Deja Vu bag 14 by Sally Diandra. “Sampai dirumah, jangan lupa nanti obatnya ini diminum 3 kali sehari ya, bu ,,,, di sini ada aturan minumnya, jangan lupa istirahat yang banyak, banyakin juga minum air putihnya dan jangan lupa gerak gerak badan sedikit kalau pagi pagi” ibu tua itu hanya mengangguk anggukkan kepalanya sambil memandangi dokter muda yang tampan yang mengajaknya bicara, yang tak lain adalah Jalal
“Sekarang, ibu boleh pulang dan jangan kembali lagi” ibu tua tadi nampak terkejut dan sedikit kecewa
“Kenapa saya nggak boleh kesini lagi ? Kalau saya ingin ketemu dengan pak dokter gimana ?” Jalal tertawa kecil mendengar pertanyaan polos si ibu tua
“Maksud saya, ibu jangan kembali kesini, jangan sampai kembali ke sini dalam keadaan sakit lagi tapi kalau ibu sekedar ingin bertemu dengan saya, boleh boleh saja” ujar Jalal sambil mengembangkan senyum menawannya dan tanpa sepengetahuan Jalal, Jodha yang sedari tadi sudah sampai di rumah sakit, hanya memperhatikan mereka dari kejauhan, ibu tua tadi menepuk nepuk pipi Jalal seraya berkata
“Kamu ini dokter yang sangat baik, sudah baik, tampan pula, apa sudah punya istri ?” Jalal tersenyum mendengar pertanyaan ibu tua tersebut sambil menggelengkan kepalanya
“Saya belum menikah, bu ,,, tapi calon sudah punya” wanita tua itu memandang Jalal dengan tatapan haru “Semoga hubungan kalian awet, langgeng, sampai maut memisahkan kalian” Jalal mengangguk “Aamiin ,,, terima kasih” tak lama kemudian wanita tua itu berlalu meninggalkan Jalal yang masih terus memperhatikan kepergian wanita tersebut, tepat pada saat itu Jodha menghampirinya seraya bertanya
“Kayaknya akrab banget sama wanita tua itu” Jalal langsung menoleh ketika di dengarnya suara Jodha yang ternyata sudah berada di sampingnya
“Heiii, kamu disini rupanya, kapan datang ?” ujar Jalal sambil merangkul bahu Jodha dari samping sambil mencium keningnya “Barusan, sebenarnya sudah dari tadi, aku tadi juga sempat melihat kamu ngobrol sama ibu tua itu” ujar Jodha sambil menunjuk ke arah depan “Sepertinya kamu akrab dengan dia dan aku lihat treatmentmu ke pasien seperti dia mujarab juga” Jalal langsung cemberut
“Mujarab apanya, buktinya dia bolak balik ke rumah sakit, pake alasan pusinglah atau apa padahal dia nggak apa apa, dia sehat sehat saja, ya udah aku kasih vitamin saja buat dia karena dia selalu minta obat” Jodha tersenyum sambil membelai wajah Jalal “Tuh kan aku bilang apa ? Mujarab kan ? Mujarab untuk datang lagi maksudnya” ujar Jodha sambil tertawa geli, Jalal cuma bisa manyun
“Jangan gitu dooong, kasihan pacarku yang satu itu, sekarang gimana kalau kita makan siang ? Aku lihat tadi di pojok jalan yang mau ke rumah sakit, ada warung makan baru, kayaknya enak makanannya, gimana kalo kita cicipi ?” Jalal langsung menganggukkan kepalanya
“Sebentar aku lepas jasku ini dulu, tunggu ya” Jalal segera masuk ke dalam ruangan IGD (gawat darurat) untuk melepas jas dokternya yang panjang hingga selutut yang memang di khususkan untuk para co-as (dokter muda), tak lama kemudian mereka berdua sudah masuk kedalam warung makan baru di pojok jalan dan langsung memesan makanan mereka masing masing.
