Sinopsis Ashoka Samrat episode 146 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode  146 by Sally Diandra. Di kerajaan Magadha, Niharika dan Ahenkara datang atas undangan Helena yang mengajaknya untuk bergabung pada hari Janmashtmi, mereka berdua datang bersama sama dengan adik Ahenkara yang masih bayi yang di dandani ala Khrisna ketika masih kecil, Helena menyambut tamu tamunya itu dengan senyumnya yang mengembang, Niharika dan Ahenkara saling memberikan salam hari Janmashtmi kemudian mengajaknya masuk kedalam ruang pemujaan, sementera itu di dalam ruang pemujaan Bindusara dan ketiga istrinya sudah berada disana “Samrat, apakah kamu sudah siap membuat mentega ?” Noor mencoba mencari tahu soal pembuatan mentega yang dibuat oleh Bindusara “Aku tidak akan mengecewakan kamu, Maharani Noor” ujar Bindusara sambil menyeringai senang, tepat pada saat itu Helena, Niharika dan Ahenkara datang menemui mereka, Ahenkara memberikan salam Janmashtmi, Bindusara memberikan restu padanya juga dan menyuruhnya untuk bergabung dengan anak anak yang lain dan menikmati hari special itu, Ahenkara menuruti permintaan Bindusara dan segera pergi meninggalkan mereka bersama adik kecilnya, sementara itu Niharika juga memberikan salam pada Bindusara, Bindusara membalas salam Niharika dan mengundangnya dalam ritual yang akan di selenggarakannya nanti, kemudian Helena mengajak Niharika untuk duduk dan melihat ritualnya. Pertama tama Bindusara menghampiri Ratu Subhrasi dan membuat mentega dengan alat pembuat mentega bersama sama dengan Ratu Subhrasi, Ratu Subhrasi sangat senang melihat Bindusara yang berdiri dibelakangnya sambil menarik narik tali pembuat mentega bersama dirinya, mereka berdua tersenyum bahagia, semua orang yang berada disana juga menikmati ritual ini.

Ashoka-252520samrat-252520cover_thumb-25255B1-25255D9Di koridor samping istana, Ashoka membawa kendil yang berisi mentega buatan ayah dan ibunya masuk ke dalam istana, dari kejauhan anak buah Khurasan dan Khurasan melihat gerak gerik Ashoka, Khurasan segera menegur anak buahnya “Tidakkah kamu lihat apa yang terdapat di dalam kendil yang dibawa oleh Ashoka itu ?” anak buah Khurasan tidak tahu mengenai hal itu, ketika Ashoka berjalan kembali tiba tiba Ashoka bertemu dengan Ahenkara dan memberikan salam Janmashtmi, Ashoka juga membalas salam Ahenkara “Apa itu yang ada di dalam pot / kendil ?” belum juga Ashoka menjawab pertanyaan Ahenkara, Sushima menghampiri mereka dan memberikan salam Janmashtmi pada Ashoka dan Ahenkara “Ahenkara, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu” Ahenkara akhirnya pergi bersama dengan Sushima, tak lama kemudian Drupat dan Siamak juga memberikan salam Janmashtmi, kemudian mereka pergi dari sana, dari kejauhan Helena dan Khurasan melihat gerak gerik Asahoka “Panglima Khurasan, kenapa Ashoka tidak meninggalkan kendil itu ?” Helena penasaran dengan kendil yang dibawa Ashoka “Aku juga tidak tahu apa yang ada didalam kendil itu, Rajmata Helena”

Sementara itu di ruang pemujaan Bindusara, nampak Bindusara masih melakukan ritual bersama semua istri istrinya “Samrat, kamu telah mengejutkan kami semua dengan membawa mentega itu dari mesin pembuat mentega” ujar Ratu Charumitra, kemudian seluruh keluarga kerajaan melakukan pemujaan pada Dewa Khrisna. Ashoka juga datang kesana dan meletakkan kendilnya di meja yang berada disampingnya, dari tempatnya berdiri Ashoka melihat Bindusara sedang melakukan pemujaan dengan Ratu Subhrasi, sementara Dharma berdiri di belakang tidak jauh dari tempat Bindusara berdiri “Suatu hari ibuku akan berdiri di sebelah Samrat Bindusara dan akan melakukan pemujaan bersama sama dengannya” bathin Ashoka dalam hati. Tak lama kemudian para pelayan datang dengan tiga kendil yang berisi mentega dan diletakkannya bersama sama dengan kendil yang dibawa oleh Ashok tadi, sedangkan saat itu Ashoka sedang sibuk melakukan pemujaan, dari kejauhan anak buah Khurasan memperhatikan semua gerak gerik Ashoka. Tanpa Ashoka sadari ternyata para pelayan datang kembali dan mengambil semua kendil kendil yang berisi mentega termasuk kendil yang dibawa Ashoka tadi, anak buah Khurasan melihat ini semua dan ketika pemujaan telah selesai, Ashoka menengok ke samping dan dilihatnya kendilnya telah hilang dari sisinya, Ashoka sangat terkejut.

