Sinopsis Ashoka Samrat episode 161 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 161 by Sally Diandra. Bindusara sedang berdua bersama Dharma memasuki sebuah kamar yang dikhususkan untuk Dharma, Dharma merasa takjub dengan keindahan dan kemewahan kamarnya, ketika mereka berdua sedang melihat lihat kamar tersebut, tiba tiba Noor yang sudah ada di kamar tersebut, keluar dan menghampiri mereka, Dharma dan Bindusara terkejut, Dharma segera melepaskan tangannya dari genggaman tangan Bindusara “Rani Dharma, ternyata ini wajah aslimu ? Samrat Bindusara menceritakan padaku tentang kamu pada malam pernikahan kami dan aku fikir kamu pasti sangat cantik makanya Samrat Bindusara sangat tergila gila padamu, aku biasanya cemburu padamu tapi ketika aku melihat kamu sebagai seorang pelayan, aku tidak bisa mengira kalau kamu adalah Rani Dharma yang cantik itu” Dharma hanya terdiam sambil memperhatikan Noor “Apa yang kamu katakan, Rani Noor ?” Bindusara merasa heran “Aku disini hanya ingin mengucapkan selamat datang untuk Rani Dharma, Samrat” ujar Noor dengan wajahnya yang kesal “Dulu aku biasanya selalu bertarung dengan kenangan indah Samrat Bindusara tentang kamu, Rani Dharma ,,, untuk mencuri perhatian Samrat Bindusara tapi sekarang Rani Dharma telah ada disini jadi aku akan baik baik saja” Bindusara dan Dharma hanya diam membisu “Baiklah, aku akan pergi dari sini tapi aku ingin bertanya satu hal padamu, Samrat ,,, jika kamu berada di tempat ayahku, panglima Khurasan maka apa yang akan kamu lakukan ? Jika putrimu menemuimu pada malam pernikahannya sambil menangis dan bercerita padamu tentang kekasih suaminya, kakakku rela mati demi kamu, ayahku melayani kamu selama bertahun lalu apa yang kamu lakukan padanya ?” Bindusara hanya terdiam sementara Dharma melirik kearah Bindusara dengan perasaan sedih “Aku telah mendapatkan jawabannya dari diammu itu, kamu tidak bisa salah karena kamu adalah suamiku dan suami adalah Dewa bagi istrinya” ujar Noor dengan tatapan tajam sambil menahan amarah “Samrat, terima kasih karena kamu tidak melibatkan aku dan Siamak dalam semua persoalan ini dan kamu Rani Dharma, kamu telah tinggal di desa Vann selama bertahun tahun tapi kali ini aku mengucapkan selamat datang padamu di istana ini tapi istana ini pasti lebih berbahaya daripada desa Vannmu itu, disini kami memang mempunyai taburan bunga bunga yang indah diatas tempat tidur tapi ternyata ada duri yang tersembunyi didalamnya, aku harap kamu akan merasa damai tinggal disini” ujar Noor sinis kemudian meninggalkan mereka berdua begitu saja seperti tidak mempedulikan, Bindusara dan Dharma yang merasa tegang dan kaget begitu mendengar ucapan Noor yang to the point.

Ashoka samrat coverSementara itu Ashoka mulai memasuki kamarnya dan merasa terkesima melihat kamar kerajaan tersebut “Pelayan, kenapa kalian semua ada disini ?” ujar Ashoka “Aku membawakan pakaian kerajaan untuk kamu, pangeran” ujar salah seorang pelayan, sementara pelayan yang lain berkata “Aku membawakan susu untuk kamu, pangeran”, “Aku juga akan mengipasi kamu sehingga kamu bisa tidur dengan nyenyak, pangeran” Ashoka tertegun “Jadi kalian semua akan terjaga agar aku bisa tertidur ?”, “Iya, pangeran !” jawab para pelayan itu kompak “Kadang seseorang tidak bisa tidur jika dia sedang merasa tegang tapi hari ini adalah hari terbaik dalam kehidupanku karena kedua orangtuaku telah bersama, sekarang lebih baik kalian pergi saja” pinta Ashoka namun para pelayan itu menolak “Tapi kamu adalah pangeran, kami harus melayani kamu” ujar salah satu pelayan “Aku perintahkan pada kalian untuk meninggalkan kamarku, aku ingin sendirian saja !” akhirnya para pelayan itu pergi meninggalkan kamar Ashoka

