Sinopsis Jodha Akbar episode 195 by Meysha Lestari. Ruq menatap Jalal dan meminta kepastian darinya, “jalal, besok kita akan keluar, bukan? ~Jalal menatap Jodha~ Jalal, jawab aku..” Jalal dengan gugup menjawab, “ya. Kita akan…” Ruq menatap Jodha penuh kemenangan, “kau dengar jawaban Jalal? dia juga ingin keluar istana.” Jodha tidak menyahut apa-apa. Da hanya diam dan menatap dengan prihatin. Jalal menatap Jodha, melihat tatapan Jodha, Jalal cepat-cepat menjawab, “tidak..tidak..” Mendengar itu Ruq protes, “tapi, Jalal….” Jalal berteriak bingung, “bisakah kalian diam?!” Jalal kemudian bertepuk tangan, seorang pelayan datang, pada pelayan itu jalal berkata, “Beritahu Ratu Salima aku ingin bertemu dengannya.” Jodha dan Ruq terdiam dalam heran.
Tak lama kemudian, Salima datang dan memberi salam, “salam, Yang Mulia. Apakah anda ingin menemuiku?” Jalal menjawab cepat, “ya, Ratu Salima. Benar, aku butuh bantuanmu. Ratu Ruqaiya ingin aku pergi keluar bersamanya untuk berburu. Ratu Jodha ingin aku agar tetap di dalam istana karena aku baru saja diserang kemarin. Menurutnya aku sebaiknya tidak keluar dari istana.” Salima menyahut, “ini situasi yang rumit.” Jalalmenyahut, “benar! AKu ingin menepati janjiku pada Ratu Ruqaiya. Tapi kau juga tak ingin mengabaikan keinginan ratu Jodha. Menurutmu, apa yang harus aku lakukan?” Salima menjawab, “jalan keluar satu-satunya adalah anda harus tetap berada di istana.” Ruq menyela, “tapi Ratu Salima..” Salima menyahut, “biarkan aku selesaikan ucapanku, Ratu Ruqaiya. Kurasa anda harus bermain caughan di istana. Denganbegitu anda bisa menepati janji anda pada Ratu Ruqaiya dan menghormati keinginan Ratu Jodha.” Jalal terlihat takjub dengan ususl Salima, “masyaallah, kau selalu memberiku saran terbaik setiap aku meminta bantuan. Apa yang kulakukan tanpa dirimu?” Lalu Jalal berkata pada Ruq, “siapkan untuk kita berdua bermain caughan di dalam istana, senang?” Ruq tersenyum puas. Jalal menatap Jodha dan bertanya, “senang?” Jodha dan salima saling pandang dan tersenyum.
Javeda sedang menagis di kamarnya. Maham datang dan terkejut, “ya Allah, mengapa kau menangis Javeda?” Javeda berteriak histeris. “ibu, aku terjatuh. Dan aku terluka.” Maham bertriak memanggil pelayan, “apakah ada yang bis abantu? Di mana pelayan yang kusuruh untuk membantumu?” Javeda menyahut, “mereka semua telah di bebaskan, ibu.” Tangis javeda semakin keras, Maham membantu Javeda bangun dan mendudukannya di Sofa. Maham lalu. memeriksa kaki Javeda, “di mana yang sakit?” javeda menjawab” bukan di situ sakitnya ibu.” Maham kesal, “astaga, Javeda. Kau terjatuh dan kau memegang kakimu. Kalau lututmu tidak luka, lalu bagian mana yang terluka?” Javeda menunjuk dadanya, “aku sakit di sini.” Maham bertanya, “apakah dadamu sakit?” Javeda menyahut, “bukan di dadaku, tapi di hatiku.” Maham terkejut, “hati? Benarkah? Apa perlu kupanggilkan tabib? kau kena serangan jantung?” Javeda membalas, “ibu, bukan serangan jantung. Adham Khan telah membuat aku tergila-gila padanya.” Maham bertanya, “katakan padaku apa yang Adham Khan lakukan padamu?” Javeda mengatakan, “kemarin malam aku merindukannya, aku tertidur saat sedang membayangkan dirinya. Kemudian aku berminpi bersama Adham dalam mimpi. AKumemakai gaun yang sangat indah. ya allah, ibu aku terlihat sangat cantik.” Maham bertanya, “gaun apa yang kau maksud?” Javeda menajwab, “gaun untuk bermain caughan. AKu dan Ahdm khan bermain caughan. Kami bermain bola, aku hampir menang, tapi kemudian aku terjatuh dari ranjang, ibu.” Maham dengan kesal bertanya, “jadi kau jatuh dari ranjang? ~Javeda mengangguk~ Kau menangis meki tak terluka?” Javeda menjawab, “tapi dalam mimpiku aku terluka. Aku merusak mimpiku sendiri. Luka karena patah hati.” Maham mengangkat tangan tanda menyerah dan beranjak pergi. Tapi Javeda memanggilnya, “ibu, mau kemana? Ibu tak boleh meninggalkan aku saat aku sedang menderita.” Maham berbalik kembali dan berkata, “aku lupa katakan sesuatu padamu. Setelah mendengar mimpimu, aku jadi teringat denganmimpiku semalam. Di dalam mimpiku aku menjadi tuli. Maka kau bisa mmenuliskan semua masalahmu padaku.” Javeda bengong, “apa aku harus menulisnya?” Maham menganguk, “sampai jumpa.” Javeda tidak terima, dia masih berteriak-teriak memanggil Maham.
