Sinopsis Jodha Akbar episode 93. Perayaan Mehndi sudah di mulai. Beberapa gadis berdiri di tengah aula untukmenari. Mereka menarik Jodha untukmenari bersamanya. Jodha tidak menolak. Jodha menari di iringi lagu Mehndi Rachayo. Semua yang hadir menikmati tarian Jodha. Patut di ketahui, upacara mehndi hanya untuk para wanita, sedang pria dilarang masuk kesana. Jalal pun telah di beritahu oleh anak-anak tentang ketentuan itu. Tapi dia penasaran dan ingin melihat Jodha menari. Maka Jalal mengendap-endap di belakang tirai mengintip Jodha. Dia tersenyum-senyum sendiri melihat Jodha menari, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta. Javeeda ingin turut menari, tapi maham angga melarangnya. Maham mengatakan bahwa mehndi ditangannya akan rusak kalau di pakai menari. Sementara itu Jalal masih sibuk mengintip Jodha sambil senyum-senyum sendiri. Tidak ada seorang pun yang menyadari kehadiran Jalal. Kecuali Jodha yang sekilas sempat bersitatap dengannya.
Jodha langsung menghentikan tariannya, dan menatap Jalal dengan rasa tidak terima. Melihat itu Jalal tersenyum dan segera menyingkir. Anak-anak datang menemui Jodha dan memuji tariannya. Mereka juga bilang kalau Jalal ingin melihat Jodha menari, tapi mereka sudah memberitahu Jalal kalau pria tidak boleh ikut acara mehndi. Mendengar cerita anak-anak, Jodha berpikir, Jalal sudah tahu kalau tidak boleh datang ke acara mehndi tapi di melanggar. Jodha segera pergi mencari Jalal.
Jalal ada di kamarnya. Dia spertinya sedang memikirkan sesuatu. Jalal melihat dupatta Jodha tergeletak di ranjang. Jalal duduk di tepi ranjang sambil memegang dupatta jodha. Jalal teringat jodha yang tadi dilihatnya sedang menari. Jalal menatap dupatta Jodha seperti sedang menatap Jodha. Tiba-tiba Jodha masuk. Jalal dengan cepat melemparkan dupatta kembali ke ranjang. Jodha menghampiri Jalal. Jalal berkata, “jadi kau memasang mehndi ditanganmu.” Jodha membalas, “kau bertanya atau memberitahu?”. Jodha memprotes Jalal karena telah pergi ke acara mehndi dan mengintipnya menari. Kata Jodha, “dulu waktu mann singh masuk istana para wanita yang terlarang menjadi berita besar dan akan di hukum. Dan kau melakukan hal yang sama, datang ke upacara mehndi padahal sudah tahu di larang.” Jalal dengan ringan menjawab, “kalau begitu hukumlah aku.” Jodha berkata bahwa dia tidak menghukum orang untuk hal-hal yang kecil, dan lagi Jalal telah memaafkan Maan, karena itu dia memaafkannya. Seperti biasa, sifat usil Jalal tidak membiarkan Jodha berlalu begitu saja. Jalal berdiri menghampiri Jodha, menatapnya dengan tatapan yang membuat Jodha jengah. Lalu menarik tangan Jodha, mengamati hiasan Mehndi ditanganya dan berkata…”Masyaallah… indah sekali.” tapi setelah itu Jalal mengoda Jodha dengan mengatakan bahwa Jodha tidak mau menghukum dirinya karena Jodha kini mulai menyukainya. Tentu saja Jodha jengah dan berkata, “kau sudah hilang akal.” Akhirnya Jodha memutuskan menghukum Jalal untuk membuat pikirannya jernih. Jodha menyuruh Jalal push up 500 kali. Jalal menerimanya dan tidak keberatan. Lalu satu persatu Jalal melepaskan atributnya, jubahnya, turbannya…lalu bajunya. Jodha jadi salah tingkah dan bertanya kenapa dia melepas pakaiannya. Jalal menjawab bahwa dia tidak bisa push up dengan memakai pakaian kebesarannya. Jalal berdiri telanjang dada di depan Jodha. Jodha membuang pandang. Jalal melarangnya.
Dia menyuruh Jodha melihatnya dan menghitung gerakan push upnya. Karena dia tidak mau nanti di katakan curang. Jodha tidak mengubris ucapan Jalal. Jalal mulai melakukan push up. Sekali dua kali… lalu Jalal menjerit dan mengaduh-aduh dengan nada suara yang di buat-buat…. “Aaaahhh….uuhhhhh…. hmmmm… ahhhh,” Jodha menjadi risih dan menegur Jalal agar jangan bersuara seperti itu. Nanti kalau terdengar orang, mereka menduga yang macam-macam.
Tapi Jalal tidak mengacukannya. AKhirnya Jodha menghentikan Jalal dengan memegang lengannya yang telanjang, meski dengan perasaan segan. Jalal berkata dia akan berhenti jika Jodha mau memijat bahunya. Jodha menolak. Jalal mengulangi lagi perbuatanya. Akhirnya Jodha mengiyakan permintaan Jalal dan menyuruhnya berpakaian dulu. Jalal menolak, Jodha memaksa. Lalu Jodha duduk di tepi ranjang, sedang Jalal duduk di kakinya. Jodha mulai memijit leher dan bahu Jalal sambil ngomel, karena bukannya menjalankan hukuman darinya tapi malah dia yang memijatinya. “dia bukan Jalal tapi Jalad,” omel jodha kesal. Jalal mendengarnya. Tanpa bersalah dia bertanya, “kenapa Ratu Jodha?” Jodha menjawab tidak kenapa-kenapa. Jalal masih nekat mengoda Jodha. Jodha sewot. Jalal menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan diselingi desahan-desahan nakal. Jodha melarangnya. Jalal menyahut dengan kalimat yang membuat Jodha marah. Tidak tahu lagi bagaimana menghadapi Jalal yang lagi kumat isengnya, Jodha meninggalkannya dengan kesal. Belum cukup, Jalal mengantar kepergian Jodha dengan berkata, “sungguh malam yang indah.” sambil tertawa puas.
