Sinopsis Jodha Akbar episode 360 by Sally Diandra. Malam itu disebuah rumah, tampak sepasang suami istri Rashid dan Zil Bahar yang sedang hamil besar. Saat itu sang istri yang sedang santai beristirahat tiba tiba mengerang kesakitan diperutnya, Rashid suaminya langsung berlari mendekat, “Tidak apa apa …. Aku nggak papa, hanya ini anak kita sedang menendang nendang didalam perut, sini … coba rasakan” ujar Zil Bahar sambil meraih tangan suaminya untuk ikut merasakan tendangan anaknya didalam perut. Rashid kelihatan terkejut dan bahagia setelah meraba perut istrinya. “Entah kenapa … aku merasa anak kita nantinya akan menjadi orang besar, dia akan merubah nasib kita” ujar Zil Bahar , “Siapapun dia nantinya, mau laki laki ataupun perempuan, dia akan menjadi seorang penari dan penyanyi berbakat” kata Rashid , “Ohh tidak … anakku pasti akan membuat sejarah, aku mempunyai firasat seperti itu” ujar Zil Bahar lagi tiba tiba angin bertiup sangat kencang, “ Aku akan mencari makan dulu” ujar Rashid sambil berlalu dari sana.
Di Istana Agra, dikamar Jodha … tiba tiba saja Salim menangis dan membangunkan Jodha yang sedang tidur lelap “Heiii … ada apa sayang ??? ada apa nak ? kamu ingin keluar yaa ?? baiklah … ayo kita keluar” ujar Jodha sambil menenangkan anaknya. Malam itu hujan mulai turun, Jodha menuju ke arah balkon istana “Heiii … jangan menangis, ini cuma hujan angin sayang, ini biasa terjadi … kamu baru tahu yaa ???” kata Jodha sambil terus menenangkan Salim. Sementara itu diluar istana, tampak Zil Bahar keluar dari gubuknya yang tepat berada didepan istana, dari kejauhan Jodha melihat Zil Bahar yang sedang berdiri diluar gubuknya yang hanya terbuat dari jerami kemudian Zakira dan Shamshad datang menemani Jodha di balkon … “Apa yang sedang kamu pikirkan Ratu Jodha ?” tanya Zakira, “Aku sedang berfikir … hari ini hujan turun dengan derasnya dan kita aman berada di dalam istana, tapi lihat perempuan itu yang ada didepan gubuk, bagaimana dia bisa tinggal digubuk itu ? apalagi dengan cuaca yang buruk seperti ini ?” kata Jodha sambil terus penasaran melihat ke gubuk Zil Bahar. “Mereka itu yang kemarin datang, Ratu Jodha” ujar Zakira. Tanpa terasa ternyata Salimpun berhenti menangis, menyadari anaknya sudah tidak menangis lagi lalu Jodha berkata : “Heiii … kamu sekarang sudah bisa menikmati hujan yaa ??? kamu ingat waktu hujan terakhir waktu kamu masih didalam perut ibu yaa … kamu sudah bisa merasakannya” .
Sementara diluar istana di luar gubuk, Zil Bahar sedang ngobrol dengan anaknya yang dikandungnya “Kamu tahu, nak … suatu saat pada hujan berikutnya , aku akan bermain main hujan bersama kamu, aku akan membasahi jari jarimu yang kecil dengan air hujan” ujarnya sambil mengambil sedikit air hujan dan ditaruhnya diatas perutnya “Naah rasakan air hujan ini” katanya sambil mengusap usap perutnya yang membuncit.
Sedangkan Jodha saat itu juga sedang membasahi tangan Salim dengan air hujan , “Kamu tahu, nak … kata Syeh Salim kelak nantinya dalam kehidupanmu kamu akan berfikir menggunakan hatimu, ibu ingin kamu seperti itu karena seseorang yang berfikir menggunakan hatinya selalu akan menjadi orang besar” ujar Jodha
Sementara itu digubuk Zil Bahar “Kamu tahu, nak … Raja Jalal adalah seorang Raja yang agung dan dia memiliki seorang anak laki laki yang bernama Pangeran Salim, kamu akan sangat beruntung kalo kamu bisa bertemu dengan Pangeran Salim karena kamu akan dilahirkan di Kesultanan Mughal” kata Zil Bahar.
