Sinopsis Jodha Akbar episode 77 by Meysha Lestari. Jodha menangis tersedu-sedu di dalam kamar yang terisolasi. Jodha teringat bagaimana Jalal memasukan dirinya kekamar ini dan menyuruhnya tidur di sini malam ini. Jalal ingin Jodha berpikir dan merenungkan apa yang telah dia lakukan, dan besok Jalal akan datang untuk membawa dia kembali ke kamarnya. Ketika Jodha bertanya kenapa Jalal tidak membiarkan orang lain tahu kalau dia ada di kamar ini. Jalal menjawab kalau dia tidak ingin rakyatnya tahu apa yang telah di lakukan Jodha, tidak ingin mereka melihat Jodha dalam keadaan seperti ini, karena tidak pantas bagi seorang ratu. Lalu Jalal meninggalkan Jodha terkurung di kamar ini. Teringat itu, Jodha kembali menangis tersedu-sedu sambil menyembunyikan kepalasnya dintara kedua lutut. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Jalal sedang duduk di balkon seorang diri memikirkan apa yang sudah terjadi. Jalal mengamati bajunya yang basah, dia melihat beberapai helai rambut menempel di sana. Jalal memgambil rambut itu dan menatapnya. Itu adalah rambut Jodha. Dia teringat bagaimana rambut itu bisa berada di sana. Waktu menyelamatkan Jodha, rambut Jodha sempat melingkari di leher Jalal. Jalal berdiri dan melingkarkan rambut itu di jari telunjuknya sambil membayangkan perkataan Jodha di kuil dewi Amba beberapa waktu lalu saat jalal menyamar sebagai pengemis. Di tempat itu Jodha membela Jalal di depan rakyatnya yang sedang membicarakan dia. Jodha berkata pada mereka kalau Jalal adalah raja mereka, telah disumpah untuk melindungi mereka tapi kenapa mereka menghina dia seperti itu? Dalam kesempatan itu juga Jodha berhasil mengenali Jalal yang sedang menyamar sebagai pengemis. Jalal juga teringat perkataan Jodha tadi siang, Jodha bertanya kenapa Jalal menyelamatkan dirinya, apa yang ingin di buktikan oleh jalal? Apakah Jalal ingin membuktikan kalau dia menguasai hidup dan mati Jodha? Jalal terbayang bagaimana mereka begitu dekat saat mengendarai kuda bersama. Jalal larut dalam lamunannya hingga tidak sadar kalau Maham angga telah berdiri di belakangnya.
Mahal melihat Jalal sedang menatap rambut yang melingkar dijarinya. Maham memanggil nama Jalal. Jalal segera menoleh dan menyembunyikan rambut itu dari tatapan Maham. Maham bertanya, “ratu jodha kemana?” Jalal menjawab kalau ratu johda ada di tempat di mana dia seharusnya berada. Maham berkata kalau dia tidak mengerti dan bertanya dimana sebenarnya Jodha berada. Jalal berkata ada sebuah tempat untuknya di istana ini, dia membawa Jodha kesana melalui jalan rahasia. Maham bertanya kenapa Jalal melakukan itu? Jalal menjawab, “bibi, aku tak mau orang lain tau salah satu ratuku kabur dari istana dan mencoba untuk bunuh diri. Jika aku tidak sampai di sana tempat waktu, dia pasti sudah mati. Kenapa ratu Jodha bisa sebodoh itu dan berusaha bunuh diri?” Maham mengatakan kalau ratu Jodha tidak ingin tinggal di Agra, dia ingin pulang ke Amer. Maham berpikir kalau Jalal telah membuat kesalahan besar dengan membawa Jodha kembali ke Agra, kenapa? Jalal menatap Maham dan berkata, “itu karena aku berpikir dia melakukan ini karena ada yang mengganggu pikirannya.” Maham bertanya maksud Jalal apa? Jalal berkata kalau Jodha pasti terganggu