Sinopsis Jodha Akbar episode 183 by Meysha Lestari. Ruq kembali ke kamarnya dengan marah. Dia berteriak-teriak memamggil Hoshiyar. Hoshiyar segera datang menemui Ruq. Ruq dengan menangis dan panik memerintahkan Hoshiyar untuk menggelapkan kamar, menutup semua korden, dan tidak menerima tamu. Karena dia sedang tertekan dan ingin sendiri. Ruq melepas semua perhiasan dikepalanya dan membaringkan diri dengan masih sesengukan. Hoshiyar dudu di lantai mendampinginya. Pada Hoshiyar, Ruq bertanya, “Hoshiyar, siapakah istri teristimewa yang mulia?” Hoshiyar menjawab, “kau, ratu. Hanya kau, tidak di ragukan lagi.” Ruq denga sedih berkata, “tapi kenapa Jalal tidak berpikir demikian? Jalal menganggap Ratu Jodha adalah ratu paling istimewa alam hidupnya. Jalal beranggapan apa yang di katakan ratu Jodha selalu benar dan dia mempercayainya. Ratu Jodha telah merebut Jalal dariku! Yang paling kubenci adalah, tidakkah Jalal ingat bahwa ratu Jodha dulu sangat membencinya? Jodha telah menyakiti aku dan menkhianati kebaikanku. Yang membuatku sakit hati adalah Jalal lebih percaya pada ratu jodha daripada aku, teman masa kecilnya. Dan Ratu Jodha… kenapa ratu Jodha berhasil merebut Jalal? Jahat sekali. Aku bersumpah akan membalas dendam padanya.” Hoshiyar setuju dengan Ruq. Hoshiyar berpikir kalau Jalal tidak adil dengan fakta bahwa dulu Jodha benci padanya. Menurut Hoshiyar Ruq lebih baik dari Jodha. Ruq berpikir kalau Jodha telah menggunakan cara licik dan sama sekali tidak menyangka Jodha bisa melakukan itu.
Tiba-tiba terdengar suara pertengkaran di luar sana. Ruq merasa terganggu. Dia menyuruh Hoshiyar memisahkan mereka dan menyuruh mereka diam. Hoshiyar tidak yakin kalau dirinya bisa menghentikan mereka. Ruq tak perduli, dia ingin ketenangan. Hoshiyar segera keluar dan melerai dua pelayan yang bertengkar dan meminta mereka agar tenang, sebab kalau tidak, Ruq akan marah dan menghukum mereka berdua. Tapi kedua pelayan yang bertengkar itu tidak memperdulikannya dan bahkan semakin menjadi. #sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Hoshiyar kembai ke kamar dan melaporkan kalau mereka masih tetap berkelahi dan tidak mau mendengar intruksinya. Hoshiyar berkata akan lebih baik kalau Ruq sendiri yang turun tangan. Ruq berkata kalau dia akan membuat mereka semua jera. Ruq segera bangkit dengan marah dan keluar menemui mereka. Ruq melihat dua orang pelayan bergulat dan berguling-guling di lantai. Ruq berteriak menyuruh mereka berhenti berkelahi sekarang juga, “kalian..kalian berani-beraninya menciptakan masalah di Harem, ada apa ini?” Pelayan bernama Ruksana memberi tahu Ruq kalau dia seharusnya menikah dengan Mazhar karena mereka sudah dijodohkan sejak kecil, tapi Aziza mengatakan kalau Mazhar hanya akan menikah dengan dirinya karena mereka berdua saling mencinta. Di kamarnya, Jodha yang sedang menulis mendengar keributan itu, lalu keluar untuk melihatnya. Aziza membela diri dengan mengatakan kalau Ruksana dan mazhar dijodohkan saat masih kecil sedangkan dirinya dan Mazhar saling mencinta. Ruksana berkata kalau perjodohan itu masih berlangsung hingga sekarang. Ruq tanpa pikir panjang memutuskan kalau Mazhar hanya akan menikahi