Sinopsis Jodha Akbar episode 101. Jodha bertanya pada moti, “yang mulia mengatakan dia tidak menyentuhku, benarkah?” Moti menjawab, “kenapa tidak? Kenapa dia berbohong pada istrinya? Kalaupun ia siapa yang sanggup menghentikannya? Yang muli atidak takut mengatakan bohong, kalaupun dia menyentuhmu maka itu adalah haknya. Kalian suami istri.”
Ruq mengatakan kalau Jalal telah banyak mempermainkan Jodha, kasihan dia. Sekarang dia akan terbaring di salah satu sudut istana ini. Jalal bertanya pada Ruq, “tidak kah kau cemburu?” Ruq tertawa dan berkata, “ini bukan pertama kalinya kau menghabiskan malam bersama istri yang lain, mengapa aku harus cemburu?” Jalal berkata bahwa sebagai istri, Ruq seharusnya cemburu.
Di tempatnya Jodha berkata bahwa meskipun dia istrinya, Jalal tetap membutuhkan persetujuannya sebelum menyentuhnya, dan itu di anggap sebagai kesombongan.
Sinopsis Jodha Akbar episode 101.Di depan jalal ruq berkata, dulu dia sombong sekali, sekatang dia akan menangis sepanjang sisa hidupnya. Kemudian Ruq berpamitan pada Jalal. Sepeninggal Ruqaiya Jalal berpikir, para wanita itu, dia sama sekali tidak bisa mengerti mereka. Apa yang mereka lakukan sebagai teman, sangat berbeda dengan perilaku mereka sebagai istri. Tidak peduli siapa mereka, wanita memang tidak mudah untuk di mengerti, apakah itu Ruqiya, Jodha ataupun Salima.
Jodha menemui hamida di kamarnya. Dia memberi salam dan menyentuh kaki hamida. Hamida dengan senang hati menyambur Jodha. Dia menyuruh Jodha duduk. Jodha mengucapkan terima kasih karena Hamida telah membelanya di sidang. Jodha berkata, “siapa lagi yang bisa saya percaya selain anda, ami jaan.” Hamida menjawab kalau Jalal pasti akan melindunginya. Apakah dia akan membiarkan jodha merubah agamanya atau tidak, keputusan suami sangat penting dalam hal ini. Jodha tetap bersikukuh bahwa Hamida adalah penyelamatnya. Hamida menjelaskan pandanganya, bahwa agama adalah urusan kemanusiaan dan merupakan hak masing-masing orang. Jodha telah sangat banyak membantu orang, apakah itu Rahim, Moti ataupun Jalal. Jdoha berkata bahwa Hamida selalu ada untuknya. Hamida memberitahu Jodha, kalau tidak ada dirinya, Jalal pasti akan tetap memenuhi janjinya. Jodha terdiam memikirkan kata-kata Hamida tentang jalal.
Ini kali ketiga, Jodha memasuki dapur istana. Kali ini dia ingin memasak untuk Jalal, dia membuat banyak macam masakan. Jodha punya alasannya sendiri, tidak lain dan tidak bukan adalah karena Jalal telah memenuhi janjinya. Tidak menyentuhnya tanpa izin darinya dan tidak memaksanya untuk pindah agama. Moti dengan setengah mengoda mengatakan bahwa sangat baik jika seorang istri mau memasak untuk suaminya. Cinta akan berkembang. Jodha menatap Moti dengan tatapan galaj. Moti langsung meralat kata-katanya, “bukan. Maksudku jik asuami istri makan dari piring yang sama maka cint akan tumbuh lebih pesat lagi.” Jodha tertawa meledek lalu menyuruh moti tutup mulut kalau tidak dia akan membakarnya. Salima datang melihat Jodha masak. Dia berbicara tentang insiden mandir yang menyebabkan kericuhan. Dan memuji Jodha karena mau masak untuk Jalal. Jodha menjawab kalau itu sudah menjadi tugas istri memasak untuk suami. Moti tersenyum meledek. Jodha memberinya tatapan galak. Salima tersneyum dan berkata dia tidak pernah melihat Jodha bersikap begitu baik pada Jalal.
Jiji angga juga mengatakan hal yang sama. Jodha terlah bersikap baik pada Jalal sekarang, memasak untuknya. Smeu aberkata itu karena hamida memuji Jalal di depan Jodha sehingga dia mau membuatkan masakan untuknya. Hamida berkata dia ingin melihat Jodha menyajikan makanan untuk Jalal.
