Rendezvous bag 4 by Sally Diadra. Keesokan harinya sekitar pukul setengah 2 siang …
Jodha sudah siap di venue event Salima, semua dekorasi sudah tertata rapi, pihak catering juga sudah siap sejak jam 12 siang tadi, semua sudah siap, Jodha mengecek satu persatu semua persiapan yang dibutuhkan untuk event Salima, sekilas Jodha melirik pada jam tangannya sambil berjalan mondar mandir diruangan, tiba tiba Salima datang menghampirinya dengan gelung rambut diatas dahinya “Mau bagaimanapun bentuk rupanya, wanita ini memang cantik luar dalam, pantas saja tuan Jalal suka dengannya, mereka memang sepadan” Jodha bergumam seorang diri mengagumi kecantikan Salima.
“Jodha, apa Rahim belum datang ?”, “Belum, nyonya tapi dari tadi saya siap disini, nanti kalau dia sudah datang, nanti saya antar ketempat anda”, “Oh iya, itu lebih baik, aku tunggu di ruang rias ya, kemarin aku sudah cerita kedia kalau dia akan kamu temani, terima kasih ya, Jodha” Jodha menganggukkan kepalanya dengan tulus dan Salima segera masuk kedalam tak lama kemudian Jodha melihat sebuah mobil warna abu abu metalik berhenti di dekat pintu utama yang bergapura bunga beraneka warna dan dedaunan kering, dari dalam mobil keluar seorang anak kecil dengan tas ransel dipunggungnya dengan gayanya yang lucu, Jodha yakin anak kecil itu pasti Rahim, Jodha segera menghampirinya begitu anak kecil itu masuk keruangan dengan gayanya yang lincah “Selamat siang, kamu pasti Rahim” sesaat Rahim memperhatikan Jodha dari atas kebawah “Kamu pasti kak Jodha, iya kan ?”, “Tepat dugaanmu, apa kabar, Rahim ? Ayoo kita ke ibumu, sedari tadi ibumu mencari cari kamu terus” ujar Jodha sambil mengulurkan tangannya untuk menggandeng Rahim, Rahim menyambut uluran tangan Jodha dengan seulas senyum lucu dimulutnya.
Tidak memakan waktu lama, keakraban Jodha dan Rahim bisa terjalin dengan baik, Rahim sangat senang dengan keberadaan Jodha disisinya yang kadang mengajaknya berlari kesana kemari untuk melayani permintaan teman teman teamnya yang membutuhkan bantuan Jodha dalam menjalankan event tersebut, Rahim sangat menikmati pengalamannya hari itu bersama Jodha “Kamu tidak lelah, Rahim ?” Rahim menggelengkan kepala sambil meminum secangkir es susu coklatnya sambil menggoyang goyangkan kakinya dikursi, sementara Salima masih asyik dengan segala acara yang dihelatnya sore itu.