Ruksana. Tapi Aziza tidak dapat menerima. Azizah berkata kalau Ruq tidak bisa memutuskan pada siapa Mazhar akan menikah. Tapi Ruq tetap pada keputusannya. Aziza meminta keadilan pada Jodha. Tapi Jodha bingung mau berkata apa, dia tidak mau menentang Ruq tapi juga tak bisa melihat ketidak adilan terjadi di depannya. Ruq melarang Aziza meminta bantuan siapapun karena penguasa harem adalah dirinya dan hanya Ruq yang bisa memutuskan segalanya. Aziza mengatakan kalau dia tidak bisa menerima keputusan Ruq. Apapun yang terjadi dia tidak akan mengalah pada siapapun juga karena dirinya dan Mazhar saling mencinta, bahkan dia juga tidak akan mengalah pada keinginan seorang ratu sekalipun. Dengan marah Ruq menampar Aziza. Semua yang hadir terkejut. Resham tersenyum. Maham anga datang. Ruq berkata pada Aziza untung dirinya hanya di tampar, kalau mau Ruq bisa memberikan hukuman yang lebih berat, “harem ini milikku, tak boleh ada seorangpun yang menentang keputusanku, begitu juga dengan para ratu.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 183. Akhirnya Jodha membuka suara, “maafkan aku Ratu Ruqaiya. Tapi aziza ada benarnya juga.” Ruq tak percaya kalau Jodha berani membantahnya. Maham menatap Jodha dengan tatapan tertarik. Jodha melanjutkan, “Mazhar bukan penghuni harem. Dia bebas menentukan dengan siapa dia akan menikah. Mazhar pun sudah dewasa dan bebas memilih….” Ruq memotong kata-kata Jodha, “cukup! Aku sudah cukup mendengar kata-katamu. Aku tidak mau dengar kata-katamu, aku tidak ingin kau bicara.” Jodha menyahut, “baiklah. Tapi ingat satu hal, saat kau mengatur pernikahan seseorang padahal kau bukan orang tuanya, maka karma akan terjadi padamu dalam kasus yang sama. Kau seharusnya mengambil keputusan dengan bijak, bukan dengan terburu-buru, Ratu Ruqaiya.” Ruq berkata kalau dirinya tidak perduli. Keputusannya adalah final, Mazhar akan menikah dengan Ruksana. Jodha berkata kalau Mazhar punya hak untuk memilih, dan Ruq tidak bisa mengatur Mazhar karena tidak ada hukum untuk itu. Jodha meminta mereka semua menunggu mazhar akan memilih siapa diantara kedua pelayan ini. Ruq membentak Jodha karena berani berkata begitu, “aku adalah kepala harem. Kata-kataku adalah kuat, dan harus ditaati kalau kau bagian dari harem ini. Aku sudah putuskan Mazhar menikah dengan Ruksana atau aku akan memecat Aziza sebagai pelayan.” Maham tersenyum licik. Aziza mendengar dirinya akan di pecat terlihat tambah sedih. Ruq memaksa Jodha agar menerima keputusannya, karena di harem ini, baik itu Ratu atau pelayan harus taat pada ratu kepala. Jodha berkata, kalau aziza bukan lagi pelayan, maka dia tidak terikat dengan peraturan harem dan bebas, seperti halnya Mazhar. Dan keputusan tentang itu hanya bisa diputuskan oleh Jalal. Ruq berteriak, “apakah kau menentang aku, Ratu Jodha?” Jodha menjawab, “tidak, Ratu Ruqaiya. Aku hanya berusaha menegakkan keadilan.” Ruq berkata kalau Harem adalah miliknya dan Jodha tidak punya kekuasaan di sini. Maham yang sedari tadi mendengarkan mengeluarkan suara, “maafkan aku, Ratu Jodha dan ratu Ruqaiya. Masalah ini tidak perlu di perpanjang lagi, karena Jalal yang akan memutuskannya. Jadi cukup sampai di sini!”