Sinopsis Jodha Akbar episode 195. Jodha bermain di tepi kolam bersama rahim di temani Moti dan beberapa pelayan. Rahim memercikan air ke arah Jodha yang duduk di tepi kolam. Jodha berteriak kaget, Rahim tertawa bahagia.Jodha terlihat kesal, “apa yang kau lakukan? Mengapa kau menyiramku?” Dengna polos Rahim menjawab, “aku bermain air, karena itu harus basah. Maukah kau main air denganku, Choti ami jaan?” Jodha tersenyum, “tidak, aku tidak ingin bermain air denganmu. Akuingin mengajarimu berenang.” Moti memberikan handuk pada Jodha. Jodha mengelap badanya yang basah. Rahim sambil tertawa nakal keluar dari kolam dan mendorong Jodha hingga dia kejebur kedalam kolam dan basah. Moti tertawa. Jodha menegur rahim, “Rahim, sudah kubilang aku tak ingin bermain denganmu. Sekarang kau nakal sekali.” Karena sudah terlanjur basah, akhirnya Johda bermain-main dan mencipratkannya ke arah rahim.
Dari jendela kamarnya, Sahrifudin memandang Jodha dan berkhayal. ~Dia membayangkan dirinya berada di tepi kolam dan Jodha bermain air dikolam. Sharif mendekat dan merayu Jodha, “ratu Jodha, kau tidak boleh masuk kedalam air.” Jodah bertanya, “mengapa?” Sharif menjawab, “karena sekarang kau begitu menggoda..” Sharif masuk kedalam kolam dan menghampiri Jodha, “dan kau terlihat begitu cantik hingga aku tidak bisa membayangkanya. ~Sharif mengambil air dengan tanganya dan menyiramkannya ke kepala Jodha~ Wajahmu yang basah seakan terbuat dari sutra. ~JOdha menatap Sharif~ Kau cantik seperti putri duyung. Dan kau sangat menggoda.” Jodha berkata, “lalau apa yang menghentikanmu? Aku milikmu!” Sharif hendak menyentuh Jodha, ketika lamunanya buyar. ~ bakshi banu berdiri di sisinya sambil menyentuh pundak Sharif, “apa yang sedang kau lakukan disini?” Sharif tertawa dana membalikan badan menatap bakshi sambil menjawab, “aku sedang memandangi Ratu Jodha.” Bakshi bano dengan rasa ingin tahu bertanya, “apa maksudmu?” Aharif menyahut, “benar. Aku sedang memandangi ratu Jodha saat sedang main air bersama Rahim. Dan aku membayangkana Jodha begum adalah dirimu.” Bakshi taka percaya, dia bertanya, “kau katakan itu untukku?” Sharif sambil terus memadangai Jodha menjawab, “ya, itu untukmu. AKu akan menjadi ayah dalam beberapa hari lagi. Dan kau yang akak bermain di air bukan Jodha. Dan kau akan bermaind engan anakku, bukan Rahim. Itu pemadangan yang indah. Bukan begitu?” Sharif tertawa, di amerangkul pundak bakshi dan mencium keningnya. Lalu pergi meninggalkan bakshi yang terlihat bingung dalam kecemburuan.
