “Hidup pangeran Ashoka ! Hidup pangeran Ashoka !” Ashoka menyuruh mereka diam dan berkata “Bukan ! Bukan saya tapi Samrat Sushima yang mengirimkannya untuk kalian” kemudian mereka mengucapkan terima kasih pada Ashoka dan Sushima dan berlalu dari sana

Di luar halaman istana, Sushima keluar dari istana sambil menggeret Ahenkara, Sushima mengajak Ahenkara keluar ke hutan dengan mengendarai kuda “Kamu itu selalu saja merasa ketakutan, oleh karena itu aku pikir untuk mengajakmu berburu” Ahenkara hanya terdiam dengan wajah ketakutan, kemudian Sushima menyuruh Ahenkara untuk duduk di atas kudanya dan mereka pergi meninggalkan istana, dari kejauhan Ashoka melihat hal ini dengan perasaan kesal, Dharma yang saat itu juga keluar ke halaman istana juga melihat kepergian Sushima dan Ahenkara, Dharma juga melihat Ashoka, Dharma merasa cemas “Ada sesuatu yang tidak beres, aku lihat sepertinya Ahenkara tidak bahagia” bathin Ashoka dalam hati “Ibu tahu kalau kamu sangat mengkhawatirkan Ahenkara dan ibu tahu kalau kamu tidak pernah melewati batasanmu tapi jika itu terjadi maka hubungan Sushima dan Ahenkara akan lebih tegang” bathin Dharma dalam hati “Aku berjanji, ibu ,,, aku tidak akan melewati batasanku !” bathin Ashoka dalam hati

Sushima membawa Ahenkara masuk ke dalam hutan, Sushima mengikat Ahenkara pada sebuah pohon dengan tali yang kencang dan dirinya sendiri berada diatas sambil membidik ke arah Ahenkara, Ahenkara berteriak seraya berkata “Pangeran Sushima, biarkan aku pergi ! Apa yang kamu lakukan ?” ujar Ahenkara cemas, Sushima hanya diam saja tidak menggubris ucapan Ahenkara, Sushima terus mencoba untuk membidik Ahenkara dengan busurnya, kemudian Sushima meminum sedikit arak dan busurnya itu jatuh kebawah tepat pada saat itu mereka mendengarkan ada suara auman seekor harimau, Ahenkara sangat ketakutan, Sushima tahu kalau ada seekor harimau di balik semak semak, tiba tiba harimau itu keluar dari persembunyiannya, Sushima dan Ahenkara kaget dan panik, tak lama kemudian harimau itu hendak menyerang Ahenkara yang terikat di pohon, Ahenkara berteriak ketakutan dan tiba tiba ada darah segar yang menciprat ke wajahnya, rupanya Sushima melemparkan belatinya dan tepat mengenai sasaran ke tubuh harimau itu yang tewas seketika, Sushima tertawa sinis dan berkata “Paling tidak kamu telah menolong aku dengan membantu aku berburu harimau” ujar Sushima senang

Di kerajaan Magadha, di koridor istana, Ashoka melihat ada darah dimana mana di sepanjang koridor, Ashoka mencoba mengikuti tetesan darah tersebut yang ternyata sampai di kamar Ahenkara, Ashoka melihat Ahenkara menangis dan dilihatnya darah keluar dari pergelangan kakinya, pergelangan kaki Ahenkara terluka karena ikatan tali yang di ikatkan Sushima, Ashoka teringat ucapan ibunya untuk tidak melewati batasannya, tapi kemudian Ashoka juga teringat pada janjinya ke Ahenkara bahwa dia akan bahagia bisa membantunya, akhirnya Ashoka menemui Ahenkara dan berkata “Ini aku bawakan cream obat buat kamu, obat ini akan menyembuhkan luka luka di kakimu, apakah aku harus memanggil tabib atau Sushima ?” tanya Ashoka “Tidak ! Jangan Sushima ! Aku akan melakukannya sendiri” ujar Ahenkara sambil mengambil cream tersebut dari Ashoka dan mencoba untuk mengoleskannya ke lukanya, Ahenkara menangis karena kesakitan “Lebih baik kamu berbaring saja, aku akan mengoleskan cream obatnya ini” kemudian Ahenkara berusaha untuk berjalan di bantu oleh Ashoka tapi dirinya tidak bisa berdiri, Ashoka akhirnya menggendongnya dalam pelukannya dan menaruhnya di tempat tidur, kemudian mulai mengoleskan obat cream itu di luka luka Ahenkara, Ahenkara mengernyit kesakitan, Ashoka berusaha secara hati hati mengoleskan cream obat itu “Bagaimana bisa terjadi seperti ini ?” tanya Ashoka “Aku tadi masuk kedalam hutan dan terjebak di kawasan yang penuh dengan duri” ujar Ahenkara, Ahenkara dan Ashoka saling berpandang pandangan, pada saat yang bersamaan Charumitra yang melintas di kamar Ahenkara melihat kebersamaan Ahenkara dan Ashoka dengan tatapan tidak suka lalu pergi dari sana.

Charumitra memasuki kamar Sushima dan dilihatnya Sushima sedang tertidur nyenyak “Dia selalu tertidur pada saat yang tepat !” ujar Charumitra kesal, kemudian Charumitra keluar dari kamar Sushima dan bertemu dengan Dharma di koridor istana, Charumitra segera menhentikannya dan menggeret lengan Dharma sambil membawa Dharma ke kamar Ahenkara “Ada apa Maharani Charumitra ?” tanya Dharma heran “Lihat saja sendiri !” ujar Charumitra sinis, Dharma melihat Ashoka sedang duduk di tepi tempat tidur Ahenkara sambil mengoleskan obat cream ke luka luka di kaki Ahenkara, sementara Ahenkara tertidur di sebelahnya, Dharma terkejut melihat hal ini. … Sinopsis Ashoka Samrat episode 175 by Sally Diandra.