Sinopsis Ashoka Samrat episode 21 by Sally Diandra. Helena sedang berada di kamarnya sambil berbicara dengan dirinya sendiri “Aku baru tahu kalau Raskshasa telah datang ke Patliputra tapi mengapa dia tidak menemui aku ?” tiba tiba Acharaya menemui Helena di kamarnya dan berkata “Aku telah tahu apa rencanamu Ratu Helena” Helena terkejut begitu melihat kehadiran Acharaya di kamarnya “Apa yang sedang kamu bicarakan ?” Acharaya hanya tersenyum melihat kepanikan Helena “Kamu ingin membuktikan bahwa aku dan Ashoka yang menyerang Samrat kan ? Dengan begitu kami berdua akan di usir keluar dari istana dan anakmu yang akan menjadi Maharaja selanjutnya” ujar Acharaya geram, sementara Helena hanya menatap Acharaya dengan tatapan tidak suka dan tajam “Ashoka ketahuan memiliki akar akaran herbal itu membuktikan bahwa kamu ingin Samrat membenci Ashoka”, “Apakah kamu mempunya bukti untuk hal ini ?” ujar Helena sambil mendongakkan wajahnya “Bukti pertama adalah expresi pada wajahmu dan bukti kedua adalah ini !” tiba tiba Acharaya menunjukkan kalung Rudraraksh milik Raskshasa seraya berkata “Inilah bukti dengan siapa kamu membuat sebuah rencana dan dia sekarang ada di penjaraku, dia memiliki bukti bukti tentang perbuatanmu dan dia yang akan aku bawa keluar ke pengadilan” Helena sangat terkejut sambil hendak memegang kalung tersebut “Jika kamu mencoba untuk mencelakakan Ashoka maka aku akan membawa Raskshasa kehadapan Samrat !”, “Apa lagi yang kamu tunggu ? Katakan saja padanya” ujar Helena dengan nada sombong “Aku akan mengatakan padanya jika kamu tidak menghargai aku, bagiku kamu adalah seorang pengkhianat tapi untuk rakyat kamu adalah Ratu Patliputra, jika mereka tahu kebenaran tentang dirimu, maka rasa hormat mereka pada Ratu akan berkurang dan hal ini juga bisa berimbas pada Samrat” ujar Acharaya tenang “Kamu ingin menjadikan Ashoka sebagai Samrat tapi dia telah menolak untuk masuk ke sekolah kerajaan”, “Ashoka bisa memutuskan apapun akan tetapi tidak bisa merubah takdirnya dan takdirnya adalah dia akan menjadi Samrat selanjutnya, hanya Ashoka yang bisa menjadi Samrat selanjutnya, selama aku hidup, aku tidak akan membiarkan Yunani menganggu Magadha sekecil apapun !” ujar Acharaya sambil berbalik keluar kamar Helena, sepeninggal Acharaya, Helena sangat kesal dan marah atas semua perbuatan Acharaya terhadap dirinya, Helena langsung berteriak sambil menghempaskan selendangnya.
Tak lama kemudian Helena mengundang Bal Govin “Ashoka adalah temanku, Ratu Helena … aku tidak bisa menghianatinya, aku tidak tahu apa apa tentang dia tapi meskipun aku tahu aku tidak akan menceritakannya padamu” ujar Bal Govin cemas “Aku baru tahu kalau kamu ini ternyata memang tolol, tidakkah kamu bisa melihat bahwa Ashoka itu sangat egois, dia diterima di sekolah kerajaan, mengapa dia tidak menceritakan tentang kamu ke Samrat ? Dia seharusnya bisa menceritakan tentang kamu ke Samrat dan membiarkan kamu masuk ke sekolah kerajaan juga tapi karena dia hanya ingin untuk kebaikannya sendiri, dia tidak melakukannya, sekarang cari tahu kenapa Ashoka menolak masuk sekolah ? Jika kamu menemukannya maka aku akan membebaskanmu atau aku akan membunuhmu !” Bal Govin sangat terkejut
Sementara itu Ashoka sedang berdiri di pinggir sungai, tak lama kemudian Dharma menemuinya sambil membawa pakaian dan perbekalan untuk Ashoka “Ibu, kamu ingin aku untuk tidak masuk ke sekolah tapi mengapa aku tidak senang dengan keputusan ibu ?” Dharma bingung harus menjawab apa, tiba tiba beberapa orang tidak dikenal dengan pakaian serba hitam datang menemui mereka, orang orang tersebut menutup sebagian muka mereka, hingga hanya tersisa matanya yang terlihat.