dengan semua yang terjadi beberapa hari ini. Perasaanya pasti hancur karena mena menolak untuk membawanya pulang ke Amer, dan hubungan mereka berdua adalah hubungan yang tidak ada artinya. Jodha kesepian dan tidak punya jalan keluar. Jalal merasa dirinya dan Jodha berada di perahu yang sama. Maham berkata itu tidak mungkin sama, karena jalal seorang Raja keturunan orang-orang besar. Jalal menjawab walaupun dirinya seorang raja bukan berarti dia tidak merasakan penderitaan. Dia pernah merasakan perasaan yang sama seperti yang di rasakan Jodha ketika Hamida dulu meninggalkan dirinya. Walaupun dia di kelilingi banyak orang tapi dia masih merasa kesepian. Seperti Jodha, walaupun kini telah menjadi keluarga dari Agra dan Amer, tapi hari ini dia berada di posisi dimana dia tidak bisa tinggal di amer ataupun di agra. Seperti perasaan Jalal dulu saat tidak di terima di Delhi, Agra, atau kabul. Maham melarang Jalal menyusahkan dirinya sendiri dengan pikiran seperti itu. Jalal berkata sangat penting baginya memikirkan hal itu. Karena meskipun hubungannya dengan Jodha tidak seperti hubungan yang normal, tapi realitanya dia telah menikahi Jodha dan membawa dia ke Agra sebagai ratunya, karena itu dia sendiri yang akan menjaganya. Jodha telah menjadi ratunya dan akan selalu menjadi ratunya. Hingga hari ini tidak ada seorang ratu yang ingin kabur dari istananya, kecuali Jodha. Jalal tak ingin hal seperti itu terulang lagi. Maham tertegun mendengar penjelasan dan pembelaan jalal pada Jodha dan tak sanggup bicara apa-apa meski banyak hal terpikirkan di benaknya. Melihat Maham diam, Jalal berkata kalau dia ingin sendirian untuk beberapa waktu dan pergi meninggalkan Maham yang masih tertegun tak percaya. Ada ketakutan di mata Maham.
Sinopsis Jodha Akbar episode 77. Maham masuk ke kamarnya dengan banyak pikiran yang memenuhi kepalanya. Maham teringat dengan kutukan seorang pelayan yang mengatakan kalau harga diri Maham akan hancur, dia akan menyembah ratu beragama hindu. Lalu ucapan Pir beberapa waktu lalau yang mengatakan kalau ratu yang wajahnya pertama kali terkena sinar matahari akan pergi ke ajmer sharif bersama Jalal terngiang di telinganya. Maham terlihat sangat galau. Salima datang, maham memberitahu Salima tentang perkataan Pir Allah Rakha dan berkata kalau menurut Maham, Salimalah yang pantas pergi bersama Jalal.
Di kamarnya, Ruq dengan percaya diri berkata pada Hoshiyar kalau dirinya adalah ratu yang akan pergi menemani Jalal ke Ajmer sharif. Hoshiyar menyetujuinya dan berkata kalau Jodha tidak mungkin mendapat kesempatan ini, hanya Ruq atau salima saja.
Di tempat Maham, Salima berkata kalau dia tidak keberatan kalau tidak mendapat kesempatan menemani Jalal, dia hanya kuatir pada ratu Jodha. Maham bertanya kenapa mengkhawatirkan ratu jodha? Maham berkata kalau kadang-kadang Salima sangat naif, sinar matahari terbit tidak akan menyinarai wajah ratu Jodha, karena kamarnya terletak di bagian barat istana ini.
Di tempat lain, Ruq bertanya pada Hishiyar kamar mana di istana ini yang pertama kali di sinari matahari? Hoshiyar menjawab kalau dirinya tidak tahu. Ruq berkata kalau dia akan mengetahuinya besok. Dan meminta Hoshiyar membuat persiapan untuk keberangkatannya besok.