Ruq yang mendengar Jodha memasak untuk Jalal berkata dengan sinis, bahwa itu tak ada gunanya. Jalal tak akan tertarik pada Jodha, Lalu untuk apa membuat makanan untuknya? Membuyat malam-malamnya pernuh warna? Maham harus melihat ini,. sayang maham sedang keluar istana. Ruq bertanya pada hoshiyar kapan maham pulang. Hishiyar berkata kalau dia tidak tahu dan tidak bisa megatakan apa-apa.
Jalal keluar dari ruang sidang bersama Atgaha dan beberapa menteri. Mereka tidaklangsung pergi tapi masih melanjutan pembicaraan mereka tentang politik. Jalal mengatakan mereka harus mengontrol pergerakan para Rajvanshi untuk dapat menyatukan India. Seorang pelayan mendekati Jalal dan memberitahunya kalau Jodha sedang menunggu dirinya untuk makan malam. Jalal tersenyum dan berpikir kalau Jodha mulai membuka diri untuknya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 101. Jodha menunggu Jalal di meja makan. Hamida dan para wanita menemaninya. Jalal datang di temani Atgah dan para menteri. Jalal memberi salam dan duduk di kursi yang telah di sediakan. Jodh amenuangkan air untuk membasuh tangan Jalal. Jalal menatap Jodha dan bertanya, makanan tidak pedas seperti dirimu kan? Jodha tersenyum dan menjawab cicipi dulu baru berkata. Jodha duduk di samping Jalal mengambilkan makanan untuk nya. jalal menatap Jodha dengan tatapan penuh tanda tanya. Hamida mengajak para wanita dan yang lainnya untuk pergi meninggalkan Jalal dan Jodha berduaan. Jodha terlihat canggung. Jalal bertanya kenapa Jodha semuarh hati ini, memasak untuknya. Jodha menjawab kalau setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa bahagianya. Jalal bertanya kebahagiaan apa? Jodha menjawab karena Jalal telah memenuhi janjinya dengan membiarkan dia tetap memeluk agamanya. Jalal baru berkata tetapi, Jodha sudah memotong ucapannya dengan berkata, “tahukan anda bahwa seseorang itu sebaiknya tidak bicara sambil makan?” Jalal mengajak Jodha makan bersamanya. Jodha terdiam sebentar seperti berpikir, lalu bilang kalau dia akan membawa piring lain. Jalal mengajak Jodha mekan dari piring yang sama dengannya. Jodha terdiam. Jalal menunggu jawaban darinya. Jodha teringat kata-kata moti, kalau suami istri makan dari piring yang sama, cinta akan berkembang pesat. Jodha berkata kalau dia tiak makan makanan yang dimakan Jalal ~Jodha vegetarian~. Jalal menyahut, “baiklah, saya akan makan apa yang kau makan. Bawalah piring yang lain.” Jodha tercengang, tapi lalu pergi kedalam untuk mengambil piring berisi makanannya dan meletakannya di meja. Jodha kemudian duduk di samping Jalal, menuang makanan kepiring jalal. Jalal menatap Jodha, saat Jodha tak menatapnya. Saat jalal menatap tempat lain, Jodha mencuri padang pada Jalal. Lalu saat tatapan mereka bertemu, keduanya saling tersenyum. Setelah selesai mengambilkan makanan untuk Jalal, Jodha pindah duduk kedepan Jalal. jalal akan mulai makan, tapi Jodha mencegahnya. Jodha berkat akalau dia akan mencicipi makanan itu dulu. Jalala berkata, “kau yang menyiapkannya, dan saya percaya padamu sepenuhnya.” Jodha terkesan mendengar ucapan Jalal. Jodha berkata, “aku berterima kasih bahwa…” Jalal memotong ucapan Jodha dengan berkata terima kasih di terima. Jalal menyantap makanan dan terlihat sangat menikmatinya. Jalal memuji Jodha dan berkata kalau diriny aakan sangat senang kalau Jodha mau memasak untukny asetiap hari, di asuka keahlian Jodha yang satu ini. Di sela-sela makannya, Jodha bertanya, “jika ami jaan tidak berpihak pada ku….” Jalal dengan cepat menyahut, “maka aku yang akan mmemihak padamu.” Jodha tertegun mendengarnya. Jalal melanjutkan, “aku telah berjanji padamu, dan akam memenuhinya apapun yang terjadi. Kau sehatusny atahu itu.”
