Sinopsis Ashoka Samrat episode 139 by Mey Lest.

Sinopsis Ashoka Samrat episode 139 by Mey Lest. Ashok sedang duduk termenung sambil menatap batu-batu beraneka warna di lantai ketika Chanakya datang menemuinya. Melihat kedatangan Chanakya Ashok segera berdiri menyambutnya. Pada Chanakya ashok menunjukan batu-batu di lantai itu yang masing-masing mewakili Niharika, Khorasan dan Bindusara. Lalu dia menunjukanbatu putih yang di pegangnya, “dan ini adalah anak Dharma. Diriku..” Chanakya kemudian mengambil batu di tangan Ashoka dan berjalan menghampiri batu-batu yang berserakan di lantai. Chanakya memberitahu Ashok mengapa dia melarang mengatakan yang sebenarnya pada semua orang, yaitu karena hal itu dapat membawa hidup Dharma dalam bahaya dan membuat musuh percaya kalau dia tidak tahu apa-apa tentang anak Bindusara. Ashok mengerti penjelasan Chanakya dan berjanji akan membawa semua musuh ke pengadilan secepatnya tapi dia tidak tahu bagaimana caranya. Ashoka ingin memecahkan masalah Bindusara, Niharika dan Dharma dalam waktu yang bersamaan.

SAS 139Chanakya memberinya ide berdasarkan teka teki memukul sasaran dari Niharika. Dia melempar batu yang langsung mengenai batu besar warna biru dan merah secara bersamaan. Siasat yang akan memukul Niharika dan Khorasan sehingga Ashok bisa membawa mereka kehadapan samrat untuk di adili. Ashok tersenyum setelah berhasil memahami maksud Chanakya. Chanakya berdiri diikuti Ashok. Chanakya berkata kalau restu ibunya akan selalu menjadi penunjuk jalan bagi Ashok. Ashok sedih teringat Dharma. lalu dia berpamitan pada Chanakya untuk pergi menemui Dharma.

Dharma sedang memutar roda penggilingan tepung dengan susah payah. Dharma berhenti sesaat untuk menepis lelah, tapi prajurit yang mengawasinya marah. Dia menyuruh Dharma terus bekerja dan tidak tidak boleh berhenti sampai gandum habis. Ashok yang melihat ibunya di perlakukan seperti itu  merasa sedih dan marah. Dia hendak menantang prajurit itu tapi mengurungkan niatnya saat teringat kata-kata Chanakya. Si prajurit pengawas pergi setelah bicara dengan pengawal. Melihat itu, Ashok berniat untuk menemui Dharma. Tapi pengawal menahannya. Ashok menakut-nakuti pengawal dengan menggunakan nama Samrat. Pengawal ketakutan dan mempersilahkan Ashok betermu Dharma. Dengan perasaan sedih dan langkah gontai Ashok menghampiri Dharma. Ibu dan anak itu saling bertatapan dalam diam. Ashok sangat sedih melihat keadaan Dharma. Dia menyentuh tangan Dharma, tapi Dharma menariknya sambil menahan sakit. Ashok mengamati tangan Dharma lecet-lecet karena kerja keras dan membelainya. Dharma coba tersenyum untuk meringankan kesedihan putranya, sambil bertanya apakah ashok tahu tentang ratu Dharma dan putranya. Ashok menggeleng, “tidak ma. Aku tidak tahu apa-apa.” Ashok menunjukan wajah patung Dharma. Sebelum selesai mereka berbincang-bincang, prajurit datang memanggil Ashok. Patung di tangan Ashok terjatuh. Ashok menggunakan kesempatan itu untuk berlutut menyentuh kaki Dharma. Setelah mendapat restu dari Dharma dan dengan berat hati Ashok pergi meninggalkannya. Dharma menatap kepergian Ashoka dengan hati sedih. Dia merasa bersalah karena tidak mengatakan yang sebenarnya pada Ashoka.

Bindu terlihat sedih ketika Helena datang menemuinya. Dengan gaya keibuannya dia menanyai Bindusara tentang apa yang telah di katakan Ashok padanya, “apa yang di katakan Ashok padamu tentang Dharma dan anaknya?” Bindu menjawab kalau Ashok hanya tahu kalau ratu Dharma telah melahirkan seorang putra. Helena seperti tidak percaya, dia coba menghasut bindusara, “mungkin Ashok menyembunyikan sesuatu darimu….” Bukan itu saja, Helena juga berusaha menjelek-jelekan Dharma pada Bindusara. Bindu terlihat semakin memprihatikan dan penuh kesedihan. Namun begitu, Bindusara tetap bisa membantah helena dan membela Ashok dengan mengatakan kalau dirinya memiliki keyakinan pada Ashoka, “dia tidak akan pernah berbohong. Dan apapun yang terjadi, aku akan mencari dan menemukan ratu Dharma dan putranya bagaimanapun caranya, ke ujung dunia sekalipun.” Itu adalah tekad Bindu yang membuat Helena menjadi kesal dan geram.

Sushim sedang galau di kamarnya di temani Inderjeet. Dia minum sangat banyak. Charumitra datang. Dia menghampiri Sushim dan melirik meja yang penuh dengan gelas minuman. Dia menatap Sushim dengan datar. lalu tanpa aba-aba, dia menampar Sushim dengan keras dihadapan Inderjeet. Melihat itu, Inderjet segera bernajak pergi. Sushim protes pada Charu karena memukul dirinya di depan temannya. Charu sekali lagi menapar Sushim dan memarahinya karena telah menimbulkan masalah baru dengan Ahenkara, sekaligus memeritahunya kalau Ashok mengatakan bahwa Bindu punya anak lain, tapi tidak ada yang tahu siapa dia. Sushim berkata kalau dirinya akan bertanya pada Ashok. Charu mencegah, “ashok tidak akan memberitahu.” Sushim bertekad, “kalau ashok tak mau memberitahu maka aku akan…” tanpa menyelesaikan kalimatnya Sushim beranjak pergi, tapi di hadap oleh perdana menterl kalatak. Kalatak mengingatkan Sushim kalau Ashok adalah orang kepercayaan Bindusara, menyakitinya akan membuat samrat marah.

Ashok berdiri di koridor sambil mengamati wajah patung yang ada di tanganya. Ahenkara datang, Ashok menyembunyikan wajah patung itu di balik punggungnya. Ahenkara penasaran dan bertanya, “apa yang kau sembunyikan dariku?” Ahenkara menatap wajah patung itu dan berkata kalau dia seperti pernah melihatnya. Ashok memberitahu Ahenkara kalau itu adalah wajah ratu Dharma. Ahenkara sedikit tertegun. Ashok bertanya, “kau kenapa?” Ahenkara menjawab kalau dirinya tidak apa-apa. Ashok menanyakan tentang Sushim. Ahenkara tak mau bicara tentang dia. Ahenkara lalau bertanya tentang ratu Dharma dan anak samrat. Ashok memberitahu Ahenkara kalau dirinya sangat yakin bahwa Dharma dan anaknya adalah orang-orang yang baik dan bahwa ratu Niharika salah menuduh mereka.  Ashok dengan sengaja memberikan info palsu tentang Dharma dan anaknya, karena dia merasa kalau Niharika sedang menguping pembicaraan mereka.  Setelah misinya selesai, Ashok pergi meninggalkan Ahenkara dengan lega mengetahui musuh telah masuk perangkapnya… Sinopsis Ashoka Samrat episode 140 by Mey Lest