Sinopsis Ashoka Samrat episode 53 by Jonathan Bay

Sinopsis Ashoka Samrat episode 53 by Jonathan Bay. Semua kaget mendengar kabar Ashok jatuh ke danau. Bindu dengan panik meminta Aakramak menyelamatkan Ashok dari buaya. Aakramak segera memerintahkan prajurit untuk pergi ke sungai. Bindu mengatakan pada semua orang kalau sebelumnya seorang siswa pernah jatuh ke dalam danau itu dan tidak bisa di selamatkan, “kirimkan lebih banyak prajurit untuk menyelamatkan Ashok.” Kasturi mendengar kabar itu dan segera pergi dengan wajah panik dan cemas. Sushim tersenyum puas, “bagus, kalau dia lenyap.” Siamak berdoa untuk keselamatan ashoka samrat 53Ashok. Kasturi tiba di dapur dan memberitahu Dharma tentang apa yang terjadi pada Ashok. Dharma langsung jatuh pingsan. Pelayan lain berdatangan untuk membantunya.

Prajurit melapor pada Bindu kalau mereka sudah mencari kemana-mana tapi tidak menemukan Ashok.  Guru Kipa menyalahkan Aakramak karena telah membolehkan Ashoka ikut kompetisi, “kalau sesuatu terjadi padanya, siapa yang akan bertanggung jawab?” Siamak berbisik pada Sushim, “aku tahu kau yang melakukan ini pada Ashok. Jika terjadi sesuatu padanya, aku akan mengatakan semuanya pada ayahanda raja.” Sushim mengelak, “apa salahku? Aku berdoa semoga Ashok beristirahat dengan tenang.” Seorang prajurit memberitahu kalau waktu kompetisi hampir habis dan menyarankan agar kompetisi di tutup. Sushim tersenyum senang. Tiba-tiba teman Sushim terlihat tegang saat menatap ke pintu gerbang. Sushim dengan heran mengikuti arah tatapannya. Begitu pula yang lainnya. Alangkah kagetnya Sushim saat melihat Ashok berlari mencapai garis finish tanpa kurang suatu apa.

Dengan wajah letih dan nafas ngos-ngosan, Ashok mengambil tempat di samping peserta lain dan di hadapan bindu. Bindu berdiri sambil tersenyum gembira. Siamak pun merasa senang. Aakramak tersenyum puas. Cnahakya menatap Ashok yang basah kuyub dengan rasa oenasaran. Bindu bertanya pada Ashok, “kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?” Aakramak bertanya, “bagaimana kau bisa jatuh ke danau?” Chanakya juga bertanya, “apakah seseorang mendorongmu ke dananu?” Ashok diam tak tahu harus menjawab pertanyaan yang mana terlebih dahulu. Bindu menyuruh Ashok mengatakannya. Siamak mendekati Ashok dan menanyakan pertanyaan yang sama. Ashok tersenyum padanya. Dia teringat bagaimana dia jatuh ke dalam danau tapi tak satupun buaya yang mau menyentuhnya, “semua berkat doa ibuku teman, karena itu aku masih hidup.” Siamak tersenyum gembira.

Bindu kemudian mengumumkan hasil kompetisi. yang menempati urutan pertama adalah Sushim, lalu Siamak, Subahu dan ain-lain dan Ashok menempati posisi ke 15, “15 siswa ini lolos ke level berikutnya. Setelah Bincu mengeluarkan pengumuman, Siswa pun bubar. Sushim mendekati Ashok dan mengejeknya, “orang murahan sepeti apa dirimu sampai buaya aja tidak mau memakanmu..” Ashok melirik Sushim dengan geram. Sushim menyerigai licik..