Sharifudin sangat marah pada para ulama karena berubah pikiran setelah menerima surat dari Salim Chisti. Dan karena itu sekarang kekuatan non islam semakin berakar kuat di Agra. par aulama membela diri dengan mengatakan kalau Salimchisti mempunyaia pengaruh yang sangat kuat dan terpandang. Mereka tak bisa bicar apa-apa apalagi untuk menentangnya. Sharifudin memprovokatori para ulama agar menentang Jalal dan memaksa mereka menghentikan penyebaran hindu di agra.
Salima sedang mengajari Rahim tentang ilmu agama ketika Jodha datang. Rahim membaca satu baris yang diajarkan salima, Jodha bertanya apa artinya? Dia mengatakan artinya adalah dengan marah-marah dan terburu-buru tidak ada sesuatu yang bisa di kerjakan dengan benar, dengan melakukannya secara perlahan dan bijaksana semua bisa dilakukan bahkan ularpun bisa keluar dari lubangnya. Jodha berkat akalau dia mempunyai pikiran yang sama. Salima mengatakan mungkin agama membuat manusia mempunyai pendapat berbeda, tetapi kebenaran datangnya dari hati. Rahim selesai belajar dan ingin Jodha mendengarkan Jodha bercerita. Jodha berjanji akan bercerit apadany ananti, dia menyuruh rahim bermain di luar dulu. Jodha menanyakan tentang bait yang tadi dari salima. salima menjelaskannya.Salima berkat akalau Jodha sangat suka belajar, karena itu mulai sekarang dia akan megajari Jodh agamanya, dan Jodha akan mengajari Salima agamanya juga. Lalu belajar -mengajar diantara keduanya pun berlangsung.
Sinopsis Jodha Akbar episode 101. Hoshiyar memberi tahu Ruq kalau Jodha memasak untuk Jalal. Hoshiyar mengatakn kalau istri-istri yang lain cemburu mendengar Jalal memakana masakan Jodha. Ruq dengan angkuh berkata pad Hoshiyar, kalau dirinya tidak pernah menunggu Jalal, tapi Jalal yang selalu menunggunya.
Jalal sedang berjalan di taman. ngin bertiup dan menerbangkan kertas-kertas kearahnya. Jalal berhenti sebentar dan melihat asal kertas -kertas itu. Dia melihat Jodha dan moti sedang mengumpulkan kertas. Jalal memberi isyarat pada pengawal agar pergi meninggalkan dirinya. Jodha duduk di teras taman sambil memandang bulan. Jodha berkata pada moti kalau cuaca sangat baik dan bulan terlihat sangat indah. Jalal mendekati Jodha dari belakang. Moti melihat Jalal segera pergi untuk memberinya ruang. Jalal terpesona pada kecantikan Jodha. Jalal berkata, “Suhanallah, sangat cantik sekali.” Jodha mendengar suara Jalal menyahut, “ya memang sangat indah. ” Jalal heran dan bertanya, “apanya yang indah, ratu Jodha?” Jodha menjawab, “rembulan.” Jalal menatap rebulan dan berkata, “buang-buang waktu saja melihat bulan.” Jodha membantahnay denganmengatakan kalau seseorang akan mendapatkan kedamaian saat memandang bulan, benar-benar damai. Jalal ikut-ikutan duduk diteras. Jodha bertanya, kenapa duduk di sini, katanya membuang-buang waktu. jalal menjawab kalau dia juga punya hak untuk merasakan damai. Jodha berkata kalau dia belajar agama mughal dari salima hari ini. Jalal berkat akalau dirinya tidak menyuruh Jodha mempelajarinya. Jodha berkat akalau dia ingin belajar agam ayang berbeda. Jalal bertany akalau begitu apa yang sudah anda pelajari. Jodha mengulang apa yang diajarkan Salima de depan Jalal. Jodha berkata, “dengan marah dan terburu-buru tidak ada yang bisa dilakukan dengan benar, dengan perlahan dan bijaksana semuanya dapat dilakukan bahkan ular bisa keluar dari lubang. Jalal terkesan dan mengucap “subhanallah, sangat bagus sekali, ratu jodha.” Jodha berkata, ” sekarang jangan bilang ~meniru suara Jalal~ aku suka dengan bakat mu yang ini, ratu Jodha” Jalal tertawa mendengarnya dan berkata kalau dia hampir saja mengatakan itu.
Untuk pertama kalinya Ruq kelabakan mencari Jalal. Dia keluar dari kamarnya menuju balkon. Dari balkon dia menatap sekeliling. Dia melihat Jodha dan jalal sedang berbincang-bincang di teras sambil sesekali tertawa. Ruq cemburu…Sinopsis Jodha Akbar episode 102