“Sayang, kamu ingat lusa itu hari apa ?” dahi Jalal mengernyit begitu mendengar pertanyaan Jodha “Lusa ? Lusa itu hari jumat, emang kenapa ?” kedua bola mata Jodha membulat `
“Iya, aku tahu kalau besok lusa itu hari jumat tapi apa kamu tidak ingat hari jumat itu hari apa ? Hari yang sangat special buat kita ?” Jalal pura pura berfikir keras memikirkan jawaban pertanyaan Jodha, sementara Jodha mulai ilfil dengan sikap Jalal yang cuek dengan hari jadi mereka berdua dua hari lagi
“Aku tahu kamu pasti pura pura tidak ingat, iya kan ? Padahal kamu ingat, aku yakin itu !” Jodha mulai cemberut ketika Jalal masih terus berpura pura tidak ingat
“Kok jadi cemberut gitu siiih ? Senyum dong” Jalal mulai menggoda Jodha dengan mencolek dagu Jodha
“Apa sih ? Males ! Nggak usah colak colek !” suara Jodha terdengar ketus
“Dooo ,,, marah beneran niii, senyum dong ,,, iya deh iya aku ingat besok lusa hari apa, hari jadi kita yang ke dua tahun kan ? Betul kan ?” senyum Jodha mulai mengembang, tapi belum juga Jodha mengutarakan tentang rencananya untuk merayakan hari jadi mereka tiba tiba dari arah pintu warung makan, ketiga teman Jalal terlihat mulai memasuki warung makan dan segera menghampiri mereka berdua
“Waaah kalian disini rupanya ! Boleh gabung kan ?” suara Aziz terdengar senang ketika melihat Jalal dan Jodha juga ada di warung makan tersebut dan tak lama kemudian makanan yang dipesan Jalal dan Jodha telah tiba, sementara mereka bertiga mulai memesan makanan
“Oh iya, Jalal ,,, besok jumat bisa tukeran jaga malam ?” Jalal terperangah begitu mendengar pertanyaan Naser kemudian menengok kearah Jodha yang juga melirik kearahnya
“Memangnya ada apa, Naser ? Apa kamu ada acara besok Jumat ?” Naser mengangguk membenarkan ucapan Jalal
“Adik sepupuku besok Jumat menikah, Jalal ,,, seluruh keluarga besarku ada disana, jadi aku juga harus hadir disana, sementara Maan Singh dan Aziz kan juga jaga malam besok jumat, jadi cuma kamu yang bisa jadi dewa penolongku, brad !” Jalal menghela nafas panjang sambil menoleh ke arah Jodha, Jodha bisa mengerti kalau Jalal meminta persetujuannya, Jodha segera mengangguk sambil menyuapkan makanan yang dipesannya
“Baiklah, besok jumat aku yang jaga” Naser langsung menyeringai senang begitu Jalal menyetujui permintaannya sambil menghampiri Jalal dan menjabat tangannya erat
“Eeeeh tapi bentar dulu ! Bukannya besok jumat hari jadi kalian berdua ?” tiba tiba suara Maan Singh mengejutkan semua orang termasuk Jalal dan Jodha
“Tidak apa apa, kami tidak keberatan karena kami masih bisa merayakannya besok sabtu atau minggunya, iya kan, Jalal ?” Jalal langsung mengangguk membenarkan ucapan Jodha
“Kami bisa menunda acara kami, aku pikir acara keluarganya Naser lebih penting, jarang kan keluarga besar bisa berkumpul jadi satu kalau tidak di moment moment penting seperti itu” Jalal menambahi ucapan Jodha
“Tapi besok itu kamu kalau jaga malam berarti harus jaga 32 jam lho, brad ! Ingat kan kalo kita harus tugas malam di rumah sakit itu selama 32 jam, karena harus masuk shift pagi jam 7 sampai jam 2 siang trus ditambah shift jaga jam 2 siang sampai jam 7 pagi plus kegiatan pagi besoknya lagi jam 7 pagi sampai jam 2 siang, bisa kebayang kan ?” Jalal tersenyum sambi menoleh kearah Jodha
