Sinopsis Ashoka Samrat episode 163 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 163 by Sally Diandra. Masih di kamar mandi Ashoka, ular kobra itu mendekat ke arah Ashoka yang sedang duduk bersantai di bak kamar mandi, kemudian si ular kobra mencoba untuk menggigit Ashoka namun tepat pada saat itu Ashoka berpindah tempat, Ashoka tertarik dengan beberapa parfum yang terletak di sebuah meja dekat bak mandinya, Ashoka mencoba melihat lihat dan membaui parfum tersebut satu per satu, Ashoka sangat menyukainya “Banyak sekali benda benda yang ada disini untuk keperluan mandi yang lengkap tapi aku lebih suka cara mandi yang sederhana saja” Ashoka kemudian mengambil sebuah botol parfum yang disukainya dan ketika hendak mencoba membukanya, tiba tiba botol itu lepas dari tangannya dan jatuh ke dalam bak mandi, saat itu ular kobra sudah mendekat kembali kearahnya dan ketika hendak mematuk tangannya, Ashoka masuk ke dalam air untuk mecari botol parfum itu, si ular kobra kembali gagal menyerang Ashoka lalu ular kobra itu juga ikut masuk ke dalam air, tak lama kemudian Ashoka keluar dari air bak mandi namun dia masih baik baik saja dan segera berdiri setelah menemukan botol parfum yang dipegangnya tadi, kedua pelayan yang berbalik membelakanginya tadi hendak berbalik menghadap ke Ashoka namun Ashoka kembali menghardiknya “Jangan berbalik ! sampai aku bilang kalian boleh berbalik” ujar Ashoka sambil melirik ke arah pakaian yang sudah disiapkan untuknya, Ashoka segera mengambil pakaian itu dan berlalu dari sana secara diam diam, sepeninggal Ashoka, para pelayan itu segera berbalik dan bingung ketika mereka tidak menemukan Ashoka, ular kobra itu telah keluar dari bak mandi dan meluncur turun ke lantai kemudian menghampiri kedua pelayan tersebut dan segera menggigitnya, mereka berdua langsung jatuh pingsan

Sementara itu di dalam penjara kerajaan Magadha, Noor menghampiri ayahnya yang berada di penjara, Noor menyuap seorang prajurit yang sedang berjaga saat itu dengan sejumlah koin emas seraya berkata “Jangan sampai Samrat Bindusara tahu tentang hal ini !” ancam Noor pada prajurit tersebut “Kami ini adalah orang orang yang setia pada panglima Khurasan” ujar sang prajurit sambil memberikan kunci dan berlalu dari sana, bergegas Noor membuka pintu penjara dan memasuki sel penjara dimana ayahnya di tahan, saat itu Khurasan sedang duduk di bale bale sambil merenung, Noor melihat salah satu mata ayahnya telah hilang, Noor bisa merasakan penderitaan ayahnya yang membuatnya terluka kemudian Noor duduk bersimpuh di bawah kaki ayahnya dan berkata “Dharma dan Ashoka harus menerima pembalasannya karena telah membuatmu menderita seperti ini, ayah ,,, saat ini Dharma telah merenggut posisiku sebagai istri kedua Samrat Bindusara tapi semua orang tahu dan akan terus mengingat aku sebagai anaknya panglima Khurasan, aku akan balas dendam ke Dharma dan Ashoka !” ujar Noor sambil menahan amarahnya dengan tatapan sadisnya