Helena menemui Noor dikamarnya “Rani Noor, baguslah kalau kamu tidak menangis” ujar Helena “Kamu itu hanya kehilangan anakmu saja tapi aku ,,, aku telah kehilangan ayahku, cintaku dan kakakku ! Aku ingin anakku saja yang menjadi Samrat !” ujar Noor ketus “Itu bagus ! Kalau kamu masih tetap pada misi kita”, “ Aku ingin tahu bagaimana caranya membuat anakku menjadi Samrat ?” ujar Noor dengan tatapan marahnya “Tapi apakah kamu yakin kalau panglima Khurasan, ayahmu akan diam saja ? Apakah dia tidak akan menceritakan yang sebenarnya tentang kamu ? Kalau kamu meminta dia untuk membunuh Dharma ?” ujar Helena tenang “Kamu menghina pengorbanannya, seorang ayah yang bisa mengambil nyawa siapapun demi putrinya maka dia bisa mengorbankan nyawanya untuk putrinya pula, kamu telah meragukan ayahku, Rajmata ,,, itu berarti kalian orang orang Yunani tidak pernah mempercayai keturunan Khurasani” Noor terlihat memendam amarahnya “Bukan seperti itu, Rani Noor ,,, tapi kita harus mengkonfirmasinya dengan bertemu dengan panglima Khurasan”, “Aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, kamu pikirkan saja tentang misi kita, dulu hanya Sushima yang menjadi lawan Siamak tapi sekarang ada Sushima dan Ashoka yang akan melawan Siamak dan Ashoka itu lebih berbahaya daripada Sushima, apalagi Samrat Bindusara sangat menyukai Ashoka dan Chanakya bersamanya juga, semua orang bersamanya” ujar Noor “Chanakya pasti memiliki kelemahan dan kita harus mencari tahu itu, aku telah mengambil keputusan bahwa aku akan diam saja, aku akan menunjukkan pada mereka kalau aku ini telah menerima kekalahanku di depan Chanakya, kita akan menunggu musuh kita melakukan sebuah kesalahan” ujar Helena optimistis

Malam itu, Ashoka menemui Chanakya di kamarnya, Chanakya sedang sibuk berdoa, maka Ashoka berencana untuk pergi meninggalkan Chanakya namun tiba tiba suara Chanakya terdengar “Pangeran Ashoka, silahkan masuk !” Ashoka memasuki kamar Chanakya seraya berkata “Chanakya, tolong jangan bertingkah seperti orang lain, aku ini masih Ashoka yang sama” pinta Ashoka “Kamu adalah seorang pangeran sekarang dan kamu tidak bisa menolaknya, tidak ada seorangpun yang tahu tentang kamu tapi sekarang semua mata menatap kearah kamu, semua orang mempunyai banyak harapan pada kamu” ujar Chanakya “Apa yang akan kamu pikirkan, Chanakya ?” Ashoka merasa Chanakya menyimpan sesuatu “Kamu bilang kalau kamu bisa memberikan nyawamu untuk melindungi tanah air kamu”, “Chanakya, tujuanku itu bukan tahta kerajaan, aku ingin melayani tanah airku dan aku akan melakukan apa yang aku katakan !” ujar Ashoka mantap “Perjalananmu akan segera dimulai, pangeran Ashoka ,,, jadi bersiaplah !” Ashoka tersenyum senang