“Sementara Jodha nggak masalah, aku sih ikut aja, iya kan, Jo ?” Jodha menganggukkan kepalanya, sementara Naser sangat bersyukur punya sahabat yang pengertian seperti Jalal
“Jangan khawatir, brad ! Nanti makan siang, makan pagi, makan malam, aku yang nanggung !” ujar Naser lantang
“Bener nih ?” kedua bola mata Jalal , Maan Singh dan aziz langsung berbinar terang, sementara Jodha cuma bisa tertawa geli melihat tingkah mereka
“Iyaa ! Suwer ! Nanti aku bawakan makanan hajatan dari adik sepupuku itu !” ujar Naser sambil tertawa terbahak bahak
“Kampret, lu ! Kirain mau dibayarin makan ! Taunya dari hajatan pula !” Aziz langsung melemparkan lap makan kearah Naser yang masih tertawa terbahak bahak
~dua hari kemudian~
“Jo, sudah jadi kan cakenya ?” Rukayah langsung nyerocos begitu sampai di tempat kost kostan Jodha, Rukayah bener bener penasaran dengan cake buatan Jodha yang malam ini akan Jodha kirimkan buat Jalal sebagai kue hari jadi mereka berdua
“Sudah, sudah jadi ,,, tinggal aku hias saja, kamu bantuin aku serutin coklatnya ya, kalau kamu Moti, bantuin aku serutin kejunya, oke ?” Moti dan Rukayah langsung mengangguk dan segera membantu Jodha membuat kue black forest kesukaan Jalal. Malam harinya ketika mereka sampai di rumah sakit, saat itu informasi yang Jodha dapatkan kalau Jalal jaga di IGD, itu artinya Jalal jaga di ruang paling depan jadi mereka bertiga tidak perlu repot repot masuk ke dalam rumah sakit dan mendapat sorotan tajam dari perawat perawat senior yang selalu nggak suka lihat anak anak kedokteran yang tengil tengil apalagi keluyuran malam malam di rumah sakit.
“Maan Singh, Jalal dimana ?” Jodha segera menghampiri Maan Singh, begitu keluar dari mobil Maserati merah Rukayah, saat itu Maan Sing sudah berada di lapangan parkir yang tidak jauh dari ruang IGD
“Jalal ada di dalam tapi saat ini dia lagi tidur, tidur di ruang dalam sih, kami gantian, nanti sekitar jam 2 malam dia yang jaga, aku yang tidur” Jodha segera melihat ke jam tangan Albanya yang saat ini menunjukkan waktu pukul 12 kurang 10 menit, sebenarnya Jalal sudah mengucapkan selamat hari jadi waktu di telfon tadi pagi waktu Jodha siap siap mau berangkat ke kampus sedangkan Jalal ke rumah sakit karena memang hari jadi mereka hari jumat ini tapi karena Jodha ingin memberikan surprise buat Jalal pas dia jaga malam, akhirnya Jodha rela datang malam malam ke rumah sakit. Dan akhirnya setelah Maan Singh mengadakan pembicaraan yang cukup alot dengan perawat senior yang tugas di IGD, Jodha diperbolehkan untuk masuk menemui Jalal yang sedang tertidur di dalam tapi hanya Jodha yang boleh masuk, yang lain menunggu di luar.
Akhirnya secara perlahan lahan, Jodha memasuki ruang istirahat para co-as yang tugas malam itu, dilihatnya Jalal sedang tertidur pulas di tempat tidur rumah sakit dengan pakaian lengkapnya kemeja lengan pendek dan celana halus yang warna senada biru, warna favourite Jalal. Jodha segera berjingkat mendekati Jalal, entah kenapa hatinya berdebar sangat kencang, serasa jantungnya mau copot keluar begitu Jalal sangat dekat di depannya, Jodha segera menaruh kue black forest buatannya itu di meja yang terletak di samping tempat tidur Jalal secara hati hati jangan sampai menimbulkan suara, sementara ruang istirahat itu sepi tidak ada orang disana, yang ada hanya Jalal dan dirinya.
