Sinopsis Jodha Akbar episode 412 by Sally Diandra. Ayah Bela meminta Jalal untuk menyerahkan Salim ke mereka dan mereka akan membunuhnya “Beraninya kamu bicara seperti itu tentang anakku ! dia adalah calon pewaris tahta Kerajaan Mughal !” bentak Jalal, “Tapi kamu berjanji bahwa kami boleh mengikuti peraturan kami sendiri, kami selalu mengikuti perintahmu, kami tidak pernah melawanmu, kami selalu mendukungmu” ujar ayah Bela, “Kamu adalah seorang Raja yang mengirimkan pangerannya yang baru berusia 8 tahun untuk tinggal dirumah seorang nenek tua sebagai hukuman, kamu telah mengatur itu menjadi sebuah contoh keadilan lalu kenapa sekarang kamu mengatakan kebalikannya ?” ujar ayah Bela lagi, “Sekarang ketika seseorang yang ingin menikahkan anak perempuannya, aku inginkan keadilan, kami tidak pernah mengganggu peraturanmu dan sekarang adalah waktumu untuk memutuskan bahwa kamu akan mengikuti aturanmu sendiri atau kamu akan pergi dari sini dengan angkuh” ujar ayah Bela, “Jangan khawatir, kamu akan mendapatkan keadilanmu, Raja Jalalludin Muhammad Akbar tidak akan melanggar peraturannya sendiri” kata Jalal dan tak lama kemudian Jalal dan Bhagwandas pergi dari tempat tersebut.
Salim dan Farhan melarikan kudanya sekencang mungkin, “Salim, lebih baik kamu pergilah ketepi sungai sementara aku akan masuk ke hutan untuk mengalihkan perhatian bala tentara suku Tribal” kata Farhan, merekapun terpisah ketempat mereka masing masing, saat itu Salim mendatangi Anarkali, “Dimana Farhan dan Bela ?” Salim hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Anarkali “Kamu pasti menyuruh mereka untuk sembunyikan kan ? kamu melakukan pekerjaan yang bagus, Qutub … yaitu dengan menyatukan dua kekasih menjadi satu” , “Aku tidak bisa memenuhi janjiku, aku tidak bisa membuat mereka bersatu” ujar Salim, “Ceritakan padaku apa yang terjadi disana ?” tanya Anarkali penasaran, “Aku tidak boleh menjadi lemah, aku akan pergi kesana” , “Jangan ! kamu tidak boleh kesana lagi, mereka tidak akan membiarkanmu, apalagi aku melihat Yang Mulia Raja disana juga” Salim sangat terkejut begitu mendengar ucapan Anarkali, “Yang Mulia Raja juga melihatmu dan kamu adalah prajurit dikesatuan tentaranya” , “Aku tidak bisa melupakan janjiku pada Raja alam semesta (Tuhan), hanya karena Raja India, aku harus kesana !” saat itu Salim hendak pergi meninggalkan Anarkali, namun tiba tiba kepalanya terasa pusing dan langsung terjatuh dalam pelukkan Anarkali, Anarkali kebingungan melihat Salim yang tiba tiba pingsan dan ketika tangannya memeluk Salim, tangannya merasakan banyak darah yang keluar dari punggung Salim “Apa yang terjadi padamu, Qutub ?” Salim cuma diam saja sambil sempoyongan, “Kamu tidak akan apa apa, Qutub” namun sesaat kemudian dari kejauhan Anarkali melihat iring iringan rombongan Jalal dan pasukannya menyusuri sungai tersebut, “Aku harus menyelamatkan Qutub, apapun yang terjadi” Anarkali langsung menyembunyikan Salim dibelakang batu batu yang besar sambil memeluknya, Salim saat itu masih tak sadarkan diri. Anarkali langsung membuka baju Salim dan memandangnya dengan sedih, Anarkali menangis melihat kondisi Salim dan melihat kesekitar untuk mencari pertolongan, kemudian dia membawa air dan obat obatan untuk mengobati lukanya, Anarkali kemudian menyeka luka Salim dan mengikat luka itu dengan dupattanya, Salim beristirahat dalam pelukkannya, Anarkali memandanginya terus.
Ketika Jalal dan Bhagwandas sudah sampai di istana Amer, “Mereka itu keliru kalau mereka meminta nyawa Salim, kita seharusnya menyerang mereka untuk membuat mereka bertekuk lutut” ujar Bhagwandas, “Jangan ! ini perkara yang sangat sensitive, Salim telah terlibat dalam kehidupan pribadi mereka dan aku telah memberikan hak pada mereka untuk menuruti peraturan mereka sendiri, Salim telah membunuh menantu mereka, sebelum memutuskan semuanya ini, aku akan bicara dengan Salim terlebih dahulu, tolong jangan katakan pada siapapun mengenai hal ini” tepat pada saat itu Jodha menghampiri mereka “Yang Mulia, kamu pulang begitu cepat, kamu sangat memenuhi janjimu rupanya, bagaimana acaranya ?” tanya Jodha penasaran, “Acaranya berjalan lancar, kamu seharusnya berada disana” kata Jalal lalu mengajak Jodha untuk masuk kedalam kamar, sementara Bhagwandas pun menuju ke kamarnya sendiri.
