Bila Saatnya Tiba bag 21 by Sally Diandra

Bila Saatnya Tiba bag 21 by Sally Diandra. Sehari setelah sidang pendadaran usai, akhirnya Jalal memenuhi janjinya ke Jodha yaitu mengantar Jodha ke Suryaban, di London, Inggris. Saat itu bulan Maret, waktu yang paling ideal datang ke Inggris adalah pada saat musim semi yaitu antara bulan Maret sampai Mei dimana cuaca bisa sangat cerah, suhu masih agak sejuk tapi tidak terlalu dingin, Jodha merasa tidak perlu membawa baju tebal lagian seperti pesan ibu mertuanya yang berasal dari London, bila baju itu diperlukan, dirinya bisa membeli disana. Sepanjang perjalanan menuju ke Bandara Soekarno Hatta, Jalal hanya diam membisu, “Kenapa aku merasa aneh ketika kami tidak saling bertegur sapa, kenapa diamnya itu selalu membuatku jadi gelisah ? apakah sudah begitu parahnya kata kataku yang melukai hatinya sebagai laki laki ?” Jodha mencoba mencari jawabannya sendiri.

Malam itu mereka diantar oleh sopir pribadi Jalal, setibanya di bandara, Jalal segera menuju ke security check, Jodha melihat ke jam tangannya saat itu jam setengah 6 petang, setelah semua pengecekan lolos, Jalal langsung menuju ketempat check in untuk mendapatkan boarding tiket, Jodha terus mengikuti Jalal dibelakang karena bagaimanapun juga ini adalah pengalaman pertamanya naik pesawat terbang dengan tujuan luar negeri jadi Jodha tidak ingin jauh jauh dari Jalal karena Jodha yakin dan percaya sama Jalal bahwa dia akan melindunginya selama perjalanan panjangnya ini meskipun ada keheningan diantara mereka berdua, sebelum memasuki tempat yang bertuliskan waiting room, kembali mereka melewati security check untuk kali kedua dan kali ini mereka harus melewati pemeriksaan melalui pintu detector. Setelah itu Jalal mencari tempat duduk yang agak sepi.

ss bila saatnya tiba 12“Duduklah disini, pesawat akan berangkat kurang lebih 1 jam lagi” cuma itu kata kata yang keluar dari mulut Jalal, lalu kembali dia terdiam sambil memainkan ponselnya, Jodha hanya mengangguk kemudian dihempaskan pantatnya disebelah kursi Jalal lalu Jodha mencoba melihat ke sekitarnya, malam ini banyak sekali orang yang hendak melakukan perjalanan ke luar negeri, ada serombongan keluarga bersama anak anak mereka, salah satu anak mereka yang perempuan melihat kearah mereka sambil tersenyum, Jodha pun membalas senyumnya tiba tiba Jodha teringat pada Mehtab anak Bhaksi, tubuhnya yang mungil dengan gerakan gerakannya yang lucu selalu membuat Jodha kangen sama Mehtab.

“Lalu kapan ni ibu dapat cucu dari kamu Jodha ?” Jodha yang saat itu sedang menggendong Mehtab langsung terperanjat mendengar permintaan ibu mertuanya kemudian diliriknya Jalal yang sedang tersenyum nakal sambil membalas pandangannya “Saya masih sibuk mempersiapkan skripsi saya, bu … saat ini saya belum siap” , “Ibu bisa mengerti tapi ibu sangat berharap suatu saat nanti ibu ingin sekali menggendong anak kalian” Jodha hanya tersenyum.

“Jodha ! pesawat kita sudah datang” suara serak Jalal membuyarkan lamunannya, Jodha langsung mengangguk lalu diikutinya kembali Jalal dari arah belakang, dilihatnya Jalal berhenti di tulisan Emirates Airways, dua pramugari cantik menyapa mereka dengan ramah kemudian Jalal kembali melanjutkan langkahnya masuk kedalam lorong garbarata yang cukup panjang yang menghubungkan terminal dengan pesawat yang berada diarea luar sana, ketika masuk kedalam pesawat Jodha melihat banyak sekali orang yang sudah duduk disana, namun Jalal terus melewati orang orang tersebut, kemudian mereka naik keatas dan menuju keruang Business Class, sesampainya disana Jalal menyuruh Jodha untuk duduk terlebih dahulu dikursi dekat jendela.