Di kolam, Jodha sedang menegur Rahim, “aku akan mengadukanmu pada Ratu Salima. Sekarang kau nakal sekali.” Rahim tertawa, “apa yang nakal? Kau harus masuk ke dalam air jika ingin mengajariku berenang.” Jodha dengan senyum licik berkata, “baiklah. Jika kau inginbelajar berenang kau harus masuk kedalam air.” Lalu dengan jahil, Jodha menciprat-cipratkan air ke arah Rahim. Rahim menghindar. Jalal kebetulan lalu di tepi kolam, tanpa sengaja Jodha mencipratkan air kearah Jalal. Jalal melihat itu dan mendapatkan kejutan yang menyenangkan. Jodha melihat ke arah Jalal denan terkejut atas apa yang telah di lakukannya. jalal tersenyum dan mengusap wajahnya yang basah. Jodha dengan menyesal meminta maaf, “maaf, yang mulia. Aku tidak tahu kalau kau akan melintas. AKu sedang…” Jodha enatap Moti. Moti menyerahkan handuk pada Jalal. Jalal menerima handuk itu, melap wajahnya dan tertawa, “apakah aku bersalah padamu? Mengapa kau menghukumku?” Jodha memgulang kata-kata Jalal, “mengapa aku menghukummu? Aku tidak sengaja menyiram mu. Itu saja.> Jalal tesenyum sambil memandang Jodha. Jodha menjadi salah tingkah. Dengan tanganya dia menutup dadanya yang basah, lalu keluar dari kolam dan menghampiri Jalal setelah membalut tuubuhnya dengan sal. Jalal mengoda Jodha, “aku tahu, Ratu Jodha. Kau sengaja melakukannya.Lihat, aku hampir basah kuyup!” jalal mendekatkan tubuhnya pada Jodha meski tidak sampai menempel. Jodha menjadi salah tingkah, “kau selalu memgambil kesempatan dalam semua keadaan.” Jalal menjawab, “apakah aku selalu bersikap kasar padamu, Ratu Jodha?” Jodha menyahut, “tidak. Kau pria yang pintar. Tidak ada orang yang sepintar dirimu.” Jalal etrtawa, “sekarang apa yang kulakukan?” Jodha menjelaskan, “semua orang tahu kau pandai membujuk Ratu Ruqaiya, dan aku setuju. Contoh apa yang lebih baik dari kecerdasanmu?” Jalal berjalann mengintari Jodha sambil berkata, “aku paham. Itu berkat ratu Salima, dia menemukan solusi terhadap masalah kita. Jika tidak, aku pasti marah padamu dan Ratu ruqaiya.” Jodha menatap Jalal dengan tatapan menyelidik, “benarkah? Kenapa seorang raja membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalahnya?” Jalal menyahut, “Ratu Jodha, jika menyangkut masalah wanita, bahkan seorang Raja tidak berdaya.” Jodha tersenyum malu, “baiklah, aku permisi dulu.” jalal bertanya, “apakah kau akan datangkan?” Jodha balas bertanya, “kemana?” Jalal menjawab, “aku ingin kau hadir saat aku bermain caughan.” Jodha dengan pura-pura tak suka bertanya, “mengapa aku harus melihatmu bermain?” Jalal menjawab, “kau akan melihat kerpdibadianku yang berbeda dalam permainan ini.” Jodha terenyum, “baiklah, kalau begitu aku akan datang.” Jalal terlihat antusia, “karena kau akan hadir, aku harus menghias diriku agar terlihat tampan. ~Jalal tertawa~ AKu permisi dulu.” Jodha memandangi kepergian Jalal dengan senyum dikulum.
Sinopsis Jodha Akbar episode 195. Jodha datang bersama Salima di lapangan permainan. Jodha berkata, “akan menyenangkan melihat permainan ini di dalam istana.” Salima menjawab, ‘ya, Ratu Jodha. Memainkan permainan di ruang terbuka dalam istana merupakan hal yang berbeda. Apakah kau tahu? Aku sangat menyukai permainan di ruang terbuka. Permainan menjadi menarik jika sudah hampir berakhir. Mari.”