Salima merasa kalau yang seharusnya menemani jalal ke Ajmer sharif adalah ratu Jodha, karena Jodha orang yang sangat baik. Maham berkata pada Salima kalau dengan mengatakan hal itu dia bukan hanya telah menghina dirinya sendiri tapi juga menghina ratu Ruqaiya. Salima berkata, “kalau begitu aku rasa lebih baik kalau kita tunggu saja sampai besok. Tuhan akan memberi petunjuk siapa yang akan pergi bersama yang mulia. Aku tidak peduli siapa yang pergi besok, aku akan berdoa semoga yang mulia selamat dan bahagia. Semoga tuhan memberkati dia.” Lalu salima berpamitan pada maham yang menatap kepergiannya dengan kesal.
Sinopsis Jodha Akbar episode 77. Pagi harinya, Ruq dan hamida di iringi oleh Hoshiyar sedang berjalan menuju sebuah kamar yang terletak di bagian timur istana. Hoshiyar membuka gembok pintu kamar itu. Ruq berkata pada hamida, “Ami jaan (ibu), aku berharap akulah orang yang beruntung bisa menemani yang mulia. Aku mohon doakan aku.” Hamida mengamini perkataan Ruqaiya. Di kamarnya Salima sedang sembahnyang dan berdoa. Gembok telah terbuka, Hoshiyar mendorong pintu itu hingga terbuka lebar. Tepat pada saat itu cahaya matahari pagi menerobos kisi-kisi jendela menyinari wajah dan tubuh Jodha yang tertidur di lantai menyandar di kaki sofa. Ruq dan Hoshiyar terperanjat. Hamida terlihat senang. Ruq dan Hamida melangkah masuk ke dalam kamar itu diikuti hoshiyar. Ruq bertanya, “kenapa ratu Jodha ada di kamar ini? bagaimana ini bisa terjadi ibu?” Hamida menjawab, “mungkin ini sudah keinginan tuhan, Ruqaiya. Ini sudah menjadi kehendak tuhan, jika sinar matahari pertama menyinari Jodha. Kita berdua tidak tahu kalau Jalal meminta Jodha tinggal di kamar ini. Karena inilah kamar di istana ini yang pertama kali terkena sinar matahari terbit. Mungkin ini sudah takdir jodha. Dialah yang terpilih. Sesuai intruksi Pir sahab, maka Jodhalah yang akan menemani Jalal ke Ajmer sharif.” Jodha terbangun, dia terkejut melihat Ruq dan hamida berdiri di depannya. Jodha segera bangkit dan memberi salam. Hamida menganggu. Ruq membalas salam Jodha lalu pergi dengan tatapan tidak terima. Hoshiyar mengikuti Ruq. Jodha menatap Hamida dan berkata, “Ami jaan, aku ingin….” tapi jodha tak sangup melanjutkan kalimatnya, dia segera berlari memeluk hamida dan menangis dalam pelukannya.
Di kamar Jodha, Hamida sedang memeluk Jodha yang sudah berpakaian rapi layaknya seorang ratu. Hamida melepas pelukan Jodha dan berkata, “Johda, kalau pakaian kotor kita bisa melihat bekas boda di pakaian itu, tapi jika pakaiannya berwarna putih maka noda itu akan masih terlihat bahkan saat kau menyentuhnya. Hatimu sangat tulus dan bersih. Mulai sekarang aku mohon jangan lakukan apapun yang bisa merendahkan kehormatanmu. Kau harus menjadi contoh bagi rakyat Amer. Aku juga ingin kau menjaga kehormatanmu di masa depan.” Jodha mengaku pada hamida kalau dirinya telah berbuat salah, tapi saat itu dia sedang sangat tertekan dan tidak tahu harus berbuat apalagi, “aku merasa kalau aku tidak pantas berada disini dan aku merasa akan lebih baik jika aku mati.” Hamida berkata semua orang terkadang mengalami masa-masa sulit dan merasa tidak punya tujuan. tapi bunuh diri bukan pilihan dan tidak pantas bagi putri Amer apalagi bagi ratu Mughal. hamida memberitahu Jodha kalau Jalal membawa dia kembali karena menganggap dia adalah ratunya, Hamida meminta Jodha menjaga kehormatan