Sinopsis Ashoka Samrat episode 170 by Sally Diandra. Di ruang pertandingan, Sushima dan Ashoka masih mengikuti pertandingan “Pangeran Sushima dan pangeran Ashoka kalian berdua telah memberikan jawaban yang sangat bagus, pangeran Ashoka mungkin memang tidak berpendidikan tapi jawabannya menunjukkan pengetahuan yang mencerahkan” ujar salah satu guru besar “Untuk pertanyaan terakhir, bagaimana pentingnya dalam membagi rakyat melalui kasta yang berbeda untuk mewujudkan perdamaian suatu negara ?” ujar salah satu guru besar “Jika kita tidak tahu apa gunanya mata kita atau anggota tubuh yang lain maka mereka akan tidak akan berguna dan untuk membuat bangsa kita berguna, kita seharusnya tahu tugas kita masing masing, itulah mengapa kita harus membagi rakyat dalam beberapa kasta jadi mereka bisa tahu bagaimana posisi mereka dan tugas mereka, kita akan membagi mereka dalam empat kasta, pertama adalah kasta para brahmana, tugas mereka adalah untuk memuja para Dewa, untuk menunjukkan jalan yang benar, mereka juga mengajarkan pada rakyat kita tentang agama, kasta kedua adalah para ksatria, tugas mereka adalah melindungi para Ratu, kasta ketiga kasta paria, tugas mereka adalah berdagang, mereka adalah tulang punggung ekonomi, dan yang terakhir adalah kasta sudra, tugas mereka melayani para brahmana, ksatria dan paria, mereka semua harus tahu tentang pekerjaan mereka masing masing, jadi tidak ada kebingungan sehingga tidak menyebabkan pertarungan, dengan cara ini mereka akan mengikuti semua aturan penguasa” ujar Sushima lantang, semua guru besar nampak puas dengan jawaban Sushima, terutama Khalatak, namun tiba tiba Ashoka menyela
“Lalu bagaimana jika anak dari seorang brahmana ingin berdagang ? Juga bagaimana jika seorang anak ksatria ingin meninggalkan semuanya dan ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan memuja para Dewa, apakah dia bisa di sebut sebagai seorang brahmana ? Bagaimana jika seorang manusia saat ini di ijinkan untuk memilih sendiri dirinya ingin dipanggil sebagai apa ?” sela Ashoka “Pertanyaan seperti itu tidak ditemukan dalam permasalahan kasta, Ashoka !” timpal Sushima kesal “Aku hanya ingin mengatakan tentang pemahaman yang keliru dalam masalah kasta, membuat kasta kasta itu memang sangat penting tapi dengan membuatnya menjadi tergantung pada siapa lelulurnya dan kelahirannya itu adalah salah” ujar Ashoka lagi “Guru Chanakya telah menulis tugas penguasa adalah untuk melihat apakah setiap kasta itu telah bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang telah ditugaskan untuk mereka” sela Sushima lantang ”Pertanyaanku adalah mengapa seseorang itu disebut sebagai seorang brahmana ? apakah karena dia lahir di rumah seorang brahmana ? Karna memilih sendiri nasibnya, dia menjadi seorang ksatria, aku sendiri juga bekerja di kandang kuda Samrat Bindusara tapi apakah aku seorang sudra ? Yang aku maksud kasta itu memang penting tapi tidak ada seorangpun yang lebih rendah dari yang lain, seperti setiap bagian tubuh kita yang sangat tergantung satu sama lain, sama halnya dengan kita semua yang juga sangat tergantung satu sama lain” Chanakya nampak tersenyum puas dengan jawaban Ashoka namun tidak bagi Khalatak yang nampak tidak suka, sedangkan Sushima hanya bisa terdiam mendengarkan, semua guru besar juga menyimak penjelasan Ashoka “Kita semua seharusnya tidak merendahkan seseorang dengan mengatakan kalau dia berasal dari kasta yang rendah, seorang Samrat yang melakukan hal ini dengan menentang alam, dia itu termasuk Samrat yang tidak mendukung rasa kemanusiaan dan kerajaannya pasti akan hancur !” ujar Ashoka lantang, semua guru besar nampak terkesan dengan jawaban Ashoka
“Babak ini telah berakhir, sekarang babak kedua akan dimulai dengan disertai pengetahuan dan kepandaian yang akan di uji juga !” ujar si pembawa acara, sebuah miniatur mini yang berupa para prajurit yang berbaris dengan sebuah kerajaan mulai dibuka dan terhampar di meja di depan Sushima dan Ashoka, mereka berdua harus membuat sebuah strategi dalam berperang.