Ashok sedang memahat kayu untuk di jadikan tombak. Sambil bekerja, ia ingat mengingat semua yang telah di lakukan Sushim padanya selama kompetisi. Teringat itu, Ashok menjadi geram. Siamak mendatangi Ashok dan memberitahunya kalau Sushim mencuranginya dengan membuat kudanya memakan sesuatu hingga jatuh sakit. Ashok terkejut sekaligus marah mendengar pengaduan Siamak. Siamak menjadi heran  dan bertanya, “kenapa kau terlihat begitu marah? Apa yang di lakukannya padamu?” Ashok dengan menahan marah menjawab, “tidak penting apa yang di lakukan padaku. Tapi yang penting adalah apa yang akan aku laukan padanya. Kau temanku, jadi aku minta kau tidak mencampuri urusanku dengan Sushim.” Dengan marah Adhok peri meninggalkan Siamak yang menatapnya dengan khawatir.

Sushim tiba di sekolah dengan di panggul dan di elu-elukan oleh teman-temannya. Sushim berkata kalau ini hanya permulaan saja, “kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya..” Ashok datang dengan tombak runcing di tangan. Sushim tertegun. Dia segera turun dari pundak teman-temannya. Ashok mendekat dan menghunuskan ujung tombak ke leher Sushim. Sushim terlihat ketakutan. Teman-temannya terlihat panik. Ashok berkata, “kau telah memulai permainan membunuh ini tapi aku akan mengakhirinya. Aku bisa membunuhmu saat ini juga karena telah menghinaku.” Sushim tertegun dan ketakutan. Melihat itu Ashok tersneyum dan berkata, “Sushim yang perkasa ketakutan. Aku tidak datang ke sini untuk membunuhmu. Tetapi hanya untuk memberitahu bahwa aku akan manghancurkan egomu.” Setelahberkata begitu Ashok membalikan badan dan peri meninggalkan Sushim. Sushim antara sakit hati dan malu mencoba membokong Ashok dari belakang. Tapi Ashok menghindar dan Sushim jatuh tersungkur. Darah keluar dari mulutnya. Ashok terkejut. Salah seorang anak berteriak kalau Ashok menyerang Sushim dan dia segera berlari memanggil achari.  Mereka juga menuduh Ashok menyerang Sushim. Ashok membelah diri dengan mengatakan kalau Sushim yang menyerangnya, dirinya hanya menghindar. Tapi anak-anak bersihkeras menuduh kalau Ashok telah memukul Sushim. Jeet dan Sub segera berlari membantu Sushim berdiri. Sushim dengan penuh kebencian berkata pada Ashok, “aku akan membuatmu kembali ke desa dan keluar dari sekolah karena hal ini.”

Achari Kipa dan Aakramat datang. Sushim langsung pura-pura kesakitan. Achari Kipa sepert biasa selalu menyalahkan Ashok dan bertanya dengan lembut pada Sushim, “apakah Ashok menyerangmu?” Semua anak-anak menjawab serentak kalau Ashok benar telah menyerang Sushim. Achari Kipa dengan galak membentak Ashok, “kenapa kau membawa tombak kesini?” Sushim yang menjawab, “untuk membunuhku.” Semua guru terkejut. Sushim melanjutkan dramanya, “dia menyerangku tapi siswa lain datangjadi dia meninggalkan aku.” Ashok dengan heran menjawab, “aku hanya membuatnya takut dengan menodongkan tombak ini padanya.”

Aakrama bertanya, “siapa yang memberimu hak untuk menodongkan tombak pada siswa lain?” Guru kipa berkata, “dia bukan anak biasa, tapi di telah menyerang pangeran, “murid ini telah memberi kita masalah. DIa telah menghina pangeran magadha. Dia tidak pantas ada di sini. Aku akan melapor pada Samrat.” Aakramat dengan nada menyesalkan bertanya, “kenapa Ashok? Kenapa kau lakukan itu?” Sushim yang menjawab, “dia cemburu, dia merasa rendah diri dan ingin menjadi pangeran. Aku akan mengajukan protes pada ayahanda raja.” Aakramak meminta semua orang memberi Ashok kesempatan untuk bicara. Achari Shrist datang dan mengatakan hal yang sama.