Jalal. Jodha bertanya bagaimana Hamida dan Ruq tahu kalau dia ada di kamar itu? hamida berkata kalau dia dan ruq tidak tahu. Dia pergi kesana karena hidup jalal dalam bahaya. Jodha terkejut mendengarnya. Hamida berkata, “aku hanya mengikuti perintah pir Allah rakha sahab…” Hamida mengulang apa yang telah di katakan oleh Pir Sahab pda Jodha. hamida berkata kalau manusia tidak akan bisa melawan kehendak tuhan, “ini ironis, Jodha. Kau ingin meninggalkan Jalal dan semua orang, tapi kau yang di takdirkan untuk pergi ke ajmer sharif bersama dia.” Jodha tak tahu harus berkata apa, dia berkata, “tapi ibu, aku…” Hamida berkata bukan dia yang memilih Jodha, tapi takdir. Dan manusia tidak akan dapat menghindari takdirnya sendiri, dia harus menerimanya. Jodha terdiam memikirkan ucapan hamida. hamida bertanya apa yang dipikirkan Jodha? hamida tahu Jodha dan jalal sudah mengalami banyak masalah, tapi sebagai ibu, hamida meminta jodha… Belum selesai Hamida berkata Jodha memotong ucapannya dengan berkata kalau dia akan pergi bersama Jalal. Jodha berkata, ‘aku akan pergi bersama yang mulia bukan hanya karena sudah di takdirkan tapi aku pergi kesana karena aku tahu itu akan membuat ibu bahagia.” Hamida tertawa senang, mengelus kepala Jodha dan berkata, “semoga tuhan memberkatimu.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 77. Jalal sedang di mandikan pelayan, ketika ruq datang menemuinya. Melihat Ruq para pelayan pergi, dan Ruq menggantikan mereka memandikan Jalal. Ruq mengosok punggung Jalal dan memijat lehernya. Jalal sepertinya sudah hapal dengan sentuhan Ruq, dia tersenyum dan berkata, “apakah kau datang kesini untuk mengatakan kalau kau sedang marah?” Ruq dengan cemberut menjawab kalau Jalal sudah mengenalnya sejak kecil, jadi dia tak perlu lagi mengatakan kalau dia sedang sedih atau gembira. Jalal meraih tangan Ruq dan membalikan bdan. Jalal berkata, “aku tahu kau sedang sedih dan aku tahu bagaimana membuatmu bahagia. Pertama-tama kau harus memberitahu aku kenapa kau sedih?” Ruq menjawab, “kalau kau berada di posisiku sekarang kau pasti juga akan sedih. Kenapa kau menyembunyikan masalah yang begitu besar dariku, Jalal? Kenapa?” Jalal tek mengerti maksud Ruq dan bertanya, “apa yang aku sembunyikan darimu?” Ruq bertanya apakah jalal pir Allah rakha sahab? Jalal menjawab ya, dia guru sufi. Ruq memberitahu Jalal kalau Pir mengatakan ratu yang wajahnya pertama kali terkena sinar matahari akan pergi bersamanya ke Ajmer sharif dan berdoa untuknya. tapi waktu Ruq pergi ke kamar sebelah timur, ratu Jodha sudah ada di situ. Ruq bertanya kenapa dia bisa ada di sana? Kalau Jalal ingin mengajak Jodha ke Ajmer sharif, jalal seharusnya memberi tahu dirinya. Agar dirinya tidak terkejut. Jalal berkata kalau dia tidak tahu ramalan pir sahab. Dia hanya menyuruh Jodha tidur di kamar itu untuik merenungi kesalahannya bukan untuk mengajaknya ke Ajmer sharif. Jalal berkata kalau dia lebih senang pergi dengan Ruq. Kalau Ruq mau dia akan bicara dengan Hamida tentang hal ini. Tapi Ruq melarang. Dia tahu Jalal akan berbicara dengan Hamida kalau Ruq memaksa, tapi ini masalah keselamatan Jalal, ramalan pir rakha sahab selalu benar. Jika Jodha memang di takdirkan pergi bersama jalal, ruq dapat menerimanya. Ruq tersenyum penuh pengertian dan sudah tidak marah lagi. Ruq meninggalkan Jalal, Jalal termangu memikirkan kata-kata ruq.