Diatas balkon, Jodha masih terus mengajak Salim ngobrol … “Kamu adalah seorang pangeran, kamu harus berjalan pada jalur ayahmu, kamu tahu … seseorang telah mengirimkan kamu benang suci” ujar Jodha
Digubuk Zil Bahar … “Benang suci yang aku kirimkan untuk Pangeran Salim itu adalah pemberian dari seorang ulama yang dititipkan ke aku” ujar Zil Bahar … kemudian dia melihat ada beberapa orang yang melewati gubuknya sambil berkata “Besok pangeran Salim akan mati dan masalah kita akan terselesaikan” kata mereka …
Zil Bahar langsung bersembunyi agar tidak terlihat oleh mereka, kemudian orang orang pergi dari sana, karena penasaran Zil Bahar mencoba untuk mengikutinya … dan dilihatnya orang orang masuk ke sebuah tempat rahasia … mereka masih saling ngobrol dan merencanakan bagaimana caranya membunuh Salim. Salah satu dari mereka berkata : “Besok Raja Jalal dan Ratu Jodha akan pergi ke Mandir bersama Pangeran Salim, disana pasti penjagaan akan dikurangi, kita akan menyerang Pangeran Salim disana dan kita akan bunuh dia di Mandir !” ujar orang itu, Zil Bahar yang sedari tadpi nguping nampak terkejut dan dia langsung berfikir “Aku harus memberitahu Raja Jalal tentang hal ini” ujarnya
Malam itu, Zil Bahar langsung menuju ke Istana Agra dan meminta izin pada para prajurit yang sedang berjaga agar dia diperbolehkan masuk untuk bertemu dengan Raja Jalal, “Saya ingin bertemu dengan Raja Akbar ! segera ! ini menyangkut kehidupan dan kematian ! tolooong … ijinkan saya bertemu dengan beliau” ujar Zil Bahar memohon dengan amat sangat tapi para prajurit itu tidak mengijinkannya bertemu dengan Jalal … “Tolonglah… ijinkan saya bertemu dengan Raja Akbar ! ini tentang nyawa Pangeran Salim !” ujar Zil Bahar lagi. Sementara itu di istana balkon, Jodha sedang santai di balkon istana bersama Jalal dan Salim “Seharian ini Salim kelihatan tegang sekali, dia tidak Ttidur seharian, Yang Mulia” kata Jodha ,
”Tentu saja, Ratu Jodha … dia itu pangeran jadi dia memang harus memiliki beberapa sikap” ujar Jalal, sesaat kemudian Jodha melihat Zil Bahar sedang berdiri di gerbang istana ,,, “Sepertinya ada keributan diluar istana, Yang Mulia” kata Jodha, lalu Jalalpun ikut melihat kebawah melihat apa yang terjadi, disana sudah ada Maan Sigh dan perempuan tersebut … tak berapa lama kemudian Maan Sigh membawa Zil Bahar menghadap ke Jalal
Ketika Zil Bahar bertemu dengan Jalal , Jalal langsung bertanya : “Ada masalah apa ? kenapa kamu ingin bertemu dengan saya ?” tanya Jalal , “Maafkan, hamba Yang Mulia … hamba cuma ingin memberitahu bahwa Pangeran Salim saat ini dalam bahaya, saya tanpa sengaja tadi mendengarkan pembicaraan beberapa orang yang membuat rencana untuk membunuh pangeran Salim di Mandir” kata Zil Bahar ,
Jalal dan Jodha sangat terkejut mendengarnya , “Kalo sampai informasi yang kamu berikan ini salah, kamu tahu konsekuensinya kan ? kamu akan saya bunuh !” ujar Jalal lagi , “Seorang perempuan yang akan menjadi ibu, bagaimana mungkin akan memberitakan kabar bohong, Yang Mulia” ujar Zil Bahar lagi … lalu Jalal berkata pada para pengawalnya “Kalo perempuan ini berkata benar, aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi” kemudian Jalal menyuruh Maan Sigh untuk menyiapkan pasukan.
Malam itu Shariffudin sedang bersama ayahnya, “Aku sudah merencanakan pembunuhan Salim dengan sempurna” kata ayah Shariffudin “Jalal telah menghina kamu dan sekarang dia akan kehilangan anaknya lagi” ujar ayah Shariffudin lagi …
“Bagaimana caranya ayah ?” tanya Shariffudin tepat pada saat itu Bhaksi Banu masuk ke kamar tersebut dan mendengarkan semua percakapan suami dan ayah mertuanya. “Orang orangku akan membunuh Salim di Mandir” lanjut ayah Shariffudin lagi, Sharif tertawa mendengarnya dan berkata : “Besok adalah hari yang paling paling paling buruk buat Jalal !!!” Bhaksi Banu bersembunyi dan mendengar semua rencana jahat suaminya.