Sementara itu di ruang keluarga, Bindusara masih bersama keluarga kerajaan yang lain yang masih menanti berita perkembangan selanjutnya tentang pertandingan Sushima dan Ashoka “Sepertinya Sushima sangat menyukai sekali pertandingan ini, Samrat” ujar Charumitra yang mulai membuka pembicaraan “Kalau Dharma itu tidak suka dengan perang dan kekerasan, oleh karena itu kali ini pasti akan sangat menarik untuk melihat strategi apa yang akan Ashoka buat” puji Bindusara bangga, Charumitra merasa kesal karena Bindusara tidak menanggapi ucapannya tadi
Kembali di ruang pertandingan “Pangeran Sushima, bagaimana cara yang tepat untuk menghentikan serangan musuh musuh ini ?” tanya salah satu guru besar, Sushima teringat bagaimana Khalatak menceritakan padanya tentang jawaban ini sebelumnya “Para prajurit seharusnya bisa meredam serangan mereka, karena musuh jumlahnya tidak banyak sehingga mereka mungkin akan melakukan serangan sekali saja dimana para prajurit kita akan segera menghadapi mereka kemudian kita akan balik menyerang mereka !” ujar Sushima sambil memindahkan patung mini para prajurit itu ke depan, tiba tiba salah satu guru besar itu berdiri dan menghampiri Sushima seraya berkata “Pangeran Sushima, dengan cara itu maka nanti banyak prajurit yang mati, apakah tidak ada cara yang lain ?” ujar sang guru besar sambil menelungkupkan patung mini para prajurit, Sushima melirik ke arah Khalatak yang duduk dibelakangnya, namun Khalatak juga bingung tidak tahu harus berbuat apa “Aku tidak punya cara lain, guru ,,, tapi aku rasa itu adalah suatu kebanggaan untuk para prajurit kalau mereka mati demi tanah air mereka” ujar Sushima “Pangeran Sushima benar !” bela salah satu guru besar yang lain “Memang tidak ada cara lain untuk menyelamatkan para prajurit” tambahnya
“Jika memang tidak ada cara lain maka kita harus menciptakan peperangan ? Sepertinya para prajurit ini bertanggung jawab untuk melindungi Samrat dan bangsa mereka, seorang Samrat mempunyai tanggung jawab untuk melindungi para prajuritnya, dia harus melakukan segalanya untuk memastikan kalau para prajuritnya dalam keadaan aman” sela Ashoka “Bisakah kamu menjelaskannya, pangeran Ashoka ?” timpal salah satu guru besar “Kita membuat strategi menurut para musuh” ujar Ashoka “Pangeran Sushima tadi mengatakan pada kita bahwa strategi musuh adalah untuk menyerang kita yang pertama kali dimana para prajurit kita akan mati, lalu bagaimana jika kita membuat kejutan pada mereka ? Kita tidak menyerang mereka, tapi mengijinkan mereka untuk menyerang tapi jangan meredam serangan mereka dan jangan ijinkan prajurit kita mati” ujar Ashoka sambil menggeser geser patung mini para prajurit itu ke arah samping “Dengan cara itu maka perlindungan kita akan hancur, Ashoka !” ejek Sushima “Ya ! Itu benar ! Tapi mereka akan membuang buang waktu mereka sendiri dengan menyerang kita dan pada saat yang bersamaan kita akan mengirimkan para prajurit kita ke sisi yang lain mendekati musuh” jelas Ashoka “Itu adalah cara yang hebat dengan membuat musuh lari tunggang langgang” ujar salah satu guru besar “Anak ini memang memiliki pemikiran yang luar biasa” puji guru besar yang lain
“Tapi aku tidak setuju dengan pendapatnya, dengan starteginya ini maka musuh bisa memasuki istana dengan mudah !” sela salah satu guru besar yang lain lagi “Yang paling penting adalah menyelamatkan nyawa para prajurit, mereka akan percaya dan mereka akan setia pada Samrat mereka jika Samrat mereka melindunginya” ujar Ashoka “Ini semua hanya teori belaka tapi dalam kenyataannya kita harus melindungi istana kerajaan dan jika beberapa prajurit mati pada peristiwa itu maka itu bukan sebuah masalah yang besar” timpal salah satu guru besar yang tidak setuju dengan pendapat Ashoka “Ketika kita tidak bisa menyelamatkan para prajurit, ketika kita melibatkan nyawa mereka dalam sebuah resiko yang besar demi kita maka kita akan kehilangan kepercayaan mereka pada kita kemudian istana ini tidak akan ada gunanya lagi” ujar salah satu guru besar, sang pembawa acara melihat ada ketegangan dalam pertandingan ini dan telah melebar kemana mana, maka sang pembawa acara mencoba mencairkan suasana “Kita seharusnya melanjutkan pertandingan ini bukan ?” ujar sang pembawa acara
Di ruang keluarga di istana kerajaan Magadha, Bindusara masih menunggu perkembangan selanjutnya tentang pertandingan antara Sushima dan Ashoka “Rani Dharma, aku masih ingat ketika aku terkesan dengan pemikiranmu ketika aku bertemu denganmu yang pertama kali, aku merasa Ashoka akan memenangkan hati setiap orang dengan pemikirannya juga kali ini” ujar Bindusara bangga, Dharma hanya tersenyum, sementara Charumitra dan Helena nampak tidak suka dengan ucapan Bindusara, sedangkan Ahenkara yang menanti di luar ruang keluarga, menguping pembicaraan Bindusara dengan keluarganya “Aku merasa kalau pangeran Ashoka pasti akan menang ! Pengeran Ashoka pasti akan bisa mengalahkan pangeran Sushima dan menang kali ini !” bathin Ahenkara merasa senang sambil menyeringai riang
Pertandingan terakhir pun dimulai, Sushima dan Ashoka harus membawa gerobak dari satu sisi ke sisi yang lain “Apa susahnya melakukan hal ini ?” ujar Sushima sombong “Aku telah memperingati pangeran Sushima tentang kompetisi ini” bathin Khalatak dalam hati dengan perasaan yang cemas, kemudian Khalatak berkata “Pangeran Sushima akan mengambil giliran gerobak yang pertama” ujar Khalatak, Sushima segera menghampiri gerobak tersebut dan mulai menggerakkan gerobak itu namun tiba tiba seekor anjing hitam mendekati gerobak sambil menyalak kencang dan menatapnya dengan garang dan galak dengan air liurnya yang menjuntai, semua orang terkejut melihatnya “Bagaimana caranya aku bisa menyingkirkan anjing ini ?” bathin Sushima sambil memperhatikan anjing hitam tersebut.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 170 by Sally Diandra