Sinopsis Ashoka Samrat episode 143 by Sally Diandra. Di kamar pribadi Bindusara, nampak Bindusara sedang berbincang bincang dengan Chanakya “Aku adalah seorang raja, apa yang kamu inginkan ?” Chanakya merasa heran dengan pertanyaan Bindusara “Kenapa kamu menanyakan hal ini, Samrat ?”, “Aku merasa sepertinya aku ini tidak mampu memenuhi tugasku sebagai seorang Raja, seorang Raja harus melakukan keadilan, dia harus lebih berisi tapi aku ,,, aku tidak mampu mengesampingkan rasa emosiku, aku tidak bisa menerima kalau Dharma telah menipuku, akal sehatku mengatakan agar aku harus melihat bukti bukti yang ada tapi hatiku mengatakan ketika kamu telah mempercayai seseorang maka bukti bukti itu tidak diperlukan lagi, pikiranku mengatakan bukti bukti itu telah jelas jelas menentangnya tapi hatiku mengatakan ada sesuatu yang hilang dari semua peristiwa ini, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan” ujar Bindusara sambil berdiri, Bindusara nampak gelisah dengan permasalahan yang dihadapinya saat ini “Saat ini kamu memang sedang berada pada sebuah dilema yang cukup besar dan itu benar, kamu akan berperang dengan perasaanmu sendiri dan hal ini akan membawamu pada sebuah kenyataan yang sebenarnya, saat ini kamu sedang dikepung oleh banyak musuh yang ingin meracuni perasaanmu, mereka ingin menghabisi kamu tapi kamu harus mempertahankan dirimu sendiri, janganlah gelisah dengan berjalannya sang waktu semuanya akan menjadi jelas” ujar Chanakya sambil berdiri mendekati Bindusara, Bindusara nampak semakin penasaran mendengar ucapan Chanakya “Jadi maksudmu aku harus mendengarkan kata hatiku ? Karena aku telah mempelajari kalau bukti bukti dan kenyataan itu tidaklah sama !”, “Pikiran dan perasaan selalu seimbang satu sama lain dalam sebuah pemikiran, untuk mengontrol perasaanmu, kamu harus menggunakan pikiranmu, kamu harus mempercayai hatimu untuk Dewi Dharma, Samrat ,,, tapi untuk membuktikannya pada semua orang, gunakan akal sehatmu dan buktikan bahwa dia tidak bersalah !” Chanakya terus memberikan dukungannya ke Bindusara “Aku telah mencoba menemukan kenyataan yang sebenarnya tapi apa yang harus aku lakukan untuk mengatasi semua rintangan ini ?” Chanakya tersenyum kearah Bindusara “Aku tahu apa yang harus kamu lakukan, Samrat !”
Salah satu anak buah Khurasan menemui Khurasan di koridor samping istana dan mengabarkan padanya kalau dia baru saja mendengarkan pembicaraan antara Ashoka dan Sushima “Kita harus selalu mengawasi Ashoka, minta semua mata mata untuk waspada” anak buah Khurasan mengangguk. Sementara itu ketika Ashoka sedang berada di pasar, Ashoka merasa ada seseorang yang menguntitnya dari belakang “Aku tahu kalau setiap gerakanku kemana saja selalu di awasi oleh mereka, kemarin aku telah membodohi Khurasan, itulah sebabnya saat ini dia mulai waspada, aku tahu kalau dia ada dibelakangku, itu artinya kemanapun aku pergi, Khurasan dan anak buahnya akan selalu berada dibelakangku tapi dia tidak tahu kalau aku tahu dimata matai” bathin Ashoka dalam hati
Dikamar Helena, Helena sedang memandangi lukisan Justin seraya berkata pada dirinya sendiri “Aku ingat janjiku padanya sebagai keinginan terakhirmu, hanya anakmu Siamak yang akan duduk di singgasana itu” tepat pada saat itu salah satu prajurit datang menemui Helena mengabarkan kalau Chanakya ingin bertemu dengan Helena “Suruh dia masuk !” ujar Helena dingin, tak lama kemudian Chanakya segera memasuki kamar Helena “Apa alasanmu datang kesini, Chanakya ?” Chanakya tersenyum memandang kearah Helena “Aku pikir kamu pasti sangat khawatir dan tegang karena apa yang aku bicarakan dengan Samrat Bindusara itu sangat pribadi, makanya aku datang kesini untuk menceritakannya padamu tentang hal itu” kedua bola mata Helena terbelalak, Helena nampak tidak suka dengan ucapan Chanakya “Kamu lihat jebakan yang dibuat itu tidaklah benar, jebakan itu berusaha membuat Samrat Bindusara percaya kalau Dharma menipunya tapi ada banyak celah dalam jebakan ini yang memaksa Samrat Bindusara untuk menemukan kenyataan yang sebenarnya” ujar Chanakya tenang “Siapa yang mengatakan padamu kalau semua ini sebuah kebohongan ? Kamu biasanya tidak seperti ini, kamu terlalu mempercayai kalau Dharma itu tidak bersalah” ujar Helena sengit “Kamu juga sama tidak seperti ini, tanpa bertemu terlebih dahulu dengan Dewi Dharma, kamu percaya saja kalau dia itu adalah penjahat, apakah kamu pernah berfikir jika dia membuat rencana ini dengan Raja Jiraj maka mengapa dia tidak membawa anaknya kesini ?” Helena nampak memikirkan sesuatu “Kenyataan yang sebenarnya telah ditemukan oleh anak yang kamu bimbing selama ini”, “Apakah kamu terkesan pada Ashoka ? Dia akan lebih mengejutkanmu, aku kira kamu akan meninggalkan semuanya setelah kamu membunuh anakmu sendiri dengan tanganmu tapi ternyata anggapanku ini salah, sepertinya ada sesuatu yang memberikan kamu sebuah harapan, kamu pasti mempunyai beberapa harapan, aku akan mencari tahu itu” ujar Chanakya setengah mengejek kearah Helena “Jika kamu menikahi seorang perempuan maka kamu akan bisa memahami perasaan seorang perempuan secara mendalam”, “Aku memang tidak memikirkan hal itu sejak lama karena aku berjanji untuk melindungi tanahku” ujar Chanakya, kemudian berlalu meninggalkan Helena, Helena sangat marah sambil memperhatikan lukisan Justin kembali.
