Sinopsis Jodha Akbar episode 168. Tiba-tiba….jemari Jodha bergerak. Jalal mempererat genggamanya. jalal mengamati wajah Jodha, bibir Jodha bergerak… dan nafasnya naik turun. Jalal tertegun. Tidak percaya pada pandangannya. Jodhanya telah sadar.
Suara Jiwa Jalal dari masa depan kembali terdengar, “Akhirnya malam berakhir. Kau mengerakkan jemari mu di pagi hari dan aku… mendapat kan kembali hidupku saat itu…”
Melihat Jodha sadar, jalal berteriak memanggil hamida, Ruqaiya dan maham. Semua orang bergesa masuk kedalam. Bahkan Ruqaiya terlihat sangat cemas. Tapi ketika melihat Jodha membuka matanya, semua orang senang, termasuk maham angga. Mereka mengangkat tangan mengucap syukur. Jodha membuka matanya, dia melihat Jalal duduk di sisinya. Jodha hendak bangun tapi jalal melarangnya. Jodha menanyakan Benazir. Jalal mengatakan agar tidak perlu kuatur, karena Benazir telah meninggalakan kehidupan ini. Jalal menyuruh Jodha beristirahat. Hakim saiba mengatakan kalau ini adalah keajaiban, sepertinya JOdha telah menemukan alasan untuk hidup. Terkadang Doa memang lebih manjur daripada obat. Namun begitu, karena kondisinya sangat lemah, hakim saiba menyuruhnya istirahat total. Jalal meyuruh semua orang pergi, agar Jodha bisa istirahat. Hingga tinggal Jalal sendiri. Jodha terlihat mengatuk, perlahan-lahan matanya terpejam lagi. Jalal berdiri mau pergi, tapi Jodha memegangi tanganya. Jalal menatap Jodha, dan kembali duduk di sisinya. Perlahan-perlahan Jalal mencoba melepaskan pegangan tangan Jodha, dan meletakan tangan itu di sisi tubuhnya. Jalal kemudian berdiri dan melangkah pergi, tapi ditengah jalan, dia berhenti dan berbalik memandang Jodha yang terbaring dengan mata setengah tertutup. Jalal sepertinya enggan meninggalkan Jodha. Jodha mencoba membuka matanya, tapi hanya sedikit saja. Dari mata yang terbuka sedikit itu dia menatap Jalal yang melangkah pergi meninggalkannya.
Bersama keluarga kerajaan, Jalal pergi mengunjungi dargah dengan jalan kaki. Rakyat yang berdiri melihat rombongan keluarga kerajaan itu mengelu-elukan nama jalaluddin. Jalal mengangkat tangan untuk membalas sapaan rakyatnya. Sampai di dargah, Jalal menyerahkan kain selembar kain yang kemudian di gunakan untuk menutupi pusaran yang ada di situ. Setelah itu, Jalal duduk di depan pusaran dan berdoa. Para wanita anggota keluarga kerajaan yang menyertai Jalal turut mengangkat tangan berdoa, sebagai ungkapan rasa syukur karena Jodha telah terlepas dari maut. Sebelum pergi Jalal mencium tepi pusaran lalu melangkah mundur meninggalkan pusaran.
Sinopsis Jodha Akbar episode 168. Dari dargah, Jalal menuju balkon ditemani oleh anggota keluarga kerajaan. Rakyat kembali mengelu-elukan nama Jalal dan Jodha. Di kamarnya, Jodha mendengar keriuhan itu dan segera bangun dari tidurnya. Jodha ingin melihat ada apa sebenarnya. Tapi moti melarang dan memintanya untuk istirahat, karena hakim saiba mengatakan tubuhnya masih lemah. tapi Jodha memaksa dan mengatakan dirinya baik-baik saja. Jodha turun dari tempat tidur, tapi baru saja berdiri dia sudah sempoyongan. Jodha berdiri di depan jendela dan melihat keluar di mana Jalal berdiri di atas balkon dan rakyat mengelu-elukan nama mereka.
Di atas balkon, di hadapan seluruh rakyatnya, Jalal melepas turbanya. Suasana hening seketika. Semua orang saling pandang. Jodha menarik nafas panjang. Bukan hanya itu saja, Jalal juga melepas semua atribut yang di milikinya sebagai seorang raja, belati emasnya, perhiasan di lehernya, ikat pinggangnya bahkan baju kebesarannya. Semua orang saling bebisik dengan kuatir, bahwa siapa saja dapat menyerang Jalal saat itu. Karena sebagai raja dia sudah tidak bersenjata. Bisik-bisik itu berhenti ketika Jalal membuka suara. “Kalian pasti bertanya-tanya mengapa saya melepas turban dan segala atribut yang kumiliki sebagai raja. Kalian pasti berpikir bahwa hal seperti itu hanya di lakukan jika seorang raja akan turun tahta atau seseorang terdekatnya meninggal dunia. Tapi hari ini, aku di sini bukan sebagai raja tepai sebagai anak, saudara. Hariini saya di sini diantara keluarga, keluarga yang ada bersamaku saat aku kesusahan. Yang mendoakan, yang mendukung ku di masa-masa sulit. Doa kalian telah meyelamatkan aku dari wanita beracun. Doa kalian telah menyelamatkan ratu Jodha,” Jodha mendengarkan semua kata-kata Jalal, dia terharu dan meneteskan air mata. Jalal melanjutkan, “Aku selalu mengatakan bahwa aku tidak punya hati, tapi hari ini saya ingin mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam, saya bukan raja lagi. Kalian tidak perlu takut pada pedang karena kalian semua adalah keluarga, karena kekuatanku adalah karena kalian semua. Aku memenangkan perang karena dukungan kalian. Doa kalian menyelamatkan Jodha…” Rakyat meneriakan dan mengelu-elukan nama Jalal dan Jodha. Jalal mengatakan bahwa hari ini akan ada perayaan, tidak dalam istana. Tapi di tempat di mana mereka semua akan menjadi bagian dari perayaan itu. Jalal mengakhiri pidatonya dengan mengatakan bahwa keinginan rakyat adalah perintah baginya. Di kamar Jodha menitikkan airmata bahagia.