Sementara itu di istana kerajaan Magadha, Radhagupta bertanya pada gurunya Acharaya “Mengapa kamu mengirimkan para preman berbaju hitam itu ke Ashoka ?”, “Dengan begitu Ashoka bisa belajar bahwa suatu saat nanti dia harus melawan orang orang jahat itu untuk melindungi rakyatnya” ujar Acharaya mantap “Ketika aku tahu kalau dia menolak untuk masuk ke sekolah, aku tahu kalau hanya Dharmalah yang bisa memintanya untuk melakukan hal itu, aku tahu kalau Ashoka pasti akan mengangkat senjatanya jika Dharma dilukai oleh orang orang jahat itu, seseorang yang berjanji untuk tidak melakukan tindakan kekerasan akan bertarung saat ini”
Dilain pihak, Ashoka dan Dharma mulai tegang ketika berhadapan dengan orang orang tidak dikenalnya yang ternyata orang suruhan Acharaya, Dharma mencoba melindungi Ashoka, Ashoka disuruh berlindung dibelakangnya namun Ashoka tidak mau, dia malah mau melindungi Dharma, tak lama kemudian Ashoka mulai diserang oleh orang orang tersebut, dengan sekuat tenaga Ashoka melawan mereka dengan tangan kosong, Ashoka berhasil menjatuhkan lawannya yang menyerangnya dengan tongkat kayu, namun tak lama kemudian Ashoka terjatuh, Dharma yang tidak tahan melihat anaknya di pukuli segera menghampiri Ashoka dengan maksud menghentikan orang orang itu memukuli Ashoka namun salah satu orang orang tersebut menggeret Dharma, Ashoka tidak terima ketika melihat ibunya terluka karena jatuh tersungkur, Ashoka langsung marah dan mulai menghajar habis orang orang tidak dikenal itu, Dharma sangat terkejut ketika melihat Ashoka yang mulai melanggar janjinya demi melindungi dirinya, ketika Ashoka sudah dipuncak amarahnya, Dharma mencoba menghentikan tindakan Ashoka dan orang orang tidak di kenal itu lari tunggang langgang meninggalkan mereka.
Ditempat Acharaya “Kejadian ini akan memaksa Ashoka untuk melawan ibunya, aku tidak ingin semua ini terjadi tapi Dharma tidak memberikan pilihan apapun padaku” ujar Acharaya sedih
Di tempat Ashoka, saking marahnya Ashokapun berteriak keras “Aaaarrgggghhhhh !!!!” Dharma terkejut mendengarnya lalu mendekati anaknya “Mengapa kamu mulai memukuli mereka ?”, “Sekarang aku baru sadar bahwa ternyata aku ini lemah, aku bahkan tidak bisa melindungi ibu !”, “Kamu telah melindungi ibu, nak” Dharma membelai wajah Ashoka “Tapi ibu terluka, lihat ini … aku tidak bertarung untuk melindungi ibu” ujar Ashoka sambil menunjukkan luka di lengan Dharma “Kekerasan itu bukan jadi jalan keluar untuk semua permasalahan, aku tidak akan pernah menginginkan kamu mengangkat tanganmu untuk memukuli orang, banyak orang yang memberikan kehidupan mereka tidak untuk kekerasan” Ashoka semakin tidak mengerti apa maksud ibunya “Aku tidak bisa tinggal diam dimana ada banyak konspirasi disini, ibu ! Kalau begitu jangan penuhi janji ibu pada Acharaya dan kita bisa pulang ke kota kita” Dharma menatap Ashoka dengan perasaan sedih “Ibu tidak bisa melakukan hal itu, Ashoka”, “Kalau begitu aku harus melanggar janjiku padamu, jika kita tinggal disini maka aku harus masuk ke sekolah kerajaan, untuk melindungi ibu, aku bisa melawan prinsip prinsipmu, aku harus belajar bertarung untuk keselamatanmu, aku bisa melawan janjimu untuk melindungi ibu dan aku akan melakukan ini semua, bu !” ujar Ashoka sambil berjalan mundur menjauh dari Dharma, Dharma menatap anak semata wayangnya ini dengan sedih, sementara dari kejauhan ternyata Bal Govin melihat dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Dikamar Helena, Bal Govin menghadap ke Helena dan menceritakan semua yang didengarnya di sungai tentang Ashoka dan ibunya “Apakah kamu yakin, Bal Govin ?”, “Saya yakin sekali, Ratu Helena … perempuan itu yang telah mengobati Samrat Bindusara selama beberapa hari ini ternyata adalah ibu kandung Ashoka, Ashoka menolak masuk ke sekolah hanya karena ibunya” sesaat Helena tertegun, Helena teringat ketika mendapati Ashoka berada di dalam istana sambil membawa ladu ditangannya “Apakah aku bisa bebas sekarang ?” tanya Bal Govin dengan mata berbinar binar, sementara Helena hanya tersenyum sambil menatapnya.