Setelah itu, percekcokan Ruq dan Jodha menjadi topik pembicaraan yang hangat di harem. Para bandi dan Ratu mengeluhkan sikap Ruq dan memuji keberanian Jodha. Bahkan kabar percekcokan itupun disampaikan pengawal pada Jalal yang saat itu sedang berdiskusi tentang masalah politik dengan menterinya. Jalal mengatakan pada pengawal kalau harem bukan urusannya, biar Ruq yang mengurusnya. Pengawal mengatakan kalau para Ratu ingin jalal menanganinya. Jalal dengan sedikit kesal berkata kalau harem urusan para ratu dan dirinya sedang sibuk menburus kerajaan tak ingin di ganggu lalu dia mengusir pengawal pergi. Tak lama kemudian pengawal lain datang, memberitahu kalau Jodha ingin bertemu. Jalal menyuruh Jodha datang. Menteri bertanya apakah dia harus pergi, Jalal mengatakan terserah dia tapi menyuruhnya membereskan barang2nya. Jodha menghampiri Jalal. Menteri memberi hormat pada keduanya dan berlalu pergi. Jalal bertanya pada Jodha ada apa?, “apakah kau kemari ingin bertanya padaku?” Jodha menjawab, “tidak yang mulia. Aku kemari untuk minta bantuanmu. Sebagai raja kau pasti memperhatikan rakyatmu dan itu sudah tugasmu.” Jalal setuju, dan memang itu yang sedang dia lakukan, mengurus rakyat, “kenapa kau bertanya?” Jodha menyahut, “kalau begitu maka kau juga harus ikut mengurusi rakyatmu yang berada di harem.” Jalal berkata kalau rakyatnya adalah yang berada di luar istana, dan yang berada di dalam istana adalah urusan Ruqaiya. Jodha berkata, “Maafkan aku, tapi mereka juga rakyatmu. Para pelayan itu mencintaimu sebagai Raja.” Jalal menyahut, “Ratu Jodha, ratu Ruqaiya adalah pemimpin harem, kau harus tanya solusi padanya dan berkonsultasi dengan dia.” Jodha mengatakan kalau Ruq juga terlibat dalam masalah ini, “ratu Ruqaiya berselisih denganku. Mungkin kau tak perduli tentang itu tapi ratu Ruqaiya telah mendzalimi rakyatmu yang ada di dalam harem, kecuali kau memang tidak mau perduli, maka aku memakluminya. Ratu Ruqaiya telah berbuat semena-mena. Kecuali dirimu merasa kalau memaksa orang menikah adalah benar, maka aku tidak akan protes lagi. Tapi aku yakin kau tak akan membenarkannya. Karena aku sudah mengenalmu. Aku tahu kau setuju denganku, kau hanya ragu mana yang benar saja. Maka dari itu, aku berharap kebijaksaanmu dalam hal ini. Pelayan harem juga rakyatmu. Kalau bukan kau yang memperhatikan mereka, lalu siapa lagi? Aku pergi dulu. Salam.” Tanpa menunggu sahutan Jalal, Jodha segera pergi meninggalkannya. Jalal menatap kepergian Jodha sambil geleng-geleng kepala dan menarik nafas panjang. Jalal terlihat berpikir dan bingung mau melakukan apa.