Saat itu sudah pukul lima sore, tamu tamu undangan sudah memenuhi ruangan dan acara pun sudah berlangsung sejak dua jam yang lalu, Rahim yang saat itu sedang duduk bersama Jodha diurutan bagian belakang didekat pintu keluar tiba tiba melihat sosok yang sangat dikenalnya yaitu Jalal, mata Rahim berkilat jenaka begitu melihat kedatangan Jalal, orang yang sangat dikagumi dan dirindukannya selama ini “Kak Jodha, itu Mr. J datang !” Jodha yang tidak menyadari kehadiran Jalal, merasa bingung dengan ucapan Rahim “Mr. J ? Siapa itu ?” Rahim langsung turun dari kursinya dan menggeret lengan Jodha agar mendekat kearah Jalal “Mr. J ! Itu dia, ayoo kita kesana, kak ! Nanti aku kenalkan kamu dengan dia, ayooo kak …” Rahim terus menggeret lengan Jodha sambil menunjuk kearah Jalal yang saat itu sedang ngobrol bersama temannya yang dulu pernah Jodha lihat, yang tak lain adalah Sujamal, sesaat Jodha terperangah begitu mengetahui kedatangan Jalal “Kenapa orang ini selalu ada dimana mana sih ? aah tololnya aku ! Dia kan mantan pacarnya nyonya Salima, tentu saja dia datang”
Jodha menggerutu dalam hati sambil terus mengikuti langkah Rahim yang menggandeng lengannya berjalan didepan Jodha “Mr. J !” Jalal langsung menoleh begitu mendengar sebutan namanya yang tidak biasa yang hanya disebut oleh Rahim, namun bukan karena panggilan Rahim yang membuatnya terkejut tapi kehadiran Jodha didepannya bersama Rahim yang membuatnya sedikit tersentak kaget “Rahim, apa kabar ?” Jalal segera jongkok mendekati Rahim yang tersenyum senang kearahnya “Kenapa Mr. J nggak pernah main kerumahku lagi ?” Rahim segera memeluk Jalal dengan dekapan yang hangat, sebuah kerinduan akan sosok Jalal tergambar diwajahnya yang lugu, Jalalpun membalas pelukannya “Maaf, Rahim … Beberapa hari ini aku sibuk, tapi aku janji begitu aku punya waktu luang, aku pasti akan menemani kamu, bagaimana ?” Rahim menganggukkan kepalanya “Ngomong ngomong siapa ini yang bersamamu, Rahim ?” Rahim langsung menoleh kearah Jodha yang masih berdiri mematung disana, kemudian menepuk jidatnya “Oh iya aku lupa, dia ini temanku Mr. J, namanya kak Jodha !” Jalal segera berdiri dan menghadap kearah Jodha “Oooo … Jadi ini teman barumu, Rahim ?” Jodha hanya memicingkan matanya dari balik kacamata minusnya “Iyaa, Mr. J ! Kak Jodha kenalkan ini Mr. J !” Jodha berusaha tersenyum didepan Rahim “Apa kabar Mr. J, senang bertemu dengan anda” Jalal hanya menatap menatap kedua bola mata Jodha lebih dalam lagi dan menyambut uluran tangan Jodha dengan keras seperti yang dilakukannya tempo hari “Aku juga sangat senang bisa bertemu dengan anda nona Jodha, sungguh suatu kebetulan yang menyenangkan” ujar Jalal sambil terus menggenggam tangan Jodha erat.
“Kamu tidak mengenalkan aku dengan teman barumu ini, Jalal ?” pertanyaan Sujamal membuat Jalal mengendurkan jabatan tangannya ditangan Jodha “Oh iya, aku lupa … Sujamal kenalkan ini nona Jodha, nona Jodha ini Sujamal sahabatku” Sujamal tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke Jodha, Jodha menyambutnya hangat “Senang berkenalan dengan anda nona Jodha, anda pasti asisten Madam Benazir ya” Jodha menganggukkan kepalanya sambil tersenyum “Rahim, bagaimana kalau kita masuk kedalam ? Biar Mr. J bersama temannya menikmati acaranya, hmm ?” Jodha menggandeng lengan Rahim dengan harapan Rahim mau menuruti kemauan Jodha “Aku nggak mau, aku mau sama Mr. J saja !”, “Rahiiiim …” Jodha mencoba membujuk lagi “Sudah sudah … biar Rahim bersamaku tidak masalah, kami sudah bersahabat sejak dulu, bukan begitu Rahim ?” Rahim hanya menganggukkan kepalanya “Tapi, tuan … Rahim adalah tanggung jawab saya, sudah menjadi tugas saya untuk menjaganya selama event berlangsung, jadi tolong jangan sulitkan saya, saya mohon tuan, jangan merepotkan saya” Jalal tertawa kecil
“Merepotkan ? Siapa yang merepotkan ? Aku tidak merepotkan kamu, aku hanya bilang biar saja Rahim bersamaku dan kalau kali ini Rahim menjadi tanggung jawab kamu, berarti kamu tidak boleh jauh jauh darinya, kamu harus berada disekitar kami, kalau ada apa apa sama Rahim bagaimana ?” Jodha sedikit kesal dengan ulah Jalal yang memang sengaja menggodanya “Tapi kan ada anda, tuan … Anda bilang biar saja Rahim bersama anda, itu artinya tanggung jawab Rahim kali ini ada dipundak anda, iya kan ?”, “Iyaa betul tapi saya kan tamu disini dan kamu yang diberi tanggung jawab untuk menjaganya, bukan begitu ?” Jodha menghela nafas sambil menahan rasa kesalnya pada laki laki berambut gondrong yang selalu saja membuat masalah dengan dirinya “Baiklah, aku akan menemaninya” Jalal tersenyum sambil melirik ke arah Sujamal, sementara Sujamal hanya tersenyum melihat ulah nakal temannya itu.