Setelah pemujaan pada Dewa Khrisna selesai, seluruh anggota keluarga kerajaan mendatangi halaman istana, salah satu pelayan mengabarkan kalau ada kendil yang telah tergantung di atas yang tidak lain adalah kendil Ashoka, saat itu Chanakya sudah berada disana memandang kearah kendil itu sambil tersenyum “Darimana kendil keempat itu datang ?” Charumitra merasa heran karena ketiga kendil Ratu yang lain masih berada di meja dan belum tergantung diatas, tepat pada saat itu Ashoka juga datang ke sana dan sangat terkejut ketika melihat kendilnya telah tergantung di atas sendirian dihiasi dengan kalung bunga, semua orang juga sangat penasaran dengan kemunculan kendil yang keempat “Samrat, kami tidak tahu dari mana datangnya kendil yang ke empat ini ?” ujar Subhrasi heran “Lebih baik kita turunkan saja kendil itu !” perintah Charumitra “Jangan ! Itu bukan pertanda yang baik dengan menurunkan kendil yang telah tergantung, aku pikir ini adalah salah satu trik oleh salah satu dari anakku untuk membuat kalian bingung dengan semua kendil kendil tersebut, kita seharusnya tidak berfikiran yang macam macam” ujar Bindusara, sementara itu salah satu anak buah Khurasan menghampiri majikannya itu dan membisikkan sesuatu pada Khurasan “Panglima Khurasan, kendil yang digantung itu adalah kendil milik Ashoka” Khurasan tertegun kemudian menyuruh anak buahnya pergi “Ashoka itu tidak pernah meninggalkan kendilnya dari sisinya setiap detik lalu siapa yang telah menggantungkannya disana ? Apakah dia mencoba membodohi kita dan mengalihkan perhatian kita ke arah kendil itu ? maka dengan begitu dia bisa pergi seenaknya !” ujar Helena yang sangat penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Ashoka “Dia tidak bisa membodohi kita sekarang !” Khurasan terlihat geram “Dia telah membodohi aku selama beberapa hari tapi sekarang aku akan menangkapnya bersama sama dengan Dharma !” Khurasan merasa kesal dengan perlakuan Ashoka terhadapnya, sedangkan di tempat Ashoka berdiri, Ashoka merasa senang karena kendilnya telah digantung diatas “Para Dewa telah bersamaku ! Aku yakin aku akan berhasil hari ini” bathin Ashoka dalam hati kemudian segera meninggalkan tempat tersebut, Khurasan yang melihat kepergian Ashoka segera menguntitnya dari belakang

Anak anak Bindusara, Siamak dan Sushima juga sudah berada di halaman istana bersama teamnya, mereka berdua sedang menyusun strategi masing masing sambil melihat ke arah kendil Ashoka yang telah digantung diatas “Aku ingin sekali bisa memecahkan kendil itu dan memenangkan kompetisi ini ! Aku ingin menghancurkan kesombongan kak Sushima !” ujar Siamak optimis, sementara itu Sushima yang juga ada disana juga berkata pada teamnya “Kalian semua harus mengerahkan tenaga kalian 100%, aku ingin memecahkan kendil milik ibuku dan membuatnya menang dalam kompetisi ini !” ujar Sushima sambil melirik kearah ibunya, Charumitra nampak memberikan dukungan untuk Sushima, tiba tiba salah satu temannya menyela “Bagaimana kita tahu kalau itu adalah kendil milik maharani Charumitra ?”, “Jangan khawatir soal itu ! Pertama tama biarkan aku memanjat menuju puncak sana maka kita akan tahu tentang kendil kendil itu !” jelas Sushima

