Sinopsis Ashoka Samrat episode 126 by Sally Diandra

Sinopsis Ashoka Samrat episode 126 by Sally Diandra. Drupata sedang bertanya pada pelayannya siapa nama mereka, anak anak mereka dan kehidupan mereka, Dharma mulai panik.

Di tempat Niharika, Khurasan menemui Niharika di tendanya, Ashoka mengikutinya dari belakang, Khurasan memasuki tenda Niharika dan memberikan salam padanya, prajurit Niharika mengambil pedang Khurasan dan mereka mulai mengadakan perundingan, Ashoka berusaha untuk menguping pembicaraan mereka dari jauh tapi tidak terdengar apapun, tak lama kemudian Khurasan keluar dari tenda Niharika, Niharika juga keluar dari tendanya dengan bayinya, kemudian Niharika mengangkat bendera putih menandakan jalur damai diterima, Ashoka sangat senang melihatnya “Keyakinan ibuku akhirnya menang juga hari ini !” ujar Ashoka bangga, Ashoka mendatangi tempat tersebut bersama dengan Ahenkara, Niharika merasa terharu dan sedih melihat anaknya kembali, Ahenkara menangis bahagia bisa bertemu dengan ibunya lagi, Ahenkara melirik ke arah Ashoka sambil menangis kemudian memeluknya erat, Ashoka terkejut dan semua orang melihat tingkah mereka, Ashoka membalas pelukkannya dan berkata “Perang telah dihentikan, pergilah ke ibumu, dia telah menunggu kamu” Ahenkara memandang kearah ibunya “Ibuuuu !” Ahenkara segera berlari ke arah ibunya dan memeluknya erat, kemudian Ahenkara mengambil adik bayinya dan menciumnya lembut, Niharika menatap ke arah Ashoka

Ashoka-252520samrat-252520cover_thumb-25255B1-25255D9Siamak dan Drupata masih bermain dengan para pelayan dengan menanyakan nama dan informasi tentang mereka, tak lama kemudian mereka menghampiri Dharma “Siapa namamu ?” Dharma terkejut “Apakah kamu mempunyai anak ? Siap namanya ?” Dharma diam saja, Noor memintanya untuk menjawab pertanyaan Drupata, tepat pada saat itu prajurit menemui mereka “Ada kabar baik, Maharani ,,, Niharika telah menyetujui kesepakatan untuk damai” ujar sang prajurit “Ashoka telah membuatnya setuju dengan melibatkan dirinya dalam bahaya” Siamak tersenyum mendengar berita yang disampaikan oleh prajurit “Dia memang benar benar ajaib !” ujar Siamak bangga

Niharika memasuki istana Magadha, Ashoka menemui Dharma, Dharma tersenyum melihat anaknya “Ashoka, kemarilah” Ashoka segera menghampiri ibunya dan memeluknya erat “Ashoka, ibu bangga padamu”, “Jangan kataka apapun ibu, biarkan aku memelukmu” ujar Ashoka

Sesampainya di dalam istana Magadha, Niharika memberikan salam pada Bindusara “Terima kasih untuk kedatanganmu, terima kasih karena kamu mau menerima pembicaraan perdamaian kita” ujar Bindusara “Aku menerima pembicaraan perdamaian tapi bukan perdamaian” ujar Niharika sambil melirik ke arah Chanakya dan berkata “Aku telah mendengar banyak tentang kamu Chanakya” Chanakya tersenyum mendengar ucapan Niharika “Pastinya akan lebih menyenangkan jika kita bertemu pada situasi yang berbeda, Maharani Niharika” Niharika kemudian menoleh kearah Helena “Kami sering mendengar bahwa kamu itu sangat cantik, sekarang kami mendengar bahwa kamu adalah seorang ibu yang membunuh anaknya sendiri” Bindusara tidak suka dengan ucapan Niharika “Kamu telah melampui batasan kami tanpa permisi, Maharani Niharika ,,, jika kami mengatakan perang makan kami tentunya akan menang !” ujar Bindusara optimis “Itu semua hanya bisa diputuskan di medan pertempuran, Samrat Bindusara ,,, jika para prajuritku tewas di medan laga maka kamu akan mendapatkan imbasnya juga” ujar Niharika tegar “Peperangan Maurya terjadi untuk memberikan keadilan, hal itu menimbulkan permasalahan pada semua orang, kami ingin kedamaian” Niharika tersenyum sinis sambil berkata pada Bindusara “Ketika tidak ada keadilan maka bagaimana bisa kita hidup damai ? Aku telah siap untuk berdamai tapi aku mempunyai dua syarat, pertama jenazah suamiku harus dikremasikan dengan upacara pemakaman yang terhormat karena bagaimanapun juga dia adalah seorang Raja” Bindusara menyetujui syarat Niharika “Yang kedua, aku ingin keadilan yang sepenuhnya ! Aku ingin semua penjahat yang berkonspirasi dalam permasalahan ini harus ditangkap ! Dia adalah orang yang sama yang telah meracuni Justin dan suamiku ! Aku ingin kamu menghukum dia seperti kamu menghukum suamiku !” semua orang tertegun “Siapa orang ini ?” Bindusara merasa penasaran