“Ayoo Rahim, kita cari tempat duduk yang nyaman, mari nona Jodha”, “Maaf tuan Jalal, kursi untuk anda sudah direservasi oleh nyonya Salima, kursi anda ada diujung ruangan ini, mari saya antar” Jodha mencoba menjelaskan ke Jalal tentang kursi VIP untuk Jalal, Jalal segera mengikuti Jodha yang menuntunnya ke tempat duduk yang sudah dipesan oleh Salima. Mereka berempat melenggang didalam ruangan yang disetting seperti sebuah restaurant dengan beberapa meja meja bundar yang dihiasi dengan taplak putih dan pink yang menjuntai kebawah dimana kursi kursi yang mengelilinginya pun dibalut dengan pita besar dengan warna yang senada sesuai dengan warna favourite Salima, sementara ditengah ruangan diantara meja meja tersebut disetting sebuah panggung catwalk berbentuk T.
Ketika Jalal memasuki ruangan tersebut bersama Rahim, Sujamal dan Jodha, semua mata menuju kearahnya, termasuk juga Salima yang saat itu sedang melenggang diatas catwalk mempromosikan baju garapan desainer ternama Reesham Khan, sementara Madam Benazir yang juga melihat kebersamaan Jodha dengan Jalal, menatapnya dengan pandangan yang tidak suka. Akhirnya Jalal sampai juga di tempat duduk yang telah dipilih oleh Salima, yaitu tempat duduk yang terletak agak dipojok ruangan sesuai dengan keinginan Jalal yang selalu tidak ingin menonjol didepan orang banyak dan Salima sudah hafal dengan sifat mantan pacarnya ini, dengan santainya dia mendudukkan Rahim disebelah kanannya, sementara Sujamal duduk disebelah kiri sedangkan Jodha berdiri agak menjauh dibelakang mereka padahal kursi disebelah Rahim kosong, sesaat Jalal menoleh kebelakang kearah Jodha, dengan sebuah isyarat Jalal menyuruh Jodha duduk disebelah Rahim tapi Jodha menggeleng. Melihat penolakan Jodha, Jalal berdiri dari kursinya kemudian mendekati Jodha cukup dekat, sesaat membuat bulu kuduk Jodha merinding “Kenapa kamu tidak mau duduk dikursi itu, bukankah kamu harus menjaga Rahim ?” Jodha semakin kesal dengan Jalal yang tidak tahu bagaimana posisinya saat ini “Itu bukan tempat saya, tuan … saya lebih nyaman berada disini, silahkan anda menikmati acaranya” Jalal tidak bergeming dengan ucapan Jodha “Kalau aku meminta kamu duduk disana, aku rasa itu tidak masalah bukan ?”, “Apakah anda tidak mengerti kata kata yang saya ucapkan, tuan Jalal ? Saya ini bukan tamu, saya sedang bekerja disini dan kursi itu untuk tamu, jadi saya mohon jangan persulit saya dengan keadaan ini tuan Jalal”
“Ada apa, Jalal ? Ada masalah ?” tiba tiba dari arah belakang Jalal mendengar suara Salima, Jalal segera menoleh dan salah tingkah didepan Salima, sementara Jodha masih berdiri mematung dibelakangnya “Tidak ada masalah apa apa, Salima … aku cuma menawarkan nona Jodha ini untuk duduk disebelah Rahim karena katanya dia yang mengawasi Rahim saat ini”, “Iya betul … tapi karena saat ini ada kamu, aku rasa mungkin Rahim bersamamu saja, apalagi aku lihat dia ingin bersama kamu, kamu tidak keberatan kan ?” Jalal menyeringai bingung “Okee … Baiklah”, “Bagus ! Kalau begitu kamu