Di bangku penonton, Javeda terlihat gembira dan berkata pada Maham, “ibu, baru tadi pagi aku mimpi bermain caughan, sekarang mimpiku menjadi kenyataan. Andai Adham khan ada di sini bersamaku…” Maham menegur Javeda yang berisik dan menyuruhnya diam.
Jodha dan Salima sedang berjalan melintasi lapangan ketika Jalal muncul dari arah lain dengan pakaian yang berbeda dan terlihat sangat bergaya. Melihat Jalal, Jodha terpana. Dia menghentikan langkahnya dan menatap Jalal tanpa berkedip. Jalal menghampiri Atgah dan membalas salamnya. Jalal pun ternampak Jodha yang menatapnya, Jalal tersenyum. Seperi di beri aba-aba keduanya secara serentak berjalan mendekat. Salima melihat keduanya dari kejauhan. Setelah keduanya berhadapan, jodha memberi salam pada Jalal. Jalal membalasnya. Jodha berkata, “Jadi, apakah ini yang kau maksud? ~Jalal tersenyum~ Harus ku akui, kau memang terlihat sangat berbeda.” Jalal balas memuji, “aku tak bisa terlihat secantik ratu. tapi aku ingin membuatmu senang, dengan tampil berbeda. Semoga kau menyukai usahaku.” Jodha menjawab, “harus ku akui. Aku terkesan. Kau terlihat sangat tampan.” jalal sangat senang mendengarnya dan sambil tertawa bahagia dia mengucapkan terima kasih, “sekarang sebaiknya kau memperhatikan aku… maksudku memperhatikan aku saat sedang bermain. karena lain kali aku ingin bermain bersamamu.” Salima sedang berdiri semanadang Jodha dan Jalal ketika Hamida mendekatinya. Salima memberinya salam dan hamida mendoakannya. Jalal berkata, “aku ingin kau tahu cara bermain dan peraturan permainan ini.”
Ruq masuk ke lapangan dengan pakaian yang sama bergayanya dengan Jalal. Semua ratu menatap Ruq sambil tersenyum kagum. Melihat Ruq, Javeda berkata, “ibu, aku bermimpi memakai gaun itu.” Maham menyahut dengan nada tajam, “kau tidak dengar apa yang kukatakan? Diamlah!” Javeda tidak mengubris Maham, dia tetap berkata, “gaun yang di pakainya sangat indah, aku pasti terlihat cantik jika memakainya.” Maham memutar bola matanya. Javeda mengamati Ruq yangs edang melangkah dengan gemulai. Javeda berkomentar, “hmmm… ternyata Ratu Ruqaiya tak secantik yang kubayangkan, aku bisa lebih cantik dari dirinya.” Maham beul-beul kesal pada javeda, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Ruq menghanpiri Jalal dan Jodha. Ruq mmberi salam pada Jalal, jalal membalasnya. Ruq bertanya sambil tersenyum bangga, “apakah kau siap kalah dalam permainan ini?” Jalal dengan diplomatis menjawab, “setelah permainan berakhir, kita akan tahu siapa pemenangnya.” Ruq tersenyum, “hemmm… tidak ada yang bisa mengalahkan aku.” Ruq melirik Jodha sesaat, dan menatap jalal, “mari kita mulai!” Ruq beranjak kekudanya lebih dulu. Jalal tersenyum dan membalikan badan kearah Jodha. Jodha berkata, “semoga kau menikmati permainannya.” Jalal memgangguk dan segera bernajak menuju ke kudanya.