Malam itu diluar istana, Zil Bahar mengajak Jalal dan semua pasukannya ke tempat para preman yang telah membuat rencana pembunuhan Salim, “Baiklah, kamu tunggu disini saja … sekarang kami akan mengurus mereka semua” ujar Jalal. Digubuk para preman tersebut, mereka sedang menikmati malam itu, sesaat kemudian Jalal dan pasukannya masuk ke gubuk dan perkelahianpun terjadi, Jalal, Maan dan pasukannya berhasil membunuh para preman tersebut, lalu Jalal bertanya pada salah satu preman : “Katakan ! siapa yang menyuruhmu untuk membunuhku anakku !” bentak Jalal “Kalau kamu tidak mengatakan, aku akan mengirimmu ke neraka ! kamu akan merasakan kematian yang mengenaskan !” bentak Jalal lagi , “Ampuuun … ampun Yang Mulia, hamba mohon ampun … semua ini rencana Shariffudin dan ayahnya, mereka yang menyuruh kami untuk membunuh Pangeran Salim” kata preman tersebut, Jalal sangat terkejut mendengarnya.
Di istana Agra, Bhaksi Banu menghampiri Shariffudin … “Aku akan mengatakan semua kebenaran ini ke Jalal meskipun kamu akan membunuhku, aku tidak takut !” ujar Bhaksi Banu. Sharif langsung memegang Mehtab (anak perempuan mereka) dan menaruh belatinya dileher Mehtab , “Apa yang kamu lakukan ??? lepaskan Mehtab !” teriak Bhaksi . “Dari dulu aku tidak pernah menginginkan anak ini lahir !” kata Sharrif , “Kamu iblis ! ayah macam apa kamu ini ! kamu tidak pantas untuk hidup !” kata Bhaksi sambil melemparkan sebuah gelas ke arah muka Sharrif dan menyuruh Mehtab untuk lari keluar, Mehtabpun berlari meninggalkan mereka berdua … “Beraninya kamu, Bhaksi !” teriak Sharif sambil melemparkan Bhaksi ke dinding, kepala Bhaksi langsung terkena tiang penyangga dikamar itu dan berdarah, seketika itu juga Bhaksi pingsan.
Tak berapa lama kemudian ayah Sharrif datang “Kenapa kamu lakukan ini, Sharrif ??” tanya ayahnya, “Dia tahu tentang rencana kita, ayah !” ujar Syarif , “Jadi dia tahu tentang rencana kita ??? kalo begitu ayoo … kita pergi dari sini sebelum mereka menemukan kita !” ujar ayah Sharrif , “Aku tahu jalan rahasia keluar dari istana ini ayah, ayooo .. kita pergi !” kata Sharrif dan merekapun berlalu dari sana.
Sesampainya di istana Agra, Jalal langsung memerintahkan pengawalnya untuk mencari keberadaan Shariffudin dan ayahnya, kemudian Jalal mencari dikamar Bhaksi Banu dan dilihatnya disana adiknya sedang tidak sadarkan diri … “Yang Mulia, kami sudah mencari Sharrifudin kemana mana di istana ini, tapi kami tidak bisa menemukannya” ujar Maan Sigh … “Aku tahu … lewat jalan mana dia keluar dari istana ini” ujar Jalal sambil menggendong Bhaksi Banu.
Di kamar Bhaksi Banu, Bhaksi Banu saat itu sudah diobati dan sudah pulih dari pingsannya, dia sedang berbaring diatas kasurnya ditemani oleh anak perempuannya Mehtab, tak lama kemudian Jalal, Jodha dan Rukayah datang ke kamarnya …
“Bagaimana keadaan kamu ??? kamu sudah baikkan ?” tanya Jalal, “Aku malu, aku malu sama perbuatan suamiku, aku nggak tahu mukaku akan ditaruh dimana setelah kejadian itu” ujar Bhaksi ,
“Ini bukan salah kamu, Bhaksi … ini adalah salahku, aku telah memilih orang yang salah untuk menjadi suamimu, mereka telah kabur dari istana ini tapi suatu saat kami akan menangkapnya segera” ujar Jalal … “Sekarang aku tahu semua permasalahan ini ternyata dibuat oleh mereka berdua, dia mengirimkan aku ke kamarmu sehingga mereka bisa menyerangku, sekarang mereka merencanakan untuk membunuh anakku” kata Jalal … “Aku nggak mau melihat wajahnya lagi, Jalal” ujar Bhaksi
Di Mandir … Jodha dan Jalal mengunjungi kuil Dewi Kali di Mandir bersama Salim, mereka melakukan pemujaan disana, ketika mereka keluar dari Mandir .. mereka melihat Zil Bahar dan Rashid ada disana juga … “Aku sangat berterima kasih pada kalian berdua, karena kalian aku bisa menyelamatkan anakku hari ini” kata Jalal, lalu dia memberikan cincinnya sebagai tanda terima kasih,