Jodha, kamu bisa kembali mengerjakan tugasmu yang lain, nanti kalau aku butuh kamu, aku panggil lagi, untuk sementara biar Rahim bersama tuan Jalal saja, pergilah …. terima kasih ya” Jodha hanya tersenyum dan bisa bernafas lega karena akhirnya dirinya bisa terbebas dari si Mr. Everything ini, ketika Jodha hendak berlalu dari tempat tersebut, Jalal hendak menghentikan langkahnya “Nona Jodha …” sesaat Jodha menoleh kearah Jalal “Oooh tidak … tidak jadi” Jalal tidak melanjutkan ucapannya, Jodha segera berbalik dan bergegas meninggalkan Jalal dan Salima, Salima mengajak Jalal untuk duduk di kursinya kembali dan tak lama kemudian mereka terlibat pembicaraan yang hangat.
Setelah bisa terbebas dari Jalal, Jodha segera menemui Zakira yang saat itu sedang berdiri didekat panggung catwalk bagian belakang “Ada masalah apa, Jodha ?” Jodha bingung ketika Zakira bertanya seperti itu “Masalah ?”, “Iya ada apa kamu tadi dengan tuan Jalal, ada masalah ?” Jodha baru mengerti kalau tadi semua mata pasti memandang kearahnya, meskipun mereka tidak tahu apa yang Jodha bicarakan dengan Jalal, tapi posisi tubuh Jalal yang begitu dekat ke tubuhnya pasti membuat banyak orang bertanya tanya tentang mereka berdua “Oooh tadi tuan Jalal ? Tidak … tidak ada masalah apa apa, Zakira, semuanya baik baik saja tadi dia hanya meminta aku untuk duduk dikursi tamu tapi aku nggak mau”
“Jojo !” Jodha segera menoleh dan dilihatnya didepannya kali ini ada Madam Benazir “Bisa kita bicara sebentar ? Ayoo ikut aku !” Jodha menuruti permintaan majikannya itu yang berjalan keluar ruangan ke arah ruang rias, saat itu ruang rias nampak sepi tidak ada satupun orang disana hanya peralatan make up para pengisi acara yang tertinggal beserta atribut lainnya, Madam Benazir segera menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Jodha “Jojo, ada yang ingin aku sampaikan padamu” Jodha mencoba mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh Madam Benazir “Aku tidak suka melihat kedekatanmu dengan tuan Jalal, kamu harus tahu batasannya, kamu ini siapa dan dia siapa” Jodha menganggukkan kepalanya sambil membela diri “Tapi bukan saya yang mendekati dia, Madam” Madam Benazir langsung menyipitkan matanya “Kalau kamunya tidak bertingkah aneh aneh atau ganjen didepan dia, pastinya dia tidak akan dekat dekat denganmu dan lagi jangan suka menyela pembicaraanku kalau aku sedang bersama dia, demi apapun juga, Jojo … kalau ada masalah, kamu bisa gunakan inisiatifmu untuk menyelesaikannya, untuk itulah aku melatihmu, Jojo … Ingat itu !” Madam Benazir segera berlalu meninggalkan Jodha yang termangu tanpa daya, pembelaan dirinya tidak berlaku dimata majikannya ini, lagi lagi Jodha yang kena marah karena ulah si Mr. Everything “Dimanapun dia berada, selalu saja menimbulkan masalah dan lagi lagi aku yang kena getahnya ! Padahal itu bukan kesalahanku kalau dia mendekat kearahku, kenapa aku yang disalahkan ? Ini tidak adil ! Lebih baik aku tidak usah dekat dekat dengan laki laki itu !” Rendezvous bag 5 by Sally Diadra