Di dalam istana, Dharma sedang berjalan menuju ke kamar Bindusara sambil berkata dalam hati “Ashoka ingin menggunakan kekerasan hanya karena aku, aku akan berbicara dengan Samrat Bindusara” ketika Dharma menemui Bindusara di kamarnya ternyata Ashoka sudah ada disana “Dewi, kamu disini ! Ashoka telah memutuskan untuk masuk ke sekolah kerajaan”, “Aku hanya tahu bagaimana caranya mengobati luka luka pada tubuh orang” ujar Dharma sambil menutupi wajahnya dengan dupattanya “Ashoka akan melindungi rakyat” ujar Bindusara bangga “Meskipun untuk melindungi rakyat, dia akan menggunakan kekerasan, pasti akan ada pertumpahan darah”, “Apakah kamu mengira kalau aku akan menjadi seperti iblis jika aku belajar bertarung ?” Ashoka ikut menimpali pembicaraan mereka “Dia betul ! Dia bisa melayani rakyat, untuk melindungi daerah kekuasaanmu dari musuh, kamu perlu prajurit !”, “Pertarungan hanya akan membunuh orang orang dan pembunuhan bukan satu satunya cara untuk segala macam permasalahan” Dharma masih tidak suka kalau Ashoka belajar bertarung “Aku berjanji padamu kalau aku tidak akan menyalahgunakan kekuatanku dalam bertarung, aku hanya akan melayani rakyat dengan menolong mereka melalui kekuatanku dalam bertarung” ujar Ashoka “Kalau begitu Ashoka akan mulai masuk sekolah besok !” ujar Bindusara bangga sambil tersenyum, sementara Dharma masih kurang suka dengan keputusan Ashoka, Ashoka juga senang ketika melihat Bindusara namun langsung berubah sedih ketika melirik kearah ibunya.
Dikamar Helena, Justin menemui Helena disana dan Helena langsung memberikan informasi pada anaknya “Justin, kamu tahu … Dewi itu adalah ibu kandungnya Ashoka, nyawa Ashoka tergantung pada ibunya dan nyawa Acharaya itu tergantung pada Ashoka, jika Dewi kita bunuh maka Ashoka akan menyalahkan Acharaya yang telah membawa Dewi kesini hingga akhirnya terbunuh, mereka akan saling menyerang satu sama lain, dan kita … kita akan menggunakan permasalahan ini sampai kamu mendapatkan tahtamu” ujar Helena dengan mata berbinar binar “Lalu bagaimana kita akan melakukan rencana kita, ibu ?” tanya Justin “Kita akan melakukannya di pengadilan nanti”
Di dalam ruang sidang “Aku ingin pergi berburu hari ini” ujar Bindusara “Kamu seharusnya mengajak Justin dan Khurasan bersamamu, Samrat” Helena ikut menimpali pembicaraan Bindusara “Lalu siapa yang akan menjaga istana ?”, “Perdana Menteri yang akan mengurusi semuanya disini, Samrat” ujar Justin sambil melirik ke arah ibunya, Helena tersenyum sinis dengan mata penuh dengan kelicikan “Waaah, bagus itu !” ujar Bindusara, Perdana Menteri menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Bindusara, sementara itu dalam hati Helena berkata “Bindusara akan pergi berburu hewan, maka aku akan berburu Dewi disini” bathinnya sambil tersenyum sinis. Sinopsis Ashoka Samrat episode 22