Ashoka samrat coverDi ruang makan, saat itu keluarga kerajaan sedang berkumpul untuk menikmati makan siang bersama sama, Dharma berterima kasih pada Charumitra karena telah mengirimkan beberapa pelayan untuknya “Kamu seharusnya menerima bantuan dari para pelayanku tapi sepertinya kamu tidak percaya denganku” ujar Charumitra sinis “Bukan begitu, Maharani Charumitra ,,, aku lebih suka mengerjakan apa apa sendiri tanpa bantuan orang lain” bela Dharma, tepat pada saat itu Bindusara menghampiri mereka dan berkata “Rani Dharma memang lebih merasa nyaman kalau mengerjakan pekerjaannya dengan tangannya sendiri, aku yakin dengan maksudnya menolak para pelayanmu itu karena alasan ini saja, Maharani Charumitra”, “Itu memang betul tapi bagaimanapun juga sekarang dia adalah seorang ratu, pangeran Ashoka dan Rani Dharma harus menerima tata cara kerajaan” sela Helena dengan senyumnya yang penuh kepura puraan “Aku tahu kehidupannya selama ini sangatlah keras, oleh sebab itu aku ingin mereka berdua menikmati kehidupan di kerajaan mulai dari sekarang, mereka bisa menikmati kemewahan disini” ujar Helena lagi “Dimana Rani Noor ?” tiba tiba Subhrasi menyela pembicaraan mereka sambil mencari cari Noor yang belum datang ke ruangan itu, tepat pada saat itu Siamak dan Drupata menghampiri mereka dan berkata “Ibu saat ini sedang sakit jadi dia sedang beristirahat”, “Kalau begitu aku akan pergi ke kamarnya dan mengecek kondisinya” timpal Dharma “Sudah, tidak usah Rani Dharma ,,, dia hanya perlu istirahat saja, jika memang diperlukan biar aku saja yang akan menemuinya” sela Helena sambil tersenyum penuh kepalsuan

“Ya, ibu benar, Rani Dharma … Jika Rani Noor membutuhkan bantuan maka biar ibu saja yang mengeceknya” ujar Bindusara, tak lama kemudian Ashoka memasuki ruangan tersebut seraya berkata “Ini dia pakaian kerajaan !” Bindu dan Dharma tersenyum melihat tingkah Ashoka yang merasa aneh dengan pakaiannya yang dipenuhi dengan perhiasaan “Aku tahu kalau aku tampak jelek mengenakan pakaian ini, aku merasa sepertinya aku ini terpenjara oleh pakaian ini, aku akan menggantinya saja”, “Jangan !” Bindusara segera mencegah Ashoka “Pakaian ini tampak bagus di tubuhmu, nak” ujar Bindusara sambil mengembangkan kedua tangannya, Ashoka segera menghambur kepelukan ayahnya, Bindusara memeluk Ashoka erat “Aku juga !” tiba tiba Drupata berteriak, Bindusara meminta Drupata dan Siamak untuk mendekat, Drupata berlari dan menghambur memeluk mereka, tidak ketinggalan pula Siamak yang ikutan memeluk mereka bertiga, semua orang tersenyum senang melihatnya kecuali Charumitra yang hanya terdiam sambil menahan perasaan kesal “Ketika aku memeluk ketiga anakku ini bersama sama, aku merasa sangat damai dan nyaman” ujar Bindusara sambil memeluk ketiga anaknya “Ayah lupa, kalau kalau ayah punya empat anak !” tiba tiba Sushima yang baru muncul di ruangan itu segera bersuara lantang “Sushima, aku tidak bermaksud demikian”, “Aku tahu kalau kasih sayangmu akan terbagi mulai sekarang jadi aku harus mencoba untuk terbiasa dengan hal itu” sela Sushima kesal, suasana pun menjadi tegang, Helena segera mencairkan suasana seraya berkata “Bagaimana kalau sekarang kita makan siang ?” Helena menyela perdebatan diantara ayah dan anak ini, akhirnya mereka semua duduk di kursi mereka masing masing untuk menikmati makan siang, juru masak kerajaan merasakan terlebih dulu makanan tersebut satu per satu, Ashoka merasa heran melihatnya “Kenapa kamu selalu mencicipi setiap masakan yang hendak disajikan ?”