Di tempat Dharma, Dharma sedang berbincang bincang dengan Ashoka “Ashoka, sebanyak ibu berusaha untuk menjauhkan kamu dari permasalahan ini, maka permasalahan ini semakin bertambah banyak, ibu hanya bisa berdoa untuk perlindunganmu” ujar Dharma cemas “Aku telah mengatur semuanya, dengan kedamaian maka saat ini perang tidak akan terjadi, ibu” ujar Ashoka “Kamu telah menyelamatkan Magadha”, “Ibulah yang menunjukkan jalannya padaku, aku harus pergi sekarang, ibu” Ashoka menyentuh kaki ibunya, Dharma memberikan restu untuk Ashoka kemudian Ashoka berlalu meninggalkan ibunya “Ketika kamu mengetahui kenyataan sebenarnya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu” ujar Dharma sedih

Di ruang sidang Magadha, Bindusara meminta Niharika untuk menyebutkan nama orang yang terlibat konspirasi lagi, Niharika tersenyum dan berkata “Kamu sangat mencintainya lebih dari siapapun, Samrat ,,, kamu tidak akan percaya padaku tapi bacalah nama penghianat itu” Niharika memberikan Bindusara sebuah catatan, Bindusara segera membuka catatan itu dan membaca namanya, Bindusara langsung shock dan terkejut. Di tempatnya berdiri Niharika teringat ketika dirinya berbicara dengan Khurasan “Kamu tidak akan mendapatkan apa apa dari perang ini, Maharani Niharika ,,, pasukanmu akan kalah dari pasukan Samrat Bindusara” ujar Khurasan “Jika kamu percaya akan kemenangan maka mintalah Rajamu untuk mengadakan pembicaraan perdamaian” ujar Niharika “Hanya kedamaian yang bisa melegakan kamu dan jika kamu melakukan apa yang aku katakan maka kamu akan bisa melakukan pembalasan dendammu dan kedamaian akan terjadi juga, aku datang kesini untuk memberikan pesan dari Rajmata Helena, kamu telah kehilangan suamimu dan dia telah kehilangan anaknya, dia ingin membantu kamu, kamu bisa melakukan pembalasan dendam ke Samrat Bindusara” Niharika mendengarkan dengan seksama ucapan Khurasan “Dia akan menjadi semakin lemah ketika sesuatu yang sangat berharga di renggut olehnya maka dengan begitu kita semua akan bisa melakukan pembalasan dendam dan setelah insiden ini, dia tidak akan bisa mempertahankan posisinya” ingatan Niharika pun berakhir.

“Ini tidak mungkin !” ujar Bindusara cemas “Dia masih hidup, Samrat ! Cari dia !” semua orang yang berada disana penasaran dengan pembicaraan mereka “Siapa dia ? Katakan padaku siapa namanya ? Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri !” sela Helena geram “Tidak ! Samrat Bindusaralah yang akan membunuhnya dengan tangannya sendiri !” timpal Niharika “Siapa dia ?” ujar Helena lagi “Jika kamu tidak ingin menyebutkan namanya didepan semua orang maka kita bisa membicarakannya secara pribadi, Maharani Niharika” sela Chanakya “Kenapa harus di bicarakan secara pribadi ? Dia adalah seorang penghianat maka namanya seharusnya di katakan di depan semua orang ! sama seperti yang terjadi pada penghianat yang lain ! Dan Samrat Bindusara dari Magadha katakan namanya agar tidak bias !” ujar Niharika, Bindusara menatapnya tajam “Aku tidak percaya padamu !”, “Haruskah aku katakan didepan semua orang bahwa istrimulah yang telah merencanakan konspirasi ini ?” ujar Niharika sambil tersenyum “Ketiga istri Samrat Bindusara sangat peduli padanya, mereka bahkan rela mati demi suaminya” sela Helena “Yang aku bicarakan ini tentang istri Samrat Bindusara yang ke empat, Samrat Bindusara telah menikahinya tapi dia tetap menjaganya menjadi sebuah rahasia, namanya adalah Dharma !” semua orang terkejut mendengar ucapan Niharika.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 126 by Sally Diandra

.