Di pasar, Ashoka memasuki sebuah warung makan, saat itu Khurasan juga ada disana, Ashoka melihat beberapa prajurit sedang minum minuman arak, Ashoka juga melihat ada seorang laki laki yang sedang menutupi wajahnya, dari sepatu yang dikenakannya, Ashoka tahu kalau itu adalah Khurasan, Ashoka tersenyum geli melihatnya, kemudian Ashoka memesan minuman pada pelayan dan memilih tempat duduk di depan Khurasan, dari tempatnya duduk, Ashoka bisa melihat Khurasan melalui bejana tembaga yang berada didepannya yang memantulkan bayangan Khurasan, Khurasan terus menerus mengawasi Ashoka, sementara pelayan tadi membisikkan sesuatu ke salah satu prajurit, tanpa Khurasan duga ternyata pelayan dan prajurit itu adalah mata mata Chanakya. Tak lama kemudian pelayan tadi memberikan Ashoka minuman, namun Ashoka sengaja menjatuhkan gelas itu dan segera berdiri dan keluar dari warung makan tersebut “Aku tahu dia pasti akan bertemu dengan seseorang” bathin Khurasan dalam hati, saat itu Ashoka menemui seorang wanita, Khurasan berusaha untuk mendekati Ashoka tapi tiba tiba ada seorang laki laki mabuk yang menghalangi jalannya, saat itu Ashoka mengambil sebuah surat dari wanita tadi dan segera meninggalkan tempat itu “Itu pasti Dharma !” bathin Khurasan dalam hati, Khurasan segera berlari mengikuti wanita tersebut sambil membawa belatinya, ketika wanita itu berbalik ke arah Khurasan ternyata dia bukan Dharma, wanita tadi langsung lari meninggalkan Khurasan “Itu bukan Dharma, lalu siapa dia ? Dia baru saja memberikan sesuatu ke Ashoka” bathin Khurasan dalam hati, secara diam diam kali ini Ashoka yang mengawasi Khurasan, Ashoka kemudian membakar sebuah kertas dan melemparkannya begitu saja dan meninggalkan tempat itu segera. Dari tempatnya berdiri, Khurasan melihat semua ini, Khurasan segera menghampiri kertas yang dibakar Ashoka dan memadamkannya lalu langsung mengambil kertas tersebut dan membacanya “Temui aku pada hari Janmashtmi, dekat danau” Khurasan tersenyum senang “Ini pasti surat dari Dharma dan pada hari itu aku akan membunuh Dharma dan anaknya” Khurasan segera meninggalkan tempat itu, Ashoka kembali ke tempat tersebut seraya berkata “Dia tidak tahu kalau surat ini adalah undangan kematiannya, aku akan memaksanya untuk mengakui semua tindak kejahatannya, dia telah sangat melukai perasaan ibuku, ini adalah hari terakhirnya, aku akan menghabisinya pada hari Janmashtmi, aku akan menyatukan kedua orang tuaku dan kebenaran akhirnya akan menang !” ujar Ashoka sengit
Malam harinya di kamar pribadi Chanakya, saat itu Ashoka sedang melihat pantulan bayangan dirinya sendiri di dalam baskom yang berisi air sambil termenung memikirkan sesuatu, Ashoka kaget ketika Chanakya bertanya padanya “Apa yang kamu pikirkan ?”, “Aku hanya takut jika aku melakukan sesuatu yang salah maka itu akan melibatkan ibuku dalam masalah” ujar Ashoka sedih “Rasa takut selalu membuat seseorang menjadi waspada”, “Ketakutan ini bisa membuat aku kalah, Chanakya” Chanakya tersenyum sambil memandang ke arah Ashoka “Jika kamu membuat rasa takutmu itu menjadi sebuah kekuatan maka kamu akan menang !”, “Mengapa kamu menulis bahwa Dharma akan bertemu dengan aku pada hari Janmashtmi ?” Ashoka mulai penasaran dengan rencana Chanakya “Semua orang akan sibuk dalam perayaan pada hari itu dan kita akan memainkan rencana kita selanjutnya” ujar Chanakya tenang… Sinopsis Ashoka Samrat episode 144 by Sally Diandra
.