Sementara itu Ashoka sudah sampai di tepi hutan, Khurasan terus menguntitnya di belakang bersama dengan salah satu anak buahnya, Ashoka tau kalau dirinya sedang diikuti, tiba tiba Ashoka menoleh kebelakang namun Khurasan dan anak buahnya segera bersembunyi agar tidak terlihat kemudian perlahan Ashoka berjalan pelan lalu berlari kencang, Khurasan dan anak buahnya merasa heran begitu mereka keluar dari tempat persembunyian, Ashoka sudah tidak terlihat “Mau kemana dia pergi ?” Khurasan semakin penasaran kemudian dia menyuruh prajuritnya untuk menunggu disana “Aku akan mengikutinya dan melihat kemana dia pergi” Khurasan bergegas menguntit Ashoka dari belakang. Tak lama kemudian Ashoka sudah sampai di sebuah tempat yang tersembunyi semacam gua dan memanggil teman temannya dengan sebuah kode siulan burung, dari dalam gua ketiga temannya datang dan menghampirinya “Apakah kamu membawa apa yang aku minta ?” salah satu teman Ashoka menunjukkan sebuah dupatta berwarna kuning dari balik tasnya “Kami tidak bisa menolak apapun untuk Vanraj !” ujar teman Ashoka itu “Kalau begitu pukul aku !” mereka semua tertegun “Kita tidak punya banyak waktu ! Ayooo cepat pukul aku !” salah satu teman Ashoka yang badannya agak besar diantara mereka bertiga segera menghantam pipi Ashoka “Mengapa mengunakan pukulan yang lembut ? Kamu pikir aku ini lemah ? Jangan lupa kalau aku ini Samrat Vanraj jadi pukullah aku aku dengan keras !” teman Ashoka kemudian menghantamnya dengan pukulan keras di rahangnya hingga bibir Ashoka berdarah “Nah, itu baru bagus !” teman Ashoka itu kemudian memukuli Ashoka bertubi tubi “Tolong, tinggalkan aku, selamatkan aku !” Ashoka berpura pura menjerit kesakitan, tepat pada saat itu Khurasan datang ketempat itu dan terkejut ketika mendengar teriakan Ashoka, dilihatnya dari bayangan hitam yang terpantul di dinding gua, ada seorang anak kecil sedang memukuli Ashoka sementara disebelahnya ada bayangan seorang wanita yang sedang berdiri dengan dupattanya yang panjang, padahal wanita itu adalah kedua teman Ashoka yang berpura pura menjadi Dharma dengan cara teman Ashoka yang agak besar menyunggi tubuh teman Ashoka yang paling kecil.

Ashoka terus menerus meminta tolong sambil memperhatikan kedatangan Khurasan di gua tersebut, Khurasan mencoba melangkah ke dalam secara hati hati kemudian Ashoka mengambil sejumput beras yang terserak disana dan dilemparkannya beras itu kearah temannya sambil memberikan kode, teman teman Ashoka tahu dan segera menghindar berlalu dari tempat tersebut, tepat pada saat itu Khurasan telah sampai disana namun dia tidak bisa melihat teman teman Ashoka dengan jelas, teman teman Ashoka telah pergi dari tempat tersebut “Kemana mereka pergi ?” saat itu Ashoka mengerang kesakitan sambil terkapar di tanah “Aku meninggalkan pesan di Champanagri, mereka ingin bertemu denganku sendirian, mereka ingin Samrat Bindusara tidak datang tapi mereka yang datang kesini dan aku katakan pada mereka kalau aku telah menipu mereka, aku telah membawa seseorang bersamaku, yaitu kamu yang telah mengikuti aku dan mereka pikir kalau kamu bersamaku” Ashoka mengarang sebuah cerita palsu agar Khurasan percaya pada ceritanya “Kamu ini seorang ksatria, bagaimana bisa seseorang menghajar kamu seperti ini ?” tanya Khurasan penuh selidik “Anaknya Dharma adalah seorang ksatria besar melebihi aku, jika dia menghajar kamu maka kamu akan mengerti, lalu mengapa kamu membuntuti aku ?” Khurasan gelagapan dan bingung “Aku tidak begitu saja mengikuti kamu, aku sedang menuju ke daerah ini, lalu aku dengar teriakanmu makanya aku datang untuk menolong kamu tapi kamu malah mencurigai aku” ujar Khurasan canggung.

Tak lama kemudian ketika Ashoka berdiri dan hendak meninggalkan gua tersebut, Khurasan bertanya padanya “Ashoka, kamu mau kemana ?”, “Aku akan pergi menemui Samrat Bindusara” Khurasan kaget dan segera menghampiri Ashoka “Aku akan mengatakan pada Samrat Bindusara kalau Dharma ingin bicara dengannya dan juga akan mengatakan nama orang yang telah berusaha membunuh Dharma beberapa tahun yang silam” Khurasan kaget dan panik “Jika Bindusara tahu kalau aku terlibat dengan ini semua maka dia pasti akan memenggal kepalaku” bathin Khurasan dalam hati dan tanpa sadar Khurasan mengatakan “Hal ini tidak boleh terjadi !”, “Apa maksudmu ?” Ashoka pura pura penasaran dengan ucapan Khurasan, Khurasan kaget lalu berpura pura peduli dengan Ashoka “Kamu telah mendapat luka luka yang cukup banyak, apakah ada yang berdarah ?” ujar Khurasan canggung sambil menyuruh Ashoka duduk dan mengecek luka luka di tubuh Ashoka seraya berkata “Aku akan membalut lukamu” kemudian Khurasan membalut luka luka Ashoka dengan kain yang dikenakannya sendiri yang disobeknya dan mulai membalut luka luka Ashoka “Tidak lama lagi kamu akan meminta maaf padaku demi nyawamu sendiri, kamu sudah dalam jebakanku sekarang panglima Khurasan” bathin Ashoka dalam hati sambil menatap kearah Khurasan tajam… Sinopsis Ashoka Samrat episode  147 by Sally Diandra