Sesampainya dikamar Jalal, sambil membuka turban dan jubah Jalal, Jodha menceritakan soal pembicaraannya dengan kakak iparnya, “Aku telah meminta kakak ipar secara tidak langsung dan dia siap untuk menyambut pernikahan Salim dan Maan Bai, jika ini jadi mereka akan bertunangan terlebih dahulu sekarang, Salim pasti akan sangat senang begitu mengetahui kalau dia akan menikah dengan gadis yang dia pilih” ujar Jodha sambil melepas kalung Jalal, sementara Jalal hanya diam saja sambil mendengarkan cerita Jodha “Dia telah begitu jauh dengan kita untuk waktu yang cukup lama, hidupnya hanya dihabiskan dimedan perang tapi dengan memberikan pasangan hidup yang sesuai dengan pilihannya, mungkin hal itu akan membuatnya bahagia” , “Salim dimana ?” Jodha langsung curiga begitu melihat muka Jalal yang sedikit murung “Apa yang terjadi Yang Mulia” Jalal segera menenangkan Jodha sambil membelai kepalanya “Tidak ada apa apa, aku cuma ingin bertanya sama Salim apakah dia sudah siap untuk menikah ?” ujar Jalal sambil tersenyum “Aku hanya takut kalau saja Salim melakukan kesalahan lagi dan kamu akan menghukumnya lagi” , “Bukan seperti itu, Ratu Jodha … tidak apa apa” ujar Jalal lagi sambil tersenyum.
Keesokan harinya, Anarkali sedang mendayung perahu, sementara Salim masih tidak sadarkan diri dan terbaring diperahu, ketika Anarkali sedang membasuh mukanya dengan air sungai sambil menciprat cipratkan ke wajahnya, tiba tiba Salim terbangun gara gara terkena cipratan air dari Anarkali, Anarkali sangat senang melihatnya dan tersenyum sambil menatap kearah Salim “Untunglah kamu selamat, aku sudah takut begitu melihat luka dipunggungmu itu” Salim hanya tersenyum sambil balas memandangnya, kemudian Salim mendekati ketepi perahu bermaksud hendak mengambil air untuk minum tapi karena punggungnya sakit, Salim merasa nyeri dibagian punggung “Biar aku tolong kamu” kemudian Anarkali mengambil air sungai itu dengan tangannya dan disuapkannya ke bibir Salim berkali kali, merekapun saling memandang satu sama lain, Anarkali tersipu malu, sementara Salim hanya tersenyum menatapnya, setelah rasa hausnya berkurang, Salim berusaha berdiri dan melihat kearah dupatta Anarkali yang membungkus lukanya, kemudian dilepasnya dupatta tersebut dan menggantinya dengan bajunya sendiri, Anarkali tampak malu malu melihat Salim, kemudian Salim mengembalikan dupatta Anarkali, Anarkali segera mengambilnya dan langsung mengenakannya “Kamu harus pergi sekarang, karena Yang Mulia raja pasti mencarimu” , “Aku tidak takut dengan Yang Mulia Raja, untuk seorang pejuang cinta, aku akan berdiri seperti sebuah dinding didepan Yang Mulia Raja, aku tidak akan membiarkan Farhan patah hati dan aku juga tidak akan membuat harapan Bela hancur, aku bisa melawan siapapun untuk sebuah cinta” kata Salim, “Bukankah kamu takut dengan Yang Mulia Raja ?” , “Aku tidak peduli pada siapapun ketika cinta itu datang dan aku tahu aku tidak bersalah karena aku ini penuh dengan cinta” kata Salim, Anarkali sangat kagum pada Salim, kemudian Salim menuju kudanya dan tiba tiba menoleh kearah Anarkali “Terima kasih untuk pertolonganmu, sekarang aku memberikan kebahagiaan untuk hidup Farhan dan Bela ,,, itu adalah janjiku !” , kemudian dia berlalu dari sana dengan kudanya, Anarkali tersenyum bahagia.
Ketika Jalal selesai melakukan sholat, tak berapa lama kemudian Salim menemuinya , “Salam Yang Mulia” sapa Salim, “Dari mana saja kamu ?” , “Aku yakin ayah tahu kemana aku pergi karena ayah disana juga, ayah bisa menghukumku akan tetapi aku tidak melakukan kesalahan apapun, Farhan dan Bela saling mencintai satu sama lain, Bela meminta Farhan untuk membawanya pergi dari sana, aku hanya menolong mereka, buatku cinta itu bukanlah suatu kejahatan, ayah Bela memaksa Bela untuk menikah, tapi Bela tidak mencintai laki laki itu, apakah itu sebuah kejahatan ?” kata Salim, sementara Jalal diam saja sambil mendengarkan secara seksama, “Itulah mengapa aku ada disana dan menghentikan pernikahan itu, aku tidak bermaksud melawan siapapun dan kalau ayah pikir tindakanku ini salah, ayah boleh menghukumku tapi aku tetap tidak akan membiarkan Bela menikahi pangeran itu” jelas Salim kemudian berlalu dari hadapan Jalal, dalam hati Jalal berkata : “Yaa Khudaa … Salim tidak tahu kalau dia telah membunuh pangeran tersebut” Sinopsis Jodha Akbar episode 413