“Aku berjanji … kapanpun kalo kalian membutuhkan bantuanku, aku akan membantu kalian” ujar Jalal. “Aku juga sangat berterima kasih karena telah menyelamatkan anakku” kata Jodha, kemudian Jalal menyuruh Todar Mal untuk memberikan sebuah tempat di dalam istana dan memberikan Rashid pekerjaan di istana …
“Kami bisa melihat kebesaran hatimu, Yang Mulia” ujar Rashid, “Maafkan hamba Yang Mulia, hamba punya satu permintaan” kata Zil Bahar , “Katakan … “ ujar Jalal , “Nanti setelah anak hamba lahir, kami ingin anda yang memilihkan nama untuknya” kata Zil Bahar , “Baiklah … nanti aku akan memberikannya sebuah nama” ujar Jalal
Suatu hari Zil Bahar mengunjungi kamar Jodha, “Aku dengar … kamu ingin melihat anakku dari dekat, maka aku memanggilmu kesini lalu Jodha menyuruh Zil Bahar untuk menggendong Salim, Zil Bahar tampak senang bisa memegang Salim dan bermain main dengannya, “Rupanya anda mengenakan benang suci yang saya berikan untuk Pangeran Salim, Ratu Jodha” kata Zil Bahar “Saya senang melihatnya” kata Zil Bahar lagi . “Bagaimanapun juga itu untuk keselamatan anakku jadi aku memakaikannya ke Salim” kata Jodha , kemudian Salim menyentuh perut Zil Bahar yang sudah semakin membesar “Nampaknya dia ingin bermain main dengan anak hamba juga, Ratu Jodha” kata Zil Bahar , “Nggak masalah … mereka sudah berteman sekarang” kata Jodha lalu Jodha menyuruh pelayannya untuk memberikan sejumlah hadiah untuk Zil Bahar.
Suatu siang, Jalal sedang berdiskusi dengan para menterinya tentang apa yang terjadi kemaren adalah suatu kesalahan, “Kami akan memperketat keamanan, Yang Mulia” kata Todar Mal, kemudian Jalal membuat rencana untuk memperketat keamanan di Istana para Istri.
Malam itu Jalal mengunjungi kamar Jodha, saat itu Salim sedanga bermain main dengan ‘dupatta’ (kain penutup tubuh) ibunya, Jodha dan Salim tampak asyik bermain main … karena merasa tidak diperhatikan oleh Jodha lalu Jalal bilang “Rasanya aku ini orang asing dikamar ini … rasanya setelah anakku lahir, istriku jadi lebih mencintai anakku ketimbang suaminya, rasanya dia telah membagi cintanya” ujar Jalal ,
“Bukan begitu, Yang Mulia” sahut Jodha … “Setelah anak kita lahir, hubungan suami istri jadi semakin kuat” lanjut Jodha , “Tidak ,,, siapa bilang ??? buktinya seharian ini kamu menjauh dariku, waktumu hanya kamu habiskan bermain main dengan anakmu ini” ujar Jalal “Kamu tahu … aku kesepian sehari ini” ujar Jalal lagi …
digoda seperti itu Jodha langsung bilang “Tidak ,,, kamu itu tidak kesepian, Yang Mulia … kamu punya banyak istri, kamu bisa menghabiskan waktu bersama mereka juga kan” kata Jodha … “Oh iyaa itu benar, aku memang seharusnya menghabiskan banyak waktu bersama mereka” kata Jalal dengan nada menggoda …
mendengar jawaban suaminya seperti itu, Jodha langsung cemberut dan bilang “Kalau kamu punya banyak waktu, kenapa kamu nggak mengurus Salim ??” kata Jodha setengah merajuk ,,,
Jalal yang waktu itu mau beranjak keluar langsung menghentikan langkahnya “Apa yang kamu bilang ???” tanya Jalal lalu Jodha langsung buru buru bilang “Oooh … tidak, Yang Mulia … pergilah ke istri istrimu yang lain” ujar Jodha . “Salim adalah tanggung jawabmu, Ratu Jodha … kalo aku ,,, aku punya banyak istri yang menjadi tanggung jawabku” kata Jalal , “Kamu tidak akan berhenti bicara kalo aku tidak mengatakan berhenti, Yang Mulia … pergilah” kata Jodha ,
“Baiklah .. aku pergi” ujar Jalal , Jodhapun hanya bisa melongo melihat kepergian Jalal karena sebenarnya dia nggak mau Jalal pergi … cemburuuu nii yeee ..