Jodha segera mendekatkan wajahnya ke wajah Jalal, dipandangi wajah pacarnya yang telah dipacarinya selama 2 tahun ini penuh haru, kemudian Jodha mencium kening Jalal lembut dan berbisik di telinga Jalal lirih “Happy anniversary, sayang” namun Jalal hanya diam saja, tidak bergeming, mungkin Jalal sudah memasuki alam mimpinya hingga tidak menyadari kehadiran Jodha disampingnya, lama Jodha menatap wajah Jalal dengan tatapan penuh cinta, tak lama kemudian Jodha memberanikan diri untuk mencium bibir Jalal yang merah merekah, Jodha memberanikan diri dan mulai mendobrak syarat yang dibuatnya sendiri karena Jodha merasa Jalal selama ini tidak pernah menuntut lebih padanya, oleh karena itu di hari jadi mereka yang ke 2 tahun, Jodha ingin memberikan hadiah ciuman untuk kekasihnya ini.
Pada awalnya Jodha ragu ragu hendak mencium bibir Jalal, namun dikuatkan dirinya untuk menciumnya walaupun sesaat, bibir Jodha terasa dingin dan bergetar ketika menempel di bibir Jalal, pelan dan lembut Jodha mencium bibir Jalal, namun begitu hendak ditariknya bibirnya sendiri tiba tiba masih dalam keadaan mata terpejam bibir Jalal melumat rakus bibir Jodha, hingga Jodha tidak mampu bernafas lega, awalnya Jodha bingung namun permainan bibir Jalal yang begitu menggoda dan intens akhirnya Jodha belajar membalas ciuman bibir Jalal, tangan Jalal pun melingkar ditubuh Jodha agar semakin mendekat padanya dan tak lama kemudian Jodha segera melepaskan ciumannya secara paksa, meskipun Jalal tidak mau melepasnya, Jalal segera membuka matanya dan tersenyum nakal melihat Jodha, kemudian duduk di atas tempat tidur
“Kamu nakal ! Bagaimana kamu tahu itu aku ? Kalau ternyata wanita lain bagaimana ?” Jalal masih tertawa nakal sambil memandang kekasihnya ini
“Aku tidak mungkin salah, aku selalu bisa mengetahui kamu dari aroma tubuhmu, aku tahu kalau kamu yang datang apalagi ketika kamu membisikkan happy anniversary ditelingaku, aku juga dengar tapi sengaja aku tidak bangun, aku ingin melihat apa yang ingin kamu lakukan, ternyata ini” Jodha tersipu malu ketika Jalal mulai menggodanya
”Jadi mulai hari ini, aku boleh mencium bibirmu ?” Jodha tersipu malu malu dan segera berlari ke arah pintu kamar
“Heiiii ! Mau kemana ?” Jodha segera menoleh sebelum membuka pintu kamar istirahat itu “Aku nggak boleh lama lama, dilarang sama perawat senior !” ujar Jodha sambil tertawa geli “Oh iya, happy aniversarry ,,, aku buatin kue black forest untuk kamu, udah yaaa ,,, aku pulang dulu !” Jodha segera membuka pintu kamar istirahat co-as tersebut dan segera meninggalkan Jalal yang berteriak memintanya kembali, Jalal cuma bisa geleng geleng kepala melihat tingkah Jodha sambil memegang bibirnya sendiri, sensasi ciuman yang diberikan Jodha masih membekas dalam benaknya, Jalal tersenyum geli sambil membayangkan apa yang baru dialaminya tadi bersama Jodha… NEXT