“Racun bisa saja dicampurkan ke dalam makanan, nak ,,, makanya mereka harus mencobanya terlebih dahulu sebelum keluarga kerajaan memakannya, ini semua demi keselamantanmu” Chanakya langsung menyela pertanyaan Ashoka sambil berdiri di dekat pintu ruang makan “Mengapa mereka harus melibatkan nyawa mereka sendiri dalam bahaya hanya untuk aku ? Ternyata sangat sulit untuk menjalani kehidupan sebagai seorang pangeran, kita bahkan tidak bisa mengenakan pakaian yang bisa kita pilih sendiri” ujar Ashoka heran, sementara keluarga yang lainnya hanya tersenyum termasuk Helena yang berpura pura menyukai Ashoka, sedangkan Charumitra dan Sushima hanya diam dan menahan perasaan kesalnya “Kamu nanti juga akan terbiasa dengan semua ini, Ashoka” sela Siamak “Iya, tapi aku tetap merasa tidak nyaman” Ashoka merasa jengah dengan pakaiannya “Ayah, apakah aku boleh mengenakan pakaianku yang dulu ?” pinta Ashoka dengan mengiba pada Bindusara “Kalau sampai hati kecilmu tidak bisa menerima semua ini maka bagaimana kamu bisa menerimanya dalam hidup ?” sela Chanakya lagi “Kamu harus merasa nyaman dengan ini semua, kamu harus bersikap lembut pada semua yang ada disini dan kamu tidak mempunyai pilihan lain, Ashoka” ujar Chanakya, Ashoka melirik kearah Dharma yang mengangguk kearahnya untuk menerima semua ini, Ashoka pun tersenyum

Di dalam penjara, Noor masih menemani ayahnya disana “Ayah, Dharma pasti akan menghabiskan banyak waktunya bersama Samrat Bindusara dan Samrat Bindusara juga akan memberikan perhatian yang lebih ke Ashoka” ujar Noor kesal “Semua ini sudah terjadi sejak dulu juga, Noor”, “Iya, tapi saat itu ayah masih bersama aku sedangkan sekarang aku merasa aku ini sendiran, ayah ,,, aku merasa lemah” ujar Noor sedih “Kamu harus kuat, Noor ,,, kamu harus fokus pada tujuanmu, lakukan satu hal, buatlah sebuah keributan di kota, buatlah seolah olah Bindusara tidak bisa bertahan tanpa bantuan panglima Khurasan, segala sesuatunya harus kacau, kemudian kamu bisa membunuh Ashoka, Sushima dan Drupata, hanya Siamak yang tersisa yang bisa menjadi Samrat” ujar Khurasan dingin “Bagaimana aku bisa melakukan semuanya ini sendirian, ayah ?”, “Tidak, kamu tidak sendirian, ada seseorang di luar sana yang akan membantu kita, dia keturunan Khurasani namanya Dastan” Noor terperangah “Tidak, tidak ayah ,,, apakah kamu tidak ingat yang terjadi dulu ? Dia tidak menolong aku setelah itu” ujar Noor cemas “Seorang perempuan yang menyembunyikan perselingkuhannya dibelakang ayahnya, dibelakang suaminya dan kenyataan yang sebenarnya tentang anaknya maka semuanya menjadi mungkin untuknya, Noor” ujar Khurasan optimistis

Chanakya dan Radhagupta berada di depan kamar Ashoka sambil merenungkan sesuatu “Rani Noor, tidak terlihat dimana mana, kita harus tahu dimana keberadaannya dan lagi Rajmata Helena juga telah memberikan kamar pangeran Justin untuk Ashoka, kita juga tidak tahu apa yang direncanakannya” ujar Chanakya sambil memperhatikan kamar Ashoka yang saat itu terbuka “Kata Ashoka tadi kalau dia pergi dari kamarnya secara diam diam tanpa memberitahu para pelayan lalu mengapa kamarnya terbuka seperti ini ?” Chanakya dan Radhagupta segera masuk kedalam kamar Ashoka dan menemukan tubuh para pemusik yang tewas tergeletak disana, Radhagupta juga menemukan tubuh pelayan yang tewas di kamar mandi “Musuh musuh rupanya sudah memulai serangannya, mereka mulai menyerang Ashoka, Ashoka sangat beruntung, dia bisa selamat tepat pada waktunya, mereka telah gagal saat ini tapi mereka akan mencoba kembali nanti” ujar Chanakya cemas “Aku akan menginformasikan hal ini pada Samrat Bindusara, guru” Chanakya langsung menggelengkan kepalanya “Jangan ! Ashoka pasti akan tahu tentang hal ini, dia bisa saja takut dan musuh bisa mengambil keuntungan dari semua ini” ujar Chanakya sambil memperhatikan gigitan seekor ular di kaki salah satu mayat pemusik “Tujuan mereka adalah membunuh dan kita akan menggunakan hal ini untuk melawan mereka” ujar Chanakya sambil memikirkan sesuatu… Sinopsis Ashoka Samrat episode 164 by Sally Diandra.