Salima dan Jodha sedang berada di taman memberi makan merpati. Salima mengatakan kalau dia bersyukur pada tuhan karena telah menjaga Jodha dan juga karena Jodha di beri kesempatan untuk menemani jalal pergi ke Ajmer sharif. Jodha berkata kalau dia kesana untuk kebahagiaan Hamida saja. Salima melarang Jodha berpikir begitu, “saat kau berdoa untuk seseorang, lakukan setulus hati, seperti saat kau melakukan puja setiap hari. benar-benar dengan tulus ikhlas. Aku yakin kau mengerti apa yang kukatakan. Tuhan hanya akan mengabulkan doa orang yang tulus..” salima meminta Jodha pergi ke Ajmer sharif dengan tujuan mendoakan keselamatan Jalal bukan untuk membahagiakan Hamida. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Jalal datang menghampiri Salima dan Jodha. Salima memberi salam. Jalal membalasnya dan bertanya, “apakah semuanya baik-baik saja? Apa rahim masih menledekmu dengan ejekan-ejekannya?” Salima tersenyum dan berkata, “dengan berkat tuhan semua baik-baik saja. Aku pergi dulu.” Salima berpamitan pada Jodha dan Jalal. Jalal melihat Jodha sedang memberi makan merpati dan berkata, “burung tidak hanya merasa lapar, tapi juga merasa haus.” Jalal kemudian beranjak pergi mengambil se ember air dan menuangnya di bak khusus tempat minum merpati. sambil menuang air, mata jalal menatap Jodha yang balas menatapnya. Merpati berdatangan ke bak itu untuk minum. Jalal berkata pda Jodha kalau melakukan sesuatu harus di kerjakan sampai akhir, tidak boleh setengah-setengah. Jodha dengan ketus membalas kata-kata Jalal, “bagaimana dengan orang yang membuat hidup oprang lain menjadi tidak sempurna, yang mulia?” Jalal membuang muka dan dengan santai berkata kalau tidak ada orang yang bisa menandingi Jodha dalam hal mencela. Kata Jalal, “ngomong-ngomong kau selalu melihatku dengan begitu jijik, lalu kenapa kau tidak menolak untuk ikut bersamaku ke Ajmer sharif?” Jodha menjawab kalau Hamida yang ingin dia pergi ber sama Jalal. Jalal berkata itu artinya jodha tidak akan melakukan apapun tanpa seizin Hamida, “kalau begitu saat kau memutuskan untuk kabur dan mencoba bunuh diri, apakah kau memberitahu ami jaan (ibu)?” Jodha terdiam. Jalal berkata kalau dia sangat menghargai ibunya, dia juga percaya dengan ramalan pir sahab. Tapi jika terserah dia, maka seandainya Jodha adalah orang terakhir, dia tidak akan meminta jodha mendoakan dirinya. Orang yang memandang rendah dirinya, tidak akan pernah berdoa untuknya. Karena itu dia meminta agar Jodha menolak pergi dengannya ke Ajmer sharif. Jalal beranjak akan pergi, tapi Jodha menahanya. Jodha berkata, “kau adalah raja dari sebuah kerajaan besar, kau memiliki kekuatan, tapi kenapa kau membutuhkan aku untuk bicara pada ibumu untuk sesuatu yang sangat mudah? Kenapa tidak memberitahu ibumu apa yang kau rasakan?” Jalal berkata, “apakah kau pikir aku mampu menghadapai ibuku?” Jodha berkata, “aku tidak tahu dirimu, tapi aku tak bisa menolak apapun dari ibumu. Tapi jika berdoa dengan tulus yang diinginkan, tentu aku akan melakukannya. Itu karena aku merasa, jika raja bahagia dan selamat maka rakyatnya juga akan bahagia dan selamat. Dan sebagai seorang ratu, aku tentu akan berdoa untuk kebaikan rakyatku….” Sinopsis Jodha Akbar episode 78