Javenda menari-nari sambil bernyanyi. Adham lewat di sampingnya tanpa menoleh. Melihat itu Javeda segera menarik tangan Adham dan berkata “aku menangkapmu.” Adham bertanya, “apa?” Javeda bilang dia melihat adham kuatir untuk Jodha begum. “Jalal bukan saudara kandungmu, tetapi anda masih peduli padanya.” Javeda juga bilang kalau ada seseorang yang mencoba membunuh adham, maka Javeda akan menyelamatkannya. Adham mengeluarkan pisau dan berkata, “aku tidak akan membiarkan siapapun melakukan hal sesperti itu padaku.” lalu dengan kesal dia meninggalkan istrinya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 168. Moti mengelap tubuh Jodha dengan air basah sambil berbincang-bincang. Moti mengatakan bahwa Jalal selalu ada untuknya ketika dia tidak sadar. Di atidak perduli pada Zakira atau siapapun. Dia mneyuruh Hakim saiba untuk menyelamatmu walau apapun taruhannya. Bahkan ketika Benazir menyendera Ruqaiya. Salima datang menemui Jodha membenarkannya. Salima berkata bahwa dia tidak pernah melihat Jalal begitu menghawatirkan siapapun. Dia ada di sisimu sepanjang waktu. Salima lalau menceritakan apa yang terjadi saat Jodha tidak sadar. Jodha terharu mendengarnya. Pengawal mengumumkan kalau ratu Ruqaiya datang. Ruqaiya memberi salam pada salima dan Jodha. Dia mengucapkan terima kasih pada Jodha karena telah menyelamatkan Jalal. Dia berkata bahwa Jodha boleh minta apapun darinya kecuali Jalal. Sesaat Jodha terlihat tegang dan slima tersenyum. Ruq menyuruh Jodha istrirahat. Setelah itu berpamitan.
Jodha tiduran, Moti duduk di lantai sambil memijit kepala Jodha. Jodha meminta moti untuk menceritakan apa yang Jalal akatakan dan lakukan. Moti menjawab kalau dia sudah menceritakan semuanya dan dia mengoda Jodha dengan berkata, “sepertinya kau sekarang suka mendengarkan tentang dia.” Jodha bangkit duduk dan berkata bukan apa-apa. “Aku harus tau apa yang Jalal lakukan karena dia bisa mengejek ku.. jodha begum begini… jodha begum begitu….” Tiba-tiba Jalal datang dan berdiri didepan pintu. Jodha menatapnya tak percaya, karena dia ingat Jalal pernah berkata bahwa dia tidak akan masuk kekamar ini. Jalal terlihat salah tingkah dan berkata, “ini aneh, aku pernah bilang tidak akan datang kesini,” lalu Jalal keluar, jodha terlihat sedikit kecewa. tapi ternyata Jalal hanya melepas sandal sambil bertanya pada Jodha, apakah dia boleh masuk kedalam? Jodha menjawab, “ya yang mulia, masuklah,” Jalal mendekati Jodha dengan ragu-ragu dan salah tingkah. Jodha menyapa, “pranam.” Jalal menjawab, “adab.” Jodha menatap jalal. Jalal terlihat salah tingkah. Jalal melihat Kahna (krisna), dia kesana dan mengambil piring arti. Jodha tersenyum senang. Jalal membawa piring arti kehadapan Jodha dan moti. Dia berkata, “aku berkata tidak akan masuk kesini, tapi kadang-kadang tidak ada yang tidak di hadapan tuhan.” Lalu Jalal menawarkan arti pada Jodha dan moti. Setelah itu dia sendiri juga melakukan arti lalu memberikan piring tersebut pada Moti. Jalal berdiri canggung didepan Jodha. Jalal bertanya bagaimana keadaanya. Jodha menjawab dia baik-baik saja. Jalal melihat obat Jodha diatas meja, dia bertanya pada moti kenapa tidakmemberikanya? Moti menjawab bahwa akan di berikan setelah beberapa waktu dari obat lain. Jalal bertanya kenapa tidak ditutupi? Moti menjelaskan kalau hakim saiba menyuruhnya agar meletakan di udara terbuka. Pokonya jalal terlihat canggung habis dan slah tingkah. Jodha melihat itu tapi tidak berkata apa-apa. Moti brkata pada bahwa dia ada di luar kalau mereka membutuhkan dia. Moti berbalik pergi, tapi Jalal menahannya. jalal mendekati moti dan berkata, “Hurm…Aku ingin bicara dengan Jodha berdua, jadi tolong pastikan tidak ada yang datang kedalam.” Moti mengangguk, ‘baik yang mulia.” Jodha bertanya pada Jalal, “apa yang ingin kau bicarakan?” Jalal menoleh dan menatap Jodha…. tak tahu harus bicara apa….