“Jalal, berapa lama perjalanan ke London ?” , “Kurang lebih 13 atau 14 jam, tapi kita transit dulu di Dubai baru nanti lanjut ke London, lebih baik gunakan waktumu untuk tidur karena perjalanan kita sangatlah panjang” ujar Jalal sambil menutup kepalanya dengan Jersey warna abu abu favouritenya dan mulai memejamkan matanya, Jodha kembali melirik ke arloji dilengannya dilihatnya sekarang jam setengah 8 malam, tak berapa lama pesawatpun take off meninggalkan Jakarta, saat itu Jodha merasa lega dan senang karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan Suryaban kekasihnya dan ini merupakan kejutan yang menyenangkan untuk Suryaban karena Jodha memang sengaja tidak memberitahu Suryaban kalau dirinya akan datang menemuinya kesana. Diliriknya Jalal yang sudah terlelap disebelahnya, namun Jodha belum mengantuk lalu diambil novel kesayangannya besutan JK Rowling yang baru saja meluncurkan novel terbaru bergenre dewasa ‘The Casual Vacancy dan The Cuckoo’s Calling ‘setelah Harry Potter. “Harry Potter” tiba tiba Jodha teringat pada ucapan Suryaban tempo hari kalau kampusnya Oxford University dipakai syuting film Harry Potter dari mulai film pertama hingga ke tujuh yang terakhir Harry Potter and the Deathly Hallows, “Pasti menyenangkan sekali bisa melihat secara langsung lokasi pembuatan film Harry Potter yang serba ajaib itu” bathin Jodha dalam hati, Jodha bisa membayangkan bagaimana pengalamannya yang menyenangkan selama berada di London nanti bersama Suryaban, kemudian Jodha terhanyut dalam novel favouritenya.

Sesampainya di Dubai internasional airport saat itu jam 10 malam atau jam 2 pagi waktu Jakarta, mereka transit selama kurang lebih tiga jam disana, sambil menunggu pesawat berikutnya yang akan membawa mereka ke London, Jalal mengajak Jodha untuk menikmati kopi di salah satu café yang ada di bandara Dubai Internasional.

“Kamu tau dimana dia tinggal ?” tiba tiba Jalal memecah keheningan diantara mereka sambil sesekali meminum kopinya, “Aku tidak tahu, tapi aku yakin kita bisa menemukannya karena menurut Surya, mahasiswa dari Indonesia yang kuliah di Oxford itu bisa dihitung dengan jari, jadi aku yakin kita bisa menemukannya” , “Kenapa kamu tidak bilang padanya bahwa kamu mau datang menemuinya ?” Jodha langsung menggelengkan kepalanya “Aku ingin buat kejutan buat dia” Jalal langsung tersenyum nakal begitu mendengar ucapan Jodha. “Nanti kita akan dijemput oleh Alex, maksudku Alexandra, dia sepupuku, keponakan ibu tapi kita tidak tinggal dirumahnya, disana banyak hotel murah yang bisa kita tempati, kamu siap jadi backpacker kan ?” Jodha langsung menganggukkan kepala, “Satu hal yang aku pelajari dari kota tua itu, kalau bukan urusan bisnis, kita bisa menikmatinya dengan memanfaatkan angkutan umum yang ada disana, rasanya lebih nikmat, aku yakin kamu pasti akan suka” .