Sinopsis Jodha akbar episode 93. Pagi harinya Jodha membantu Sukanya bersiap-siap. Sukanya memberitahu Jodha, bahwa orang-orang bilang Jalal tidak punya hati, tapi dari apa yang Sukanya lihat adalah Jalal mempunyai hati yang baik. Jalal telah menyelamatkan perkawinannya. Ketika gajah mengamuk, dirinya sudah takut kalau Jalal akan murka, tapi dia tetap kalem dan tidak menjadikannya sebuah masalah. Kalau tidak, pasti akan terjadi keributan dan perkawinannya bisa batal lagi. Sukanya tidak bisa membayangkan apa jadinya jika hal itu terjadi, dia akan lebih baik memilih mati. Jodha mengatakan pernikahanya akan berlangsung dengan meriah dan berakhir bahagia. Dia akan memastikannya. Jodha menyuruh Sukanya melupakan peristiwa itu.
Keluarga mempelai pria datang. Semua menyambut di pintu gerbang. Sebuah ritual di lakukan oleh mainawati. Ritual yang sama yang di jalani Jalal saat dia menikahi Jodha. Jalal berdiri tak jauh di belakang Jodha. Sesekali dia melirik Jodha dan tersenyum. Jalal teringat kembali masa-masa dia menikahi Jodha dulu. Menawati memasang tilak di kening Jalal. Tapi meleber hingga mengenai hidungnya. Jodha melihat itu dan memberi tahu Jalal dengan bahasa Isyarat, tapi jalal tidak memahaminya. Lalu Jodha mengosok-ngosok hidungnya. Jalal malah ikut mengosok-ngosok hidungnya juga, lalu menatap Jodha dengan pandangan tak mengerti. Anak-anak menertawakannnya. Jodha memanggil keponakannya yang masih kecil dan berkata, “lihat jija mu terlihat bodoh,” lalu menyuruhnya memberi tahu Jalal. Anak itu menghampiri Jalal dan memanggilnya. Jalal jongkok, si ponakan membersihkan hidung Jalal lalu memperlihatkan tanganya yang berwarna merah karena tilak. Jalal segera menghapus tilak di hidungnya tapi merahnya malah menyebar meski tidak terlalu kelihatan. Jalal menatap Jodha dan bertanya dengan bahasa isyarat. Jodha mengangguk. Lalu Jalal menatap Jodha, dengan iseng dia memberi isyarat. Jodha bertanya balik dengan bahasa isyarat. Jalal menyentuh hidungnya lalu menunjuk kearah Jodha. Jodha menyeka hidungnya lalu menatap Jalal. Jalal menggeleng. Jodha terlihat kesal, dia kembali menyeka hidungnya. Anak kecil yang tadi, melihat perbuatan Jodha dan mendekatinya, dia menyuruh Jodha jongkok dan berkata, “jajisa membodohi anda. Hidungnya merah karena tilak, dan hidung anda merah karena di gosok.” Jodha tersipu dan menatap Jalal dengan kesal. Jalal tersenyum senang.
Sharif bermain-main dengan pasir. Adham datang menyapanya. Sharif mengatakan bahwa beberapa saat lagi bom akan meledak. Adham bertanya bagaimana kalau rencanamu gagal? Sharif mengatakan, itu adalah beda antara dirinya dan adham. Kalau dia gagal, kartu asnya akan menghancurkan segalanya. Ketika Ayah Vanjidar (suami sukanya) meminta benteng Ratanpur dari Jalal dan Jalal menolak, maka akan terjadi kekisruhan besar. Adham bertanya apakah kira-kira Jalal akan memberikan benteng itu? Sharif menjawab. Tidak mungkin, karena ratanpur merupakan benteng penting bagi Mughal. Keduanya bersorak membayangkan kekisruhan yang akan terjadi dan kemungkinan Jodha akan bertengkar dengan Jalal.
Semua orang berkumpul di aula untuk mendengarkan pengumuman daftar hadiah-hadiah yang di berikan sebagai mas kawin. Tiba-tiba ayah mempelai pria menyela, dia menagih janji yang katanya akan menyerahkan benteng Ratanpur. Jalal berkata benteng itu adalah miliknya. Si ayah pengantin pria berkata bahwa Sharif telah menjanjikan benteng itu pada mereka sat membicarakan tentang lamaran. Sharif membantah, dia tidak mungkin melakukannya. Karena benteng itu penting bagi Mughal. Bharmal bertanya kenapa dia menginginkan benteng ratanpur. Si ayah mempelai menjawab, untuk keamanan. Bharmal telah menikahkan putrinya dengan mughal, maka semua Rajvanis menjadi musuhnya. Dia pun ingin mendapoat perlindungan yang sama. Jalal bertanya pada pada sharifudin apakah itu benar? Sharif berkata tidak benar dan memberikan alasan. Tapi si ayah mempelai ngotot mengatakan bahwa sharif berbohong. Suasana menjadi tegang….. Sinopsis Jodha Akbar episode 94.