Sementara di kamar Ahenkara, saat itu Ahenkara sedang menghibur adik kecilnya yang masih bayi yang sedang menangis, Ahenkara mencoba membuatnya untuk diam “Aku tahu kalau kamu itu sangat merindukan ibu tapi kita tidak bisa menghidupkannya kembali” ujar Ahenkara sambil menggendong adiknya bolak balik untuk menenangkan kemudian diletakkannya adik bungsunya iu diatas tempat tidur tepat pada saat itu Ashoka memasuki kamar Ahenkara, Ahenkara sangat marah begitu melihat Ashoka, tiba tiba Ahenkara menampar pipi Ashoka yang sebelah kiri dengan keras sambil menangis, Ashoka hanya diam saja, kemudian Ahenkara menampar pipi Ashoka lagi yang sebelah kanan juga dengan keras, Ashoka masih diam saja, Ahenkara mendorongnya seraya bertanya “Mengapa ? Mengapa kamu melakukan itu ?” Ashoka sedih melihat kesedihan di wajah Ahenkara “Aku minta maaf, aku tidak punya cara lain, ini tentang ibuku dan tanah airku”, “Mengapa kamu berbohong padaku ? Mengapa kamu tidak mengatakan padaku kalau kamu sedang dalam bahaya oleh ibu kandungku sendiri ? Semua orang memanfaatkan aku untuk maksud mereka masing masing, ibuku memberikan aku ke pangeran Sushima untuk kebaikannya sendiri dan kamu juga memanfaatkan aku, aku kira kamu itu orang yang lugu tapi kamu itu sama saja seperti pangeran yang lain yang suka memanfaatkan gadis gadis untuk kebaikannya sendiri” ujar Ahenkara kesal “Aku tahu apa yang terjadi ini tidak baik tapi hal ini tetap harus terjadi”, “Mengapa kamu menyelamatkan aku waktu itu ? Aku berharap aku mati saja pada saat itu, untuk siapa aku hidup sekarang ? Aku tidak mempunyai alasan untuk hidup” ujar Ahenkara sedih “Kamu mempunyai sebuah alasan di depan kamu, Ahenkara ,,, aku sangat tahu sekali bagaimana rasanya hidup tanpa seorang ibu, seperti yang ayahku katakan untuk membuat tujuan dalam hidup kita, kita harus melayani tanah air kita, aku mendapatkan sebuah alasan untuk hidup pada saat itu, adik kecilmu itu membutuhkanmu, jadikan dia sebagai tujuan hidupmu” Ahenkara terharu mendengar ucapan Ashoka “Bagaimana aku bisa melakukannya sendirian, Ashoka ?”, “Siapa yang bilang kamu sendirian ? Aku akan selalu bersamamu” ujar Ashoka kemudian digendongnya adik Ahenkara, Ahenkara tersenyum melihatnya

Saat itu Ashoka sedang berjalan di koridor setelah keluar dari kamar Ahenkara, tiba tiba langkahnya terhenti ketika dilihatnya Sushima berdiri didepannya dengan tatapan menantang “Apa yang kamu lakukan di kamar calon istriku pada malam malam begini ?” tanya Sushima kesal “Yang kamu pikirkan itu keliru, kakak” Sushima nampak kesal dengan ucapan Ashoka “Jangan panggil aku kakak ! Kamu telah berbohong padaku !”, “Aku tidak bisa mengatakannya padamu” ujar Ashoka “Baiklah, jika kamu memang tidak ingin mengatakannya padaku tapi sebenarnya kamu tahu kalau kamu adalah saudaraku, kamu bisa saja meminta bantuanku untuk menangkap panglima Khurasan tapi kamu tidak melakukannya dan kamu tahu mengapa ? Karena kamu ingin melakukan semua ini seorang diri ! Kamu ingin menunjukkan pada semua orang bagaimana hebatnya dirimu dan kamu bisa melakukan semuanya sendirian !” ujar Sushima kesal “Hari ini aku tahu kalau kamu itu bukan hanya orang murahan saja tapi juga orang yang berkarakter yang melibatkan nyawa ibunya dalam bahaya untuk menjadi seseorang yang hebat dan mendapatkan penghargaan !” Ashoka nampak marah begitu mendengar ucapan Sushima seraya berteriak “Brathaaaa (kakaaaaaaak) !!!!!” …Sinopsis Ashoka Samrat episode 162 by Sally Diandra