Sinopsis Jodha Akbar episode 183. Sujamal dan rekannya sedang merencanakan untuk menyerang Mewat. Tapi mereka tahu, Mewat di bawah perlindungan Amer, dan Amer telah di lindungi Mjughal berkat pernikahan Jodha dan Jalal. Salah seorang dari jenderal itu menghina Jodha, Sujamal tak terima dan menghunus pedangnya kelehernya sambil berkata, “hentikan omonganmu, kau tak pantas bicara seperti itu mengenai Jodha. Jodha adalah saudariku, jangan bicara buruk tentang dia, jangan menyinggungnya, karena aku akan membunuhmu. Walaupun dia menikah dengan Mughal, dia tetap adikku. Dan aku sayang padanya.” Jendral itu dengan menyesal meminta maaf pada Sujamal, “aku tidak bermaksud menghina Jodha, aku hanya terlalu semanggat melawan mughal.” Sujamal menyuruh jendral itu berhati-hati kalau bicara. Karena tanpa dirinya, dia tetap masih bisa menyerang mughal. Sujamal kemudian menyuruh jendral itu pergi. Sujamal duduk dan berpikir lagi, lalu di hadapan para jendral yang tersisa dia berkata kalau sebaiknya mereka langsung menyerang Agra, dengan begitu mereka lebih cepat menang. Salah seorang Jendral coba untuk membantah, Sujamal membentaknya dan mengatakan kalau itu sudah keputusannya. #sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Ruq sedang tidur, Hoshiyar menungguinya. Maham anga masuk kekamar Ruq dan terkejut melihat Hoshiyar. Maham bertanya apa yang di lakukan Hoshiyar? Hoshiyar memberitahu Maham kalau Ruq sedang tidur dan jika ada orang yang membangunkannya, dia akan membunuh orang itu. Maham tertarik, dengan menantang dia berkata, “benarkah? kalau begitu aku ingin lihat bagaimana dia membunuh ibunya seorang raja.” Maham kemudian duduk di samping Ruq dan membuka kelopak mata Ruq dengan paksa sambil berkata, “bangunlah, ratu Ruqaiya. Ratu Jodha mulai mengambil alih Harem.” Ruq dengan masih terpejam berkata, “itu tidak mungkin Maham Anga. Harem ini selalu dalam genggamanku, tidak mungkin seorang ratu Jodha bisa mengambilnya.” Maham memberitahu Ruq kalau para pelayan dan ratu di harem mulai memilih Jodha, “jika kau diam saja, pada akhirnya kau akan kalah dengan dia, Ratu Ruqaiya.” Ruq bergegas bangkit dari berbaringnya dan dengan tegas berkata, “harem ini sejak awal dan selalu akan berada dalam genggamanku, Maham anga. Aku selalu menjadi kepala Harem di tempat ini.” Maham memperingatkan Ruq, “kau tidak tahu kenyataan sebenarnya. Jika kau begini terus, kelak pada akhirnya, kau akan kalah. Kau bukan hanya kehilangan harem tapi juga Jalal. Pada akhirnya kau akan kehilangan segalanya. Dan saat itu terjadi, kau akan terusir dari harem ini. Tentu kau tak ingin itu terjadi kan?” Ruq menjawab dengan cepat kalau itu terdengar seperti omong kosong baginya. Tapi maham yakin kalau itu akan terjadi. Ruq dengan menantang berkata, “benarkah? Tapi kapan perkiraanmu benar?” Maham balik bertanya, “kapan perkiraanku salah? Jika kau memilih mengabaikan saranku, jangan salahkan aku jika kau kalah. Sadarlah ratu Ruqaiya!” Ruq mengejek maham dengan berkata apa maham pikir dirinya sudah cukup pintar? Maham berkata kalau Ratu Jodha lebih pintar dari Ruq, “dalam waktu yang relatif singkat, dia akan mengalahkanmu di harem ini. Dan saat itu terjadi, aku yakin kau akan menyesal karena telah meremehkan dia.” Ruq tertawa geli dan berkata, “kau salah menilaiku, Maham anga. Kau telah meremehkan aku. Atau kau mulai suka pada Ratu Jodha? Aku tidak tahu. Apa kau pikir Jalal bodoh? Kau tidak pernah tahu apapun tentang dia. harem ini akan selalu menjadi milikku.” Maham menyahut kalau Ruq telah salah menilai Jalal, “walaupun begitu, tetap saja aku condong menjagokan Jodha daripada kau. Karena Jodha sudah terbukti pernah merebut Jalal darimu.” Ruq tetap pada pendapatnya kalau Maham terlalu meremehkan jalal dan juga dirinya dan Maham tidak tahu kenyataanya, “dengarkan aku, maham anga. Kisah Jodha akan segera tamat.” Maham memercing kaget mendengar kata-kata Ruq.
Hoshiyar datang memberitahu Ruqiya kalau jalal ingin bertemu dengan para ratu. Ruq berkata kalau dirinya sedang tidak mood. Hoshiyar mengatakan kalau yang mulia memwajibkan semua ratu datang. Akhirnya Ruq berkata, “baiklah..!” Maham angga menatap Ruq dengan penasaran. Ruq balas menatapnya….Sinopsis Jodha Akbar episode 183