Permainan Caughan pun di mulai. Jalal dan Ruq duduk diatas kudanya dengan tongkat Caughan di tangan. Keduanya saling memberi tatapan menantang. Lalu saling berlomba untuk memukul bola dengan tongkatnya. Semua yang menonton terlihat sangat menikmatinya. Jodha bertanya pada Salima, “boleh aku bertanya sesuatu, Ratu Salima?” Salima menjawab, “silahkan.” Tanya Jodha, “bagaimana kau bisa menemukan solusi terhadap semua masalah? Yang mulisa berada dalam dilema apakah dia harus setuju denganku atau dengan Ratu Ruqaiya. Tapi kau segera menemukan solusinya. Aku sangat mengagumi pemikiranmu.” Salima tersenyum, “terima kasih, ratu Jodha. AKu belajar untuk berpikir cepat dari almarhum Bairam Khan. Dia aadalah pejuang yang cerdas dan pemberani. Dia tahu bagaimana buat keputusan berdasarkan keadaan yang ada. Aku hanya belajar darinya. Dia mengajariku bagaimana kendalikan keadaan, dan dia mengajariku bagaimana menyerah pada keadaan. Dia sangat pintar sekali. Jika kau sering meluangkan waktu bersama seseroang, kau akan terpengaruuh dengan cara berpikirnya.” Jodha setuju, “benar, ratu salima.” Salima memberitahu Jodha, “tapi ratu Jodha, aku tidak menemukan solusi yang tepat untuk Yang Mulia. Aku hanya ingin menyelamatkan keadaan ini.” Jdoah dengan heran bertanya, “kenapa?” Salima menjawab, “ratu Jodha, aku selalu menggemari olah raga di ruang terbuka. Aku bukan hanya menemukan Solusi untuk Yang Mulia, tapi aku juga punya kesempatan untuk manyaksikan pertandingan. Kadang-kadang tak ada salahnya jika kau mengambil keuntungan dari sebuah keadaan.” Jodha memuji Salima, “Yang Mulia selalu katakan padaku, kalau kau sangat pintar sekali.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 195. Sharif duduk di samping bakshi yag terlihat bersemangat menonton pertandingan. Sharif menatap Jodha dan hanyut dalam hayalan dan hasratnya. Dia menatap Jodha dengan penuh gairah sambil menyentuh bibirnya sendiri. bakshi melihat itu dan cemburu campur marah. Sharif tersadar kalau Bhaksi mengawasi dirinya. Dia pura-pura tertawa sambil berkata, “sungguh pertandingan yang seru, bukankah begitu Bakshi?” Bkashi tesenyum dibuat-buat dan mengangguk.
Permainan caughan antara Jalal dan Ruq semakin seru. Salima bertanya, “bolehkan kuberitahu sesuatu, ratu Jodha?” Jodha mempersilahkan. Salima berkata, “kurasa kau harus berhenti mengatur Harem.” Jodha dengan heran balik bertanya, “mengapa menurutmu begitu? Apakah aku tidak sanggup?” Salima menyahut, “menurutku kau sudah lakukan semuanya. Sangat penting untuk merubah keadaan di harem. Kau telah banyak berjasa dengan merubah peraturan yang ada di harem. Dengan membri kebebasan pada pelayan. kau bisa merubah hubungan yang ada di harem dengan menemukan solusi terhadap masalah para ratu dan pelayan.” Jodha berkata kalau dia tidak mengerti maksud Salima. Salima menjelaskan, “kau lihat Ratu Ruqaiya sedang bermain? ~Jodha memandang Ruq~ Dia selalu haus akan kemenangan. Dan dia ingin membuktikan yang terbaik di depan Yang Mulia. Dia takkan berbagi apa yang menjadi miliknya. Dia ingin menguasai semua orang yang dianggapnya lemah. Siasat politik demi mendapat kekuasaan itu tidak cocok denganmu, Ratu Jodha. Itu uadalah keinginan Ratu Ruqaiya. Biarkan dia menjadi Ratu Kepala lagi. Mengapa kau ingin merubah dirimu untuk menghadapi siasat politiknya? Kau telah bawa perubahan di harem. tak ada lagi yang perlu kau ubah. Itu salah satu caramu untuk menghindari rencana ratu Ruqaiya.” Tiba-tiba, Jalal terlihat kewalahan, Jodha dengan cemas berdiri. Tapi Salima mencegahnya, “jangan khawatir, ratu Jodha. Yang Mulia baik-baik saja. Itu bagian dari permainan.”
Permainan terus berlangsung, sepertiny aRuq unggul. Ruq dengan kepala tegak terlihat sangat bangga. Jalal tersenyum dan mengangguk seperti mengakui ke handalan Ruq dalam bermain Caughan. Tiba-tiba Jalal seperti melihat sesuatu dan bergegas memacu kudanya dengan cepat kearah pintu gerbang. Ruq terlihat heran dan khawatir, begitu pula penonton yang hadir. Sambil memacu kudanya denga cepat, jalal mengambil belati dari pinggangnya dan melemparkannya kearah Atgah. Semua orang terkejut. Sharif tersenyum senang. Atgah jatuh ketanah. Joji angga terlihat sangat shock. jalal bergegas menghampiri Atgah… Sinopsis Jodha Akbar episode 196