“Kelihatannya London bukan hal yang asing buatmu” , “Yes of course, because my mother was born there” kata Jalal dengan logat English UK nya yang sangat kental dan mimiknya yang lucu, Jodha tertawa geli melihat ulah Jalal yang lucu sambil menutupi mulutnya dengan tangannya “Bisa juga dia ngelucu” bathin Jodha “Oh I see” jawab Jodha sambil meniru logat English UK seperti Jalal, Jalalpun tersenyum memandangnya “Seandainya saja hubungan kita menyenangkan terus seperti ini, pasti sangat menyenangkan Jodha, sejujurnya aku sudah merasa nyaman bersamamu namun sayang kamu masih belum bisa menerima aku” bathin Jalal sambil terus menatap wajah Jodha. Jodha yang diperhatikan terus seperti itu oleh Jalal, nampak malu malu lalu menundukkan kepalanya

“Kenapa aku merasa lebih nyaman kalau dia mengajak aku ngobrol daripada diam seribu bahasa dan kenapa tatapan matanya itu selalu memanggil diriku untuk terus memandangnya ? ada apa dengan aku ? kenapa aku tidak marah lagi seperti kemarin begitu mengetahui semua persengkokolannya dengan Reesham dan Zakira ? kenapa aku bisa dengan begitu saja memaafkan semua kesalahannya ? apalagi setelah dia mengatakan bahwa dia mencintai aku ? apakah benar dia mencintai aku …. ?” pertanyaan pertanyaan seperti itu selalu menjadi tanya besar bagi Jodha,

Hingga akhirnya pesawat destinasi London sudah siap bertolak dari Dubai, kembali Jodha dan Jalal duduk di Business Class, saat ini sudah hampir jam 1 pagi, sedari tadi Jodha belum tidur, Jodha segera menggeser kursinya yang bisa diperpanjang hingga 200cm kemudian diapun tertidur sedangkan Jalal mencoba menikmati fasilitas hiburan yang disediakan oleh maskapai tersebut dengan memilih milih film favouritenya dan tak lama kemudian Jalalpun tertidur.

Perjalanan Dubai – London memakan waktu kurang lebih 7 jam, dan pagi itu pesawat yang membawa mereka mulai masuk London sekitar jam 6 pagi tapi flight betul betul mendarat tepat pada jam 7.30 di Bandara Heathrow, sebuah bandara yang terkenal paling sibuk didunia, Heathrow merupakan pintu pertama mereka menjejakkan kakinya di Britania Kotaraya London. “Jalallll …. !!!” Jalal langsung menoleh pada arah suara yang memanggil namanya, dari tempatnya berdiri Jodha bisa melihat dengan jelas seorang perempuan muda dengan rambutnya yang kuning keemasan berlari kearahnya, seketika itu juga dia langsung memeluk Jalal dengan mencium kedua pipinya, hal seperti itu sudah biasa disini, jadi Jodha bisa memakluminya.

“Alex … how are you ?” , “I’m fine … you look more handsome, honey” Jalal hanya tersenyum, “Oh ya, let me introduce my wife” , “Your wife ? pardon me … why you didn’t tell me ? how dare you, Jalal !” Alex langsung meninju bahu Jalal begitu mengetahui kalau Jalal sudah menikah lagi, sementara Jodha diam saja sambil memperhatikan mereka “Jodha, kenalkan ini Alex … Alexandra, sepupuku” Jodha menganggukkan kepalanya lalu menyodorkan tangannya kearah Alexandra, “Alex, this is my wife Jodha” , “Jodha … hmm .. sweet name, I like it … hai my name is Alexandra but you can call me Alex, apa kabar ?” Alex langsung menyambut tangan Jodha dan menjabatnya dengan keras, “Apa kabar ?” ujar Jalal “Do you learn about our language ?” , “Yup ! se-ka-rang ki-ta ma-u ke-ma-na, is it right ?” ujar Alex dengan logat bahasa Indonesianya yang masih agak kebule bulean, Jodha tersenyum senang mendengarnya “Yes, that is right ! I would like to practice with you !” Jodha senang sekali kalau bisa mengajari Alex menggunakan bahasa Indonesia, “Oooh sounds good … okay let’s go to my wagon !” Alex langsung mengajak Jodha dan Jalal menuju ke mobilnya, sesampainya di parkiran mobil Alex , sambil menaruh barang barang Jalal dan Jodha dibagasi “Jalal, you know sometimes Rukayah come to see me too, she is on Paris right now !” tiba tiba ucapan Alex membuat Jodha sedikit terhuyung kebelakang begitu mendengar nama Rukayah, entah mengapa Jodha tidak suka nama itu disebut didepannya… Bila Saatnya Tiba bag 22