Ashok memberi hormat pada achary Shrist dan berkata, “achari, betul saya datang untuk membuat pangeran Sushim ketakutan dengan tombak itu. Tapi saya akan pergi ketika pangeran Sushim menyerangku. Saya hanya menghindar dan dia terjatuh.” Sushim membantah, “semua orang di sini melihat dia menyerangku. Siamak munclul dan berkata, “Ashok tidak akan pernah membunuh kakak Sushim.” Semua menatap Siamak. Sushim memelototi Siamak, “kau tak ada di sini.” Siamak menyahut, “tapi aku tahu Ashoka.” Semua murid mengatakan kalau Ashok menyerang Sushim. Ashok mengalah, “sebagian benar.” Achari Kipa berkata, “jadi kau menerima bahwa kau menempatkan  tombak di leher panngran SUshim? Dia tidak boleh tinggal di sekolah ini sekarang.” Achari Shrist berkata dengan bijak, :kita akan memikirkannya dan juga memeriksa kesalahan siapa ini. Hingga saat itu, Ashok akan tinggal di sekolah.” Setelah memberi keputusan begitu, Achari Shrist peri. Sushim menyerigai pada Ashok yang balas menatapnya dengan marah.

Bindu dan raja ji sedang beradu keahlian melempar pisau di saksikan oleh helena, Noor, Justin dan Agnisika. Bindu berhasil mengenai sasaran. Semua tertawa gembira. Seorang pelayan mendekati Justin sambil membawa Ladoo. Justin hendak menolak mencicipi Ladoo ketika matanya tertumbuk pada surat yang ada di bawah ladoo. Justin mengambil surat itu dan membacanya. Surat itu dari Noor yang isinya doa mengajak Justin bertemu di tempat yang biasa mereka bertemu. Justin menatap Noor minta pengerian. Tapi Noor melotot marah. Agnisika menatap Justin dengan ketat, membuat Justin tak bisa bergerak. Melihat itu, Noor marah dan pergi dari sana. Raja ji melihat itu dan bertanya pada putrinya, “kau merasa curiga dengan hubungan Noor dan Justin?” Agnisika menyahut, “aku punya rencana yang lebih besar, aku tidak khawatir dengan masalah kecil.” Raja ji berbisik, “kita tidak bisa mengambil resiko, ini bisa merusak rencana kita. Bicarakan ini dengan ibu suri Helena.” Agnisika dengan wajah sendu melirik helena.

Ashok duduk termenung di batu dengan perasaan menyesal. Siamak berkata padanya, “maafkan aku, Ashok. AKu tidak bisa membantumu.” Ashok berkata kalau semua itu salahnya, “jika ibuku disini, dia pasti tidak akan membiarkan aku memegang senjata. Aku berjanji padanya bahwa aku akan memegang senjata hanya untuk menyelamatkannya. Tapi hari ini, aku telah memegang senjata karena marah. Jika dia masih hidup aku tidak bisa melakukan apapun untuknya. Sekarang aku ingin melakukan sesuatu untuk negeri ini. Tak dapatkan aku mendapatkan hukuman yang lain selain di buang dari sini?” Siamak menjadi tegang…

Siamak mengatakan untuk Ashok bahwa saya tidak bisa membantu Anda, saya minta maaf, Ashok mengatakan itu kesalahan saya, jika ibu saya di sini dia akan tidak senang melihat saya memegang senjata, saya berjanji bahwa saya akan memegang senjata hanya untuk menyelamatkannya tapi hari ini saya memegang senjata karena kemarahan saya, ketika dia masih hidup saya tidak bisa melakukan apa pun untuknya, sekarang saya ingin melakukan sesuatu untuk tanah saya, tidak bisa saya mendapatkan beberapa hukuman lain kemudian ke desa ini? Siamak yang tegang…. Sinopsis Ashoka